29 C
Medan
Thursday, June 27, 2024

17 Ribu Pengungsi Kekurangan MCK

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang bocah menghibur pengngsi lainnya dengan tarian di lokasi pengungsian GBKP simpang 6 Kota Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2013).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang bocah menghibur pengungsi lainnya dengan tarian di lokasi pengungsian GBKP simpang 6 Kota Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2013).

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Sekitar 17.030 jiwa pengungsi dipastikan tercukupi kebutuhan pangannya hingga akhir masa tanggap darurat 7 Desember 2013. Sejauh ini, belum maksimalnya ketersediaan sarana MCK dan alas tidur seperti tikar dan peralatan memasak yang masih jadi kendala. Hal ini dikatakan Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Sinabung, Letkol Kav Prince Meyer Putong saat dutemui kru koran ini usai rapat evaluasi di Posko Utama, Komplek Kantor Camat, Jl. Veteran Kabanjahe. Lebih lanjut terang Putong, mesksi terbatas, pihaknya akan tetap berupaya melayani keperluan pengungsi.

“Yang terpenting, stok pangan tetap tak jadi kendala bagi 5.798 KK pengungsi. Sesuai lansiran Media Centre Tim Tanggap Darurat, sampai kini terdapat 73 lembaga individu dan lembaga yang telah menyalurkan sumbangannya dalam bentuk barang ke Posko Utama tanggap Darurat Sinabung. Namun, angka ini dipastikan lebih mengingat banyak penyumbang yang langsung memberikannya ke posko-posko pengungsi yang tersebar di beberapa tempat seperti Kec. Berastagi, Kabanjahe, Simpang Empat, Tiga Nderket dan Tiga Binanga. Sejauh ini diketahui terdapat 31 posko pengungsi secara keseluruhan,” katanya.

Sementara itu, menyahuti masih banyak pengungsi yang masih nekat pulang ke desanya di siang hari, Meyer Putong menegaskan kalau pihaknya kini telah membuat surat pernyataan bagi yang tetap memaksa masuk agar bertanggung jawab pada dirinya sendiri jika terkena dampak erupsi. “Kita sudah coba larang, tetapi kalau terus memaksa sudah kita siapkan surat pernyataan .Ini kita lakukan semata-mata untuk keselamatan jiwa pengungsi,” tegasnya.

Di tempat lain, setelah seminggu lebih hanya mengeluarkan material debu vulkanik dari kawahnya, Rabu (4/12) siang, Gunung Sinabung kembali meletus.

Erupsi itu menghembuskan debu setinggi 2000 meter yang mengarah ke barat. Pantauan wartawan media ini, dalam erupsi yang terjadi sekira pukul 13.07 WIB itu tampak asap hitam bercampur debu menjulang tinggi ke angkasa. Namun tak teramati secara jelas karena pada saat letusan kawasan lereng gunung ditutup awan yang cukup tebal.

Stok logistik pengungsi erupsi Gunung Api Sinabung dinyatakan aman. Cadangan beras diluar sumbangan para donatur di gudang logistik Pos Tanggap Darurat, sebanyak 100 ton masih belum tersentuh. Beras Bulog di Gudang Kansilog Kabanjahe juga belum digunakan sehubungan masih adanya beras pemberian pemerhati bencana.

Hal senada juga diutarakan Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan saat ditemui di Media Centre, kawasan Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Erupsi Sinabung. Menurutnya, sejauh ini cadangan beras untuk pengungsi tak mengkawatirkan. “Kita perkirakan cadangan lauk-pauk cukup hingga enam hari ke depan,” ujar Jhonson. Terkait anggaran yang digunakan untuk keperluan pengungsi periode erupsi terakhir kali yang berasal dari APBD Kab. Karo, Jhonson yang didampingi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Drs. Lesta Karo Karo menyatakan belum dapat merinci. Hal ini berkaitan dengan rentang waktu jarak bencana dengan sebelumnya cukup dekat.

“Kita belum dapat merinci, penggunaan anggaran ketika erupsi sebelumnya (September), belum selesai dihitung. Ini muncul lagi erupsi yang berkepanjangan. Memang ada yang sudah dipakai. Tapi belum terinci, sehubungan banyakanya pekerjaan mendadak dalam penanggulangan bencana ini,” kata Lesta. Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kec. Simpang Empat, Irham menuturkan, aktivitas Gunung Sinabung sampai saat ini masih tinggi, hal itu berdasarkan kegempaan, erupsi yang terjadi secara terus-menerus. “Kegempaan dan tremor masih terus terekam pada seismograf kita,hingga itu menunjukkan masih kuat proses didalamnya,” ujar Irham. Kemungkinan kedepan, lanjut Irham belum bisa diprediksi kedepan. Apalagi intensitas hujan yang belakangan ini lumayan tinggi dapat menyebabkan aliran lahar dingin dari puncak Sinabung. Untuk itu dihimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan.(pmg/deo)

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Seorang bocah menghibur pengngsi lainnya dengan tarian di lokasi pengungsian GBKP simpang 6 Kota Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2013).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Seorang bocah menghibur pengungsi lainnya dengan tarian di lokasi pengungsian GBKP simpang 6 Kota Kabanjahe, Karo, Sumatera Utara, Selasa (19/11/2013).

