BINJAI- Pasca penyerangan yang dilakukan sekelompok pemuda bersenjata api di Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, kondisinya mulai kondusif, Sabtu (5/5).
Pihak kepolisian dari Polres Binjai, sedikitnnya mengamankan 6 orang warga sekitar untuk dimintai keterangan. Keenam warga tersebut masing-masing Supriadi (25) warga Pondok Sireang-reang, Kecamatan Sei Bingai, Enno Purba (42) warga Simpang Namu Buah, Kecamatan Sei Bingai, Sandi (25) warga Dusun 1, Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingai, Polmes Surbakti (30) warga Dusun 1, Desa Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingai dan Rudi Purba (30) warga Simpang Kuta Bulu, Kecamatan Sei Bingai. Serta seorang lagi bernama Bergen Sembiring warga Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, yang sudah diamankan polisi terlebihdulu, karena kedapatan membawa senjata api jenis soft gun.
“Kita sudah mengamankan beberapa orang yang diduga terlibat melakukan penyerangan. Hingga kini kita masih memintai keterangan dari mereka,” kata Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, saat ditemui di Polsek Sei Bingai, ketika meninjau lokasi kejadian.
Orang nomor satu di jajaran Polres Binjai ini mengaku, dari keterangan saksi yang diperiksa, penyerangan ini didalangi RS, tokoh pemuda di wilayah tersebut. Atas perintahnyalah kelompok pemuda yang melakukan penyerangan di Dusun Tanjung Bingai, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat itu terjadi. “Kita masih memburunnya dan RS sudah menjadi target kita dan dalam waktu dekat akan kita amankan,” kata Musa. (ndi)
Disinggung mengenai permintaan warga, yang meminta polisi agar bertindak tegas terhadap pelaku penyiraman soda api terhadap Abdulah Sani (47) dan Natangsyah Ginting (52), warga Desa Tanjung Bingai, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, yang mengakibatkan salah satunnya tewas.
Kapolres mengaku, pihaknnya sebelumnnya sudah mengamankan Robin dan Maksa, yang disebut-sebut melakukan penyiraman berdasarkan keterangan salah satu korban yang selamat. Namun, karena tidak cukup bukti, pihaknnya terpaksa melepaskan keduannya.
“Kita juga tidak mau bertindak gegabah dengan permasalahan ini dan juga nggak bisa sembarangan mengamankan orang. Nanti, kalau kita salah mengamankan, kita bisa kena prapid,” ujarnya.
Oleh sebab itu, sambungnya, pihak kepolisian tidak bisa sembarangan mengamankan seseorang. “Kita juga tidak ingin orang ketiga memanfaatkan suasana untuk memperkeruh keadaan. Ke depannya, kita akan melakukan pertemuan agar kedua belah pihak yang bertikai yakni dari kelopok RS dan K, untuk duduk bersama menyelesaikan permasalahan ini.
“Kita sedang berkoordinasi dengan Bupati Langkat, untuk ke depannya melakukan pertemuan dengan kedua kubu yang bertikai. Semua itu dilakukan agar permaslahan ini cepat selesai. Sementara, yang sudah terbukti melakukan perusakan akan kita proses sesuai dengan hukum berlaku,” tegas Musa.
Sementara di lokasi kerusuhan, meski warga sudah memulai aktivitasnya, namun suasana di sana masih cukup lengang dan mencekam. Puluhan personel Brimob dan petugas dari Polresta Binjai masih disiagakan guna mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
“Sampai saat ini kita masih melakukan penjagaan terhadap warga di sini, karena mereka takut tiba-tiba perang kembali terjadi. Soalnya, kedua kelompok pemuda yang bertikai merupakan tetangga dekat. Makanya, sampai saat ini kita ditahan oleh warga agar tidak pergi dari kampung ini,” kata Bripka Mardianto, Kanit 2 Berimob ketika ditemui di lokasi.(ndi)