26.7 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Warga Tamora Diserang Wabah Lalat

Ilustrasi

Diduga akibat keberadaan ternak ayam, ribuan lalat serang pemukiman warga Desa Dalu X B dan Desa Dalu X S, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.

Menurut warga, wabah lalat itu berasal dari kandang ternak ayam potong tak berizin, dan hanya beberapa meter dari pemukiman penduduk di dusun I Desa Dalu X B dan Dusun I, Desa Dalu X A. “Mau makan payah, mau tidur pun payah juga.

Ya cemana, lalatnya banyak kali gini. Malu juga kita, kalau ada tamu datang ke rumah karena banyak kali lalat. Kalau siang hari itu udah enggak bisa tidur karena di kerumuni lalat. Udah macam mayat jadinya,”ujar Febri satu warga setempat, Minggu, (4/8)

Keberadaan kandang ternak ayam potong ini, 133 warga Desa Dalu X B sudah memberikan pernyataan penolakan dengan disertai tandatangan. Warga pun sepakat memberikan tandatangan karena sudah tidak sanggup menghadapi serangan wabah lalat. Warga menyebut lalat paling banyak ketika ternak ayam potong dibongkar karena mau dijual.

“Kalau warga Desa Dalu ini duduk-duduk sambil pegang sapu lidi itu sudah biasa, karena untuk mukuli lalatnya. Ya namanya banyak kali di depan mata ya dipukuli lah. Minggu lalu paling banyak lalatnya. Di rumah waktu itu ada acara, jadi di karpet dan di tikar lalatnya itu udah macam bersarang, karena banyak kali. Kalau siang dia banyak kalau malam sedikit,”kata Nisa warga lainnya.

Informasi yang dikumpulkan pada tahun 2018, keluhan yang dihadapi warga ini sebenarnya sudah pernah disampaikan ke Pemerintah Desa Dalu X B. Saat itu, dari enam kandang ternak ayam potong yang ada di Desa Dalu X A dan Dalu X B hanya satu kandang saja yang bisa dihentikan aktifitasnya yakni kandang yang posisinya persis di belakang rumah Kepala Desa Dalu X B, Wantoro. Hal itu lantaran kemarahan warga sudah tidak dapat dibendung dan mulai mengarah ke tindakan anarkis.

Saat ini beberapa warga terkesan pesimis menghadapi permasalahan yang dihadapi. Penyebabnya, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kebijakan Pemerintahan Desa ataupun Kecamatan.

Meski demikian, banyak warga yang masih mengharapkan agar Pemkab Deliserdang dapat turun tangan dengan melakukan penertiban terhadap kandang-kandang ayam tersebut. Kepala Desa Dalu X B, Wantoro mengakui ada keluhan warganya atas keberadaan ternak kandang ayam potong ini.

Meski demikian, ia menyebut ada juga warga yang dapat memakluminya karena dengan pemilik ternak masih punya hubungan keluarga.

“Ya memang ngeluh warga tapi itulah karena di kampung ini masih bersaudara semua orangnya jadi masih mau memaklumi. Kemarin sudah ada yang kita suruh tutup karena warga sudah ribut kali. Lalat di sini gitu, nanti tiga hari banyak karena lagi bongkar (panen ayam), tapi tiga hari kemudian hilang. Mungkin karena di sini ada lima kandang karena masuknya ayam tidak bersamaan makanya enggak berenti lalatnya, tapi bukan di Desa kita ini saja kandangnya karena di Desa Dalu X A ada juga,”kata Wantoro.

Sementara, Kepala Satpol PP Deliserdang, Suryadi Aritonang yang dikonfirmasi terkait hal ini mengaku akan segera berkordinasi dengan Dinas Pertanian bidang Peternakan. Ia berpendapat seharusnya dalam masalah keresahan warga ini harus Camat dulu yang harus menangani. Disebut Satpol PP hanya eksekutor di lapangan. “ Kirimkan (Whatspp) dulu alamatnya di mana biar kita cek nanti. Kami harus kordinasi juga sama Bidang Peternakan Dinas Pertanian.

Karena masalah teknis nya dinas yang lebih paham ini. Kalau mau usaha seperti itu ya harus ada izinnya lah. Sekian ribu ekor ada namanya, lima ribu ekor beda lagi sampai 10 ribu ekor. Kita cek juga lah nanti,”kata Suryadi. Camat Tanjung Morawa, Edy Yusuf menyebut akan mempertanyakan hal ini kepada Kades setempat. Ia berjanji akan menindaklanjuti keresahan warga ini. “ Itu ternak ayam masyarakat ya, Nanti saya tanya sama Kades dulu lah,”katanya. (btr/han)

Ilustrasi

Diduga akibat keberadaan ternak ayam, ribuan lalat serang pemukiman warga Desa Dalu X B dan Desa Dalu X S, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.

