25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pemburu Babi Tewas Ditikam

Menegur Sepupu karena Cari Anjing pada Malam Hari

SIANTAR-Nasib Ramlan Sagala (29) benar-benar tragis. Hanya gara-gara melarang sepupunya untuk tidak ribut saat anaknya tidur, pemburu babi hutan itu tewas ditikam Jurianto Sagala (32) yang tinggal sekampung dengannya di Sinaman Pamatangnagori Desa Sinaman Labah Kecamatan Dolokpardamean Kabupaten Simalungun, Rabu (3/10) malam. Ayah dua anak itu sempat dibawa ke rumah bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama, namun tewas karena luka yang dialaminya begitu parah.

Di ruang jenazah Rumah Sakit (RS) Djasamen Saragih Pematangsiantar, istri korban, Riahma br Sitanggang (20) menceritakan, Rabu (3/10) malam sekitar jam 11:00 WIB itu, dia dan kedua anaknya sedang beristirahat malam. Pelaku tak lain sepupunya suaminya, melintas di depan rumah mereka untuk mencari anak anjingnya yang hilang. Jurianto terus berteriak memanggil nama anak anjingnya itu. Jurianto yang sedang mabuk tuak itu tidak menghiraukan bahwa hari telah larut malam. Ramlan kemudian membuka pintu rumahnya lalu menegur Jurianto untuk tidak berisik, karena kedua anaknya sedang tidur. Jurianto tidak terima. Keduanya kemudian perang mulut. Tidak puas dengan itu, Jurianto menantang duel Ramlan.”Saya dekati suami saya agar tidak meladeni sepupunya itu karena sudah mabuk tuak,” bilang Riahma.

Ramlan kemudian masuk ke dalam rumah bersama Riahma. Tidak lama kemudian, Ramlan kembali keluar.

“Suami saya mau menghadiri acara adat belasungkawa, karena malam itu di kampung kami ada yang meninggal dunia bermarga Sidauruk,” terang Riahma.
Ramlan kemudian pamitan dengan Riahma. Sebelum keluar rumah, Riahma sempat mengingatkan suaminya untuk tidak memperpanjang masalah tadi dengan sepupunya.”Sebelum pergi ku bilang lagi sama dia, jangan berkelahi lagi ya,” ujar Riahma sembari menangis.

Ramlan yang berjalan menuju rumah duka, memang melintasi rumah Jurianto yang hanya berjarak 50 meter dari kediamannya. Saat itulah, Jurianto menghadangnya. Keduanya sempat adu mulut. Jurianto mengeluarkan parang panjang yang diselipkannya di pinggang, lalu menusukkannya ke rusuk sebelah kiri Ramlan. Korban seketika terkapar di tanah dengan kondisi bersimbah darah. Jurianto kemudian meninggalkan korban yang terkapar. Ramlan masih sempat beteriak meminta tolong kepada istrinya. Teriakan Ramlan itu membangunkan tidur keduanya anaknya, Rendy Sagala (3) dan Rinka br Sagala (2), hingga mereka menangis. “Aku saja tidak mendengar, kedua anakku yang terbangun. Langsung aku cek, ternyata suamiku sudah tergeletak di tanah dalam kondisi bersimbah darah,” tuturnya.

Korban sempat berkata, bahwa dirinya ditikam Jurianto dan meminta Riahma membawanya ke dokter, karena ususnya terburai. Riamah kemudian membawanya ke ruang praktik bidan br Sidauruk yang berjakar 200 meter dari kediamannya.

Dibantu warga Ramlan tiba di rumah bidan, namun sayang begitu sampai, korban meninggal dunia dalam pangkuan sang istri.” Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, dia masih sempat berpesan agar menjaga kedua anak kami,” kata Riahma sambil menangis. Selanjutnya, jasad Ramlan dievakuasi ke RS dr Djasamen Saragih untuk diautopsi.

Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Ronny Nikholas Sidabutar mengatakan pihaknya sudah mengamankan Jurianto Sagala satu jam usai penikaman itu. (ndo/smg)

Menegur Sepupu karena Cari Anjing pada Malam Hari

SIANTAR-Nasib Ramlan Sagala (29) benar-benar tragis. Hanya gara-gara melarang sepupunya untuk tidak ribut saat anaknya tidur, pemburu babi hutan itu tewas ditikam Jurianto Sagala (32) yang tinggal sekampung dengannya di Sinaman Pamatangnagori Desa Sinaman Labah Kecamatan Dolokpardamean Kabupaten Simalungun, Rabu (3/10) malam. Ayah dua anak itu sempat dibawa ke rumah bidan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama, namun tewas karena luka yang dialaminya begitu parah.

Di ruang jenazah Rumah Sakit (RS) Djasamen Saragih Pematangsiantar, istri korban, Riahma br Sitanggang (20) menceritakan, Rabu (3/10) malam sekitar jam 11:00 WIB itu, dia dan kedua anaknya sedang beristirahat malam. Pelaku tak lain sepupunya suaminya, melintas di depan rumah mereka untuk mencari anak anjingnya yang hilang. Jurianto terus berteriak memanggil nama anak anjingnya itu. Jurianto yang sedang mabuk tuak itu tidak menghiraukan bahwa hari telah larut malam. Ramlan kemudian membuka pintu rumahnya lalu menegur Jurianto untuk tidak berisik, karena kedua anaknya sedang tidur. Jurianto tidak terima. Keduanya kemudian perang mulut. Tidak puas dengan itu, Jurianto menantang duel Ramlan.”Saya dekati suami saya agar tidak meladeni sepupunya itu karena sudah mabuk tuak,” bilang Riahma.

Ramlan kemudian masuk ke dalam rumah bersama Riahma. Tidak lama kemudian, Ramlan kembali keluar.

“Suami saya mau menghadiri acara adat belasungkawa, karena malam itu di kampung kami ada yang meninggal dunia bermarga Sidauruk,” terang Riahma.
Ramlan kemudian pamitan dengan Riahma. Sebelum keluar rumah, Riahma sempat mengingatkan suaminya untuk tidak memperpanjang masalah tadi dengan sepupunya.”Sebelum pergi ku bilang lagi sama dia, jangan berkelahi lagi ya,” ujar Riahma sembari menangis.

Ramlan yang berjalan menuju rumah duka, memang melintasi rumah Jurianto yang hanya berjarak 50 meter dari kediamannya. Saat itulah, Jurianto menghadangnya. Keduanya sempat adu mulut. Jurianto mengeluarkan parang panjang yang diselipkannya di pinggang, lalu menusukkannya ke rusuk sebelah kiri Ramlan. Korban seketika terkapar di tanah dengan kondisi bersimbah darah. Jurianto kemudian meninggalkan korban yang terkapar. Ramlan masih sempat beteriak meminta tolong kepada istrinya. Teriakan Ramlan itu membangunkan tidur keduanya anaknya, Rendy Sagala (3) dan Rinka br Sagala (2), hingga mereka menangis. “Aku saja tidak mendengar, kedua anakku yang terbangun. Langsung aku cek, ternyata suamiku sudah tergeletak di tanah dalam kondisi bersimbah darah,” tuturnya.

Korban sempat berkata, bahwa dirinya ditikam Jurianto dan meminta Riahma membawanya ke dokter, karena ususnya terburai. Riamah kemudian membawanya ke ruang praktik bidan br Sidauruk yang berjakar 200 meter dari kediamannya.

Dibantu warga Ramlan tiba di rumah bidan, namun sayang begitu sampai, korban meninggal dunia dalam pangkuan sang istri.” Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, dia masih sempat berpesan agar menjaga kedua anak kami,” kata Riahma sambil menangis. Selanjutnya, jasad Ramlan dievakuasi ke RS dr Djasamen Saragih untuk diautopsi.

Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Ronny Nikholas Sidabutar mengatakan pihaknya sudah mengamankan Jurianto Sagala satu jam usai penikaman itu. (ndo/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/