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Sekitar 17.030 jiwa pengungsi dipastikan tercukupi kebutuhan pangannya hingga akhir masa tanggap darurat 7 Desember 2013. Sejauh ini, belum maksimalnya ketersediaan sarana MCK dan alas tidur seperti tikar dan peralatan memasak yang masih jadi kendala. Hal ini dikatakan Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Api Sinabung, Letkol Kav Prince Meyer Putong saat dutemui kru koran ini usai rapat evaluasi di Posko Utama, Komplek Kantor Camat, Jl. Veteran Kabanjahe. Lebih lanjut terang Putong, mesksi terbatas, pihaknya akan tetap berupaya melayani keperluan pengungsi.

“Yang terpenting, stok pangan tetap tak jadi kendala bagi 5.798 KK pengungsi. Sesuai lansiran Media Centre Tim Tanggap Darurat, sampai kini terdapat 73 lembaga individu dan lembaga yang telah menyalurkan sumbangannya dalam bentuk barang ke Posko Utama tanggap Darurat Sinabung. Namun, angka ini dipastikan lebih mengingat banyak penyumbang yang langsung memberikannya ke posko-posko pengungsi yang tersebar di beberapa tempat seperti Kec. Berastagi, Kabanjahe, Simpang Empat, Tiga Nderket dan Tiga Binanga. Sejauh ini diketahui terdapat 31 posko pengungsi secara keseluruhan,” katanya.

Sementara itu, menyahuti masih banyak pengungsi yang masih nekat pulang ke desanya di siang hari, Meyer Putong menegaskan kalau pihaknya kini telah membuat surat pernyataan bagi yang tetap memaksa masuk agar bertanggung jawab pada dirinya sendiri jika terkena dampak erupsi. “Kita sudah coba larang, tetapi kalau terus memaksa sudah kita siapkan surat pernyataan .Ini kita lakukan semata-mata untuk keselamatan jiwa pengungsi,” tegasnya.

Di tempat lain, setelah seminggu lebih hanya mengeluarkan material debu vulkanik dari kawahnya, Rabu (4/12) siang, Gunung Sinabung kembali meletus.

Erupsi itu menghembuskan debu setinggi 2000 meter yang mengarah ke barat. Pantauan wartawan media ini, dalam erupsi yang terjadi sekira pukul 13.07 WIB itu tampak asap hitam bercampur debu menjulang tinggi ke angkasa. Namun tak teramati secara jelas karena pada saat letusan kawasan lereng gunung ditutup awan yang cukup tebal.

Stok logistik pengungsi erupsi Gunung Api Sinabung dinyatakan aman. Cadangan beras diluar sumbangan para donatur di gudang logistik Pos Tanggap Darurat, sebanyak 100 ton masih belum tersentuh. Beras Bulog di Gudang Kansilog Kabanjahe juga belum digunakan sehubungan masih adanya beras pemberian pemerhati bencana.

Hal senada juga diutarakan Kabid Humas Pemkab Karo, Jhonson Tarigan saat ditemui di Media Centre, kawasan Posko Utama Tanggap Darurat Bencana Erupsi Sinabung. Menurutnya, sejauh ini cadangan beras untuk pengungsi tak mengkawatirkan. “Kita perkirakan cadangan lauk-pauk cukup hingga enam hari ke depan,” ujar Jhonson. Terkait anggaran yang digunakan untuk keperluan pengungsi periode erupsi terakhir kali yang berasal dari APBD Kab. Karo, Jhonson yang didampingi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Drs. Lesta Karo Karo menyatakan belum dapat merinci. Hal ini berkaitan dengan rentang waktu jarak bencana dengan sebelumnya cukup dekat.

“Kita belum dapat merinci, penggunaan anggaran ketika erupsi sebelumnya (September), belum selesai dihitung. Ini muncul lagi erupsi yang berkepanjangan. Memang ada yang sudah dipakai. Tapi belum terinci, sehubungan banyakanya pekerjaan mendadak dalam penanggulangan bencana ini,” kata Lesta. Petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kec. Simpang Empat, Irham menuturkan, aktivitas Gunung Sinabung sampai saat ini masih tinggi, hal itu berdasarkan kegempaan, erupsi yang terjadi secara terus-menerus. “Kegempaan dan tremor masih terus terekam pada seismograf kita,hingga itu menunjukkan masih kuat proses didalamnya,” ujar Irham. Kemungkinan kedepan, lanjut Irham belum bisa diprediksi kedepan. Apalagi intensitas hujan yang belakangan ini lumayan tinggi dapat menyebabkan aliran lahar dingin dari puncak Sinabung. Untuk itu dihimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan.(pmg/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/