25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Unicef: Ini Angka yang Buruk

SUMUTPOS.CO – Sejak digelar Agustus kemarin, baru 28 persen anak di Sumut yang menerima Imunisasi Measles dan Rubella (MR). Padahal, Imunisasi MR digelar di sekolah-sekolah dengan menyasar anak usia di bawah 15 tahun. Kepala Seksi Imunisasi Dinkes Sumut Suhadi mengatakan, angka 28 persen hasil kumulatif dari 33 kabupaten kota di Sumut dengan jumlah anak sebesar 1.200.516 dari sasaran 4.291.857 anak.

“Setidaknya itu laporan hingga Senin 3 September kemarin. Kita akan terus melakukan sosialisasi-sosialisasi terus agar program ini bisa berjalan sesuai target,” ungkapnya, Selasa (4/9) Menyikapi kondisi ini, Konsultan Kampanye MR untuk Unicef Provinsi Sumut-Aceh, Aulia menyatakan laporan dari Dinkes Sumut itu merupakan angka perhitungan secara manual.

Ia mengatakan, dari sistem pendataan secara Rapid Pro Sistem Sms Gate Way yang tersebar di 33 kabupaten/kota, angka anak yang sudah menerima Imunisasi MR di Sumut jatuh di angka 34-35 persen. “Kalau pertanyaannya angka ini apakah sudah bagus atau tidak, bila merujuk ukuran nasional angka ini sangat-sangat buruk. Jauh di bawah rata-rata,” ungkapnya.

Sebab, bila mengacu dari awal pencanangan kampanye MR sejak di bulan Agustus yang menyasar usia 5 tahun sampai 15 tahun, proporsi anak yang menerima imunisasi tersebut harusnya lebih besar di bulan Agustus. “Dengan range umur yang lebih lebar proyeksi kami di Agustus, seharusnya, dinas terkait bisa memenuhi target capaian hingga 75 persen. Jadi memang masih sangat jauh dari targetnya,” terang Aulia.

Ia mengatakan, hal ini terjadi lantaran pro kontra masalah kehalalan vaksin MR itu sendiri. Dari data yang mereka miliki, daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim cakupan anak yang harus menerima Imunisasi MR sangat jatuh. “Bahkan ada kabupaten/kota yang sama sekali belum melakukan Imunisasi MR, yakni Kabupaten Labuhanbatu. Namun, setelah keluarnya rekomendasi MUI, di sana akan mulai pada Kamis (6/9) nanti. Karena sudah ada kesepakatan antara Forkopimda dengan MUI,” ungkapnya.

Sementara, cakupan jumlah anak yang sudah diberikan Imunisasi MR rata-rata tertinggi di kabupaten/kota yang masyarakatnya mayoritas non muslim. “Seperti di Nias itu cukup tinggi,” sebutnya. Dia mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait akan terus mengupayakan sejumlah upaya agar pelaksanaan Kampaye Imunisasi MR di Sumut bisa mencapai target.

“Tadi kami juga sudah ada berkomunikasi dengan Dinkes Medan dan Kadinkes Medan sudah setuju akan dibentuk komunitas ibu-ibu yang terkena Rubella. Wali Kota Medan akan bersedia untuk ikut mendukung kampanye Imunisasi MR di Medan,” pungkasnya.(dvs/ala)

SUMUTPOS.CO – Sejak digelar Agustus kemarin, baru 28 persen anak di Sumut yang menerima Imunisasi Measles dan Rubella (MR). Padahal, Imunisasi MR digelar di sekolah-sekolah dengan menyasar anak usia di bawah 15 tahun. Kepala Seksi Imunisasi Dinkes Sumut Suhadi mengatakan, angka 28 persen hasil kumulatif dari 33 kabupaten kota di Sumut dengan jumlah anak sebesar 1.200.516 dari sasaran 4.291.857 anak.

“Setidaknya itu laporan hingga Senin 3 September kemarin. Kita akan terus melakukan sosialisasi-sosialisasi terus agar program ini bisa berjalan sesuai target,” ungkapnya, Selasa (4/9) Menyikapi kondisi ini, Konsultan Kampanye MR untuk Unicef Provinsi Sumut-Aceh, Aulia menyatakan laporan dari Dinkes Sumut itu merupakan angka perhitungan secara manual.

Ia mengatakan, dari sistem pendataan secara Rapid Pro Sistem Sms Gate Way yang tersebar di 33 kabupaten/kota, angka anak yang sudah menerima Imunisasi MR di Sumut jatuh di angka 34-35 persen. “Kalau pertanyaannya angka ini apakah sudah bagus atau tidak, bila merujuk ukuran nasional angka ini sangat-sangat buruk. Jauh di bawah rata-rata,” ungkapnya.

Sebab, bila mengacu dari awal pencanangan kampanye MR sejak di bulan Agustus yang menyasar usia 5 tahun sampai 15 tahun, proporsi anak yang menerima imunisasi tersebut harusnya lebih besar di bulan Agustus. “Dengan range umur yang lebih lebar proyeksi kami di Agustus, seharusnya, dinas terkait bisa memenuhi target capaian hingga 75 persen. Jadi memang masih sangat jauh dari targetnya,” terang Aulia.

Ia mengatakan, hal ini terjadi lantaran pro kontra masalah kehalalan vaksin MR itu sendiri. Dari data yang mereka miliki, daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim cakupan anak yang harus menerima Imunisasi MR sangat jatuh. “Bahkan ada kabupaten/kota yang sama sekali belum melakukan Imunisasi MR, yakni Kabupaten Labuhanbatu. Namun, setelah keluarnya rekomendasi MUI, di sana akan mulai pada Kamis (6/9) nanti. Karena sudah ada kesepakatan antara Forkopimda dengan MUI,” ungkapnya.

Sementara, cakupan jumlah anak yang sudah diberikan Imunisasi MR rata-rata tertinggi di kabupaten/kota yang masyarakatnya mayoritas non muslim. “Seperti di Nias itu cukup tinggi,” sebutnya. Dia mengatakan, pihaknya bersama dinas terkait akan terus mengupayakan sejumlah upaya agar pelaksanaan Kampaye Imunisasi MR di Sumut bisa mencapai target.

“Tadi kami juga sudah ada berkomunikasi dengan Dinkes Medan dan Kadinkes Medan sudah setuju akan dibentuk komunitas ibu-ibu yang terkena Rubella. Wali Kota Medan akan bersedia untuk ikut mendukung kampanye Imunisasi MR di Medan,” pungkasnya.(dvs/ala)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/