32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Semalam Kami Harus Layani Tujuh Tamu

12 Gadis Langkat jadi Budak Seks di Malaysia

Pepatah yang berbunyi, ‘hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri’, tampaknya benar-benar dialami gadis 14 tahun, sebut saja namannya Yanti. Niat mulia  membantu orangtua pasca putus sekolah, warga Desa Cinta Dapat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat ini, malah dijadikan budak seks di negeri jiran, Malaysia.

M Affandi, Binjai

SIPERIKSA: Yanti saat menjalani pemeriksaan di Polres Binjai, kemarin (4/7).
SIPERIKSA: Yanti saat menjalani pemeriksaan di Polres Binjai, kemarin (4/7).
Kisah pahit Yanti dibeberkannya saat mengadu ke Mapolres Binjai, Rabu (4/7) pukul 08.00 WIB. Ditemani ayahnya Nelson Sembiring (37), gadis berkulit putih dan rambut sebahu ini menceritakan perjalanan pahit yang dialaminya di negeri tetangga itu.

Anak sulung pasangan Nelson Sembiring dan Istina Br Ginting ini, awalnya mencari pekerjaan untuk membantu orangtuanya yang hanya pedagang es krim.
“Sekolah putus di tengah jalan, sampai kelas 2 SMP, karena kasihan lihat bapak,” kata Yanti.

Dia pun bertemu HH, warga Jalan Hoki, Kecamatan Binjai Timur dan ditawari bekerja di Malaysia sebagai pegawai restauran dengan gaji 1000 ringgit Malaysia  (Rp3 juta) per bulan. Yanti menerima tawaran itu tanpa sepengetahuan orangtuannya dan dipertemukan dengan agen bernama Ina, warga Perumahan Johor 2. Semua persyaratan lantas diurus Ina selaku penyalur. “Mulai dari KTP, KK, dan dokumen lainnya. Semua dokumen itu diurus di Aceh,” beber Yanti.
Yanti merahasiakan keberangkatan. “Rencanannya aku ingin memberitahu orangtua jika sudah sukses,” terangnnya.

Mereka berangkat naik fery dari Tanjung Balai. “Kami ada 12 orang,” tegasnnya. Di Malaysia, mereka ditempatkan di hotel Gold Cord dan dipekerjakan sebagai wanita pekerja seks bagi tamu hotel.
“Jika kami tidak mau melayani tamu, pemilik marah dan memukuli dan tidak memperbolehkan kami keluar hotel,” urainya.

Celakanya, majikan mengharuskan mereka melayani 7 tamu setiap malam. “Kami semua disuntik obat. Setiap malam, kami diharuskan melayani 7 tamu,” ungkapnya. Tak tahan dengan kondisi itu, Yanti mencoba melarikan diri. Hingga akhirnya, dia sampai di Medan. “Kebetulan dia orang Indonesia. Dia memberiku ongkos untuk naik kapal dan bus hingga sampai ke stasiun Pinang Baris,” ujarnya.
Di Pinang Baris, ia dijemputNelson Sembiring dan langsung mengadu ke Polres Binjai. Reskrim Polres Binjai AKP Aris Fianto membenarkan laporan itu.(*)

12 Gadis Langkat jadi Budak Seks di Malaysia

Pepatah yang berbunyi, ‘hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri’, tampaknya benar-benar dialami gadis 14 tahun, sebut saja namannya Yanti. Niat mulia  membantu orangtua pasca putus sekolah, warga Desa Cinta Dapat, Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat ini, malah dijadikan budak seks di negeri jiran, Malaysia.

M Affandi, Binjai

SIPERIKSA: Yanti saat menjalani pemeriksaan di Polres Binjai, kemarin (4/7).
SIPERIKSA: Yanti saat menjalani pemeriksaan di Polres Binjai, kemarin (4/7).
Kisah pahit Yanti dibeberkannya saat mengadu ke Mapolres Binjai, Rabu (4/7) pukul 08.00 WIB. Ditemani ayahnya Nelson Sembiring (37), gadis berkulit putih dan rambut sebahu ini menceritakan perjalanan pahit yang dialaminya di negeri tetangga itu.

Anak sulung pasangan Nelson Sembiring dan Istina Br Ginting ini, awalnya mencari pekerjaan untuk membantu orangtuanya yang hanya pedagang es krim.
“Sekolah putus di tengah jalan, sampai kelas 2 SMP, karena kasihan lihat bapak,” kata Yanti.

Dia pun bertemu HH, warga Jalan Hoki, Kecamatan Binjai Timur dan ditawari bekerja di Malaysia sebagai pegawai restauran dengan gaji 1000 ringgit Malaysia  (Rp3 juta) per bulan. Yanti menerima tawaran itu tanpa sepengetahuan orangtuannya dan dipertemukan dengan agen bernama Ina, warga Perumahan Johor 2. Semua persyaratan lantas diurus Ina selaku penyalur. “Mulai dari KTP, KK, dan dokumen lainnya. Semua dokumen itu diurus di Aceh,” beber Yanti.
Yanti merahasiakan keberangkatan. “Rencanannya aku ingin memberitahu orangtua jika sudah sukses,” terangnnya.

Mereka berangkat naik fery dari Tanjung Balai. “Kami ada 12 orang,” tegasnnya. Di Malaysia, mereka ditempatkan di hotel Gold Cord dan dipekerjakan sebagai wanita pekerja seks bagi tamu hotel.
“Jika kami tidak mau melayani tamu, pemilik marah dan memukuli dan tidak memperbolehkan kami keluar hotel,” urainya.

Celakanya, majikan mengharuskan mereka melayani 7 tamu setiap malam. “Kami semua disuntik obat. Setiap malam, kami diharuskan melayani 7 tamu,” ungkapnya. Tak tahan dengan kondisi itu, Yanti mencoba melarikan diri. Hingga akhirnya, dia sampai di Medan. “Kebetulan dia orang Indonesia. Dia memberiku ongkos untuk naik kapal dan bus hingga sampai ke stasiun Pinang Baris,” ujarnya.
Di Pinang Baris, ia dijemputNelson Sembiring dan langsung mengadu ke Polres Binjai. Reskrim Polres Binjai AKP Aris Fianto membenarkan laporan itu.(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/