Menurut warga, wabah lalat itu berasal dari kandang ternak ayam potong tak berizin, dan hanya beberapa meter dari pemukiman penduduk di dusun I Desa Dalu X B dan Dusun I, Desa Dalu X A. “Mau makan payah, mau tidur pun payah juga.

Ya cemana, lalatnya banyak kali gini. Malu juga kita, kalau ada tamu datang ke rumah karena banyak kali lalat. Kalau siang hari itu udah enggak bisa tidur karena di kerumuni lalat. Udah macam mayat jadinya,”ujar Febri satu warga setempat, Minggu, (4/8)

Keberadaan kandang ternak ayam potong ini, 133 warga Desa Dalu X B sudah memberikan pernyataan penolakan dengan disertai tandatangan. Warga pun sepakat memberikan tandatangan karena sudah tidak sanggup menghadapi serangan wabah lalat. Warga menyebut lalat paling banyak ketika ternak ayam potong dibongkar karena mau dijual.

“Kalau warga Desa Dalu ini duduk-duduk sambil pegang sapu lidi itu sudah biasa, karena untuk mukuli lalatnya. Ya namanya banyak kali di depan mata ya dipukuli lah. Minggu lalu paling banyak lalatnya. Di rumah waktu itu ada acara, jadi di karpet dan di tikar lalatnya itu udah macam bersarang, karena banyak kali. Kalau siang dia banyak kalau malam sedikit,”kata Nisa warga lainnya.

Informasi yang dikumpulkan pada tahun 2018, keluhan yang dihadapi warga ini sebenarnya sudah pernah disampaikan ke Pemerintah Desa Dalu X B. Saat itu, dari enam kandang ternak ayam potong yang ada di Desa Dalu X A dan Dalu X B hanya satu kandang saja yang bisa dihentikan aktifitasnya yakni kandang yang posisinya persis di belakang rumah Kepala Desa Dalu X B, Wantoro. Hal itu lantaran kemarahan warga sudah tidak dapat dibendung dan mulai mengarah ke tindakan anarkis.

Saat ini beberapa warga terkesan pesimis menghadapi permasalahan yang dihadapi. Penyebabnya, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kebijakan Pemerintahan Desa ataupun Kecamatan.

Meski demikian, banyak warga yang masih mengharapkan agar Pemkab Deliserdang dapat turun tangan dengan melakukan penertiban terhadap kandang-kandang ayam tersebut. Kepala Desa Dalu X B, Wantoro mengakui ada keluhan warganya atas keberadaan ternak kandang ayam potong ini.

Meski demikian, ia menyebut ada juga warga yang dapat memakluminya karena dengan pemilik ternak masih punya hubungan keluarga.

“Ya memang ngeluh warga tapi itulah karena di kampung ini masih bersaudara semua orangnya jadi masih mau memaklumi. Kemarin sudah ada yang kita suruh tutup karena warga sudah ribut kali. Lalat di sini gitu, nanti tiga hari banyak karena lagi bongkar (panen ayam), tapi tiga hari kemudian hilang. Mungkin karena di sini ada lima kandang karena masuknya ayam tidak bersamaan makanya enggak berenti lalatnya, tapi bukan di Desa kita ini saja kandangnya karena di Desa Dalu X A ada juga,”kata Wantoro.

Sementara, Kepala Satpol PP Deliserdang, Suryadi Aritonang yang dikonfirmasi terkait hal ini mengaku akan segera berkordinasi dengan Dinas Pertanian bidang Peternakan. Ia berpendapat seharusnya dalam masalah keresahan warga ini harus Camat dulu yang harus menangani. Disebut Satpol PP hanya eksekutor di lapangan. “ Kirimkan (Whatspp) dulu alamatnya di mana biar kita cek nanti. Kami harus kordinasi juga sama Bidang Peternakan Dinas Pertanian.

Karena masalah teknis nya dinas yang lebih paham ini. Kalau mau usaha seperti itu ya harus ada izinnya lah. Sekian ribu ekor ada namanya, lima ribu ekor beda lagi sampai 10 ribu ekor. Kita cek juga lah nanti,”kata Suryadi. Camat Tanjung Morawa, Edy Yusuf menyebut akan mempertanyakan hal ini kepada Kades setempat. Ia berjanji akan menindaklanjuti keresahan warga ini. “ Itu ternak ayam masyarakat ya, Nanti saya tanya sama Kades dulu lah,”katanya. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/