Kebingungannya semakin membuncah saat mendapat kabar dari sang ibu di rumah duka di Desa Napa, telah didatangi pimpinan Polsek Batangtoru, yang kemudian memintanya untuk memulangkan jenazah segera ke rumah duka.
“Saya tidak bisa melawan ibu. Tapi biar semua kita tenang, ini harus diotopsi. Daripada nanti bongkar lagi setelah dimakamkan,” keluhnya yang disampaikan pada Etek/Bibinya, Resma yang sedari awal mendampinginya.
Di rumah sakit itu sendiri, ada Wakapolsek Batang Toru, Iptu A Daulay dan Kanit Reskrim, Ipda S Naibaho. Namun keduanya tidak dapat berkomentar dan menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pimpinan dan berkoordinasi dengan pimpinannya di Polsek maupun Polres Tapsel.
Rifki dan sepupunya, Aswar kemudian bercerita, sebenarnya dua hari setelah adiknya itu ditahan, korban sempat bercerita telah digebuki 5 oknum polisi yang bertugas di Polsek Batangtoru itu. Namun, tak banyak yang disampaikannya pada keluarga.
Kapolsek Batangtoru, AKP Asmon Bufitra menceritakan, sebelum almarhum ditemukan tewas dengan posisi leher terikat baju dalam yang disangkutkan ke ventilasi sel, Minggu (3/9) sekira pukul 21.20 WIB, siangnya sejumlah keluarga almarhum masih sempat menjenguknya. Saat itu, kata Asmon, keluarga terlihat menasehati almarhum.
“Almarhum ini sebelumnya kita tahan akibat menganiaya anggota (oknum polisi), waktu itu dia dalam kondisi mabuk, tepatnya pada 27 Agusutus dan kita tahan pada 28 agustus,” kata Asmon.
Dan pada malam kejadian, Asmon masih sempat memerintahkan anggotanya untuk mengecek Rifzal Riandi yang hanya seorang diri berada di sel tahanan mereka. “Sekitar jam delapan malam, saya masih sempat nyuruh anggota cek tahanan, dan laporan yang saya terima almarhum masih terlihat segar dan berdiri-diri di dalam sel,” terangnya.
Namun, sekembalinya dia ke rumah, sekitar pukul sembilan malam lebih, tiba-tiba anggotanya menelepon dan mengabarkan Rifzal, tahanan satu-satunya di Polsek ditemukan dalam kondisi tergantung di ventilasi sel.
“Ada anggota jaga yang sewaktu ke kamar mandi dan melewati sel tahanan melihat hal yang janggal, posisi tubuh korban tak lazim. Dan setelah dilihat, korban dalam posisi tergantung di ventilasi,” tukasnya.
Selanjutnya, pihaknya pun langsung berupaya melakukan evakuasi. Sayang, saat ditemukan nyawa korban tidak terselamatkan lagi. “Badannya masih hangat, tapi saat diturunkan sudah tidak bernyawa lagi,” jelasnya.
Pantauan wartawan di dalam sel yang berukuran dua kali empat meter itu, dilengkapi dengan WC dan sebuah bak kecil untuk menampung air. Posisi tubuh korban berada di atas WC yang di atasnya lagi terdapat ventilasi terbuat dari jerjak besi.
Di ventilasi juga masih terlihat satu potong kain jenis baju dalam yang melilit leher korban. Jarak ventilasi dengan lantai WC sekitar 2 meter lebih, dan dekat dengan bak kecil yang bisa dijangkau untuk mengaitkan pakaian ke ventilasi.
“Saat ditemukan, jarak kaki korban ke lantai WC sekitar satu jengkal lagi. Dan kita temukan bercak sperma juga,” sebut Asmon. (yza/jpg/nin/ras)