26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Polisi: Ada Anak-anak Iseng Bakar Rumput… Merambat

GBKP Runggun Kabanjahe terbakar.
GBKP Runggun Kabanjahe terbakar.

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi, polisi memastikan tak ada unsur kesengajaan di balik terbakarnya gedung Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Bunuraya Klasis Kabanjahe-Tigapanah, Senin (4/1) lalu.

“Pasca kejadian, kita langsung melakukan penyelidikan ke lokasi dan melakukan olah TKP. Hasil sementara, pintu gereja dan hiasan natal itu bukan sengaja dibakar, melainkan terbakar. Ada anak-anak yang bermain-main di gereja itu iseng-iseng membakar rumput (ilalang) yang sudah kering di halaman gereja. Sehingga api merembet ke pohon natal yang terbuat dari bambu yang dipasang di depan pintu masuk gereja,” ujar Kapolres Taneh Karo AKBP Viktor Togi Tambunan saat dihubungi kru koran ini, Selasa (5/1).

Hal ini lanjut Viktor juga diperkuat oleh keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa. Menurut para saksi, sebelum kejadian ada beberapa anak-anak sekitar umur 10 tahun yang keluar dari halaman gereja. “Mungkin karena takut apinya sudah merambat ke pohon natal dan tidak bisa dipadamkan lagi, mereka lari keluar membiarkan api yang sudah mulai membesar melalap pohon natal. Kita juga sudah memeriksa 3 orang anak tersebut, dan mereka mengaku bermain-main api yang mengakibatkan pintu dan hiasan natal gereja terbakar,” paparnya.

Selama ini lanjut Viktor, anak-anak memang sering bermain di halaman gereja. Mereka bebas masuk karena gereja itu memang tak memiliki pagar. “Jadi polisi dan pendeta bersama pelayan juga sudah membuka gereja tersebut. Di dalam ruang gereja dan kondisi gedung bagian lainnya tidak ada ditemukan barang-barang yang mencurigakan,” ujarnya. Karena itu Viktor memastikan pintu dan hiasan natal gereja bukan sengaja dibakar tapi terbakar karena anak-anak bermain api.

Begitu juga halnya dengan gapura Makam Pahlawan Kabanjahe yang baru selesai direhab. “Gapura yang terbakar, juga karena mercon bukan sengaja dibakar,”tandasnya. Menanggapi hal ini, salah satu anggota DPRD Karo Firdaus Sitepu mengatakan kehidupan antar umat beragama di Karo berlangsung sangat toleran. Karena itu dia mengajak seluruh masyarakat Karo lebih bijaksana.

“Jangan sampai kita terprovokasi dengan masalah yang bisa diselesaikan. Kita harus bijaksana, jangan langsung memvonis dengan hal-hal yang negatif. Bahkan insan pers dalam setiap pemberitaan jangan membesar-besarkan masalah terkait agama, suku dan ras. Karena di Karo kehidupan toleransi umat beragama sangat harmonis dan saling berdampingan,”katanya. (cr7/deo)

GBKP Runggun Kabanjahe terbakar.
GBKP Runggun Kabanjahe terbakar.

KARO, SUMUTPOS.CO – Setelah melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi, polisi memastikan tak ada unsur kesengajaan di balik terbakarnya gedung Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun Bunuraya Klasis Kabanjahe-Tigapanah, Senin (4/1) lalu.

“Pasca kejadian, kita langsung melakukan penyelidikan ke lokasi dan melakukan olah TKP. Hasil sementara, pintu gereja dan hiasan natal itu bukan sengaja dibakar, melainkan terbakar. Ada anak-anak yang bermain-main di gereja itu iseng-iseng membakar rumput (ilalang) yang sudah kering di halaman gereja. Sehingga api merembet ke pohon natal yang terbuat dari bambu yang dipasang di depan pintu masuk gereja,” ujar Kapolres Taneh Karo AKBP Viktor Togi Tambunan saat dihubungi kru koran ini, Selasa (5/1).

Hal ini lanjut Viktor juga diperkuat oleh keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa. Menurut para saksi, sebelum kejadian ada beberapa anak-anak sekitar umur 10 tahun yang keluar dari halaman gereja. “Mungkin karena takut apinya sudah merambat ke pohon natal dan tidak bisa dipadamkan lagi, mereka lari keluar membiarkan api yang sudah mulai membesar melalap pohon natal. Kita juga sudah memeriksa 3 orang anak tersebut, dan mereka mengaku bermain-main api yang mengakibatkan pintu dan hiasan natal gereja terbakar,” paparnya.

Selama ini lanjut Viktor, anak-anak memang sering bermain di halaman gereja. Mereka bebas masuk karena gereja itu memang tak memiliki pagar. “Jadi polisi dan pendeta bersama pelayan juga sudah membuka gereja tersebut. Di dalam ruang gereja dan kondisi gedung bagian lainnya tidak ada ditemukan barang-barang yang mencurigakan,” ujarnya. Karena itu Viktor memastikan pintu dan hiasan natal gereja bukan sengaja dibakar tapi terbakar karena anak-anak bermain api.

Begitu juga halnya dengan gapura Makam Pahlawan Kabanjahe yang baru selesai direhab. “Gapura yang terbakar, juga karena mercon bukan sengaja dibakar,”tandasnya. Menanggapi hal ini, salah satu anggota DPRD Karo Firdaus Sitepu mengatakan kehidupan antar umat beragama di Karo berlangsung sangat toleran. Karena itu dia mengajak seluruh masyarakat Karo lebih bijaksana.

“Jangan sampai kita terprovokasi dengan masalah yang bisa diselesaikan. Kita harus bijaksana, jangan langsung memvonis dengan hal-hal yang negatif. Bahkan insan pers dalam setiap pemberitaan jangan membesar-besarkan masalah terkait agama, suku dan ras. Karena di Karo kehidupan toleransi umat beragama sangat harmonis dan saling berdampingan,”katanya. (cr7/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/