30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

1.225 Warga Sinabung Direlokasi

AFP PHOTO / ADEK BERRY Pengungsi Sinabung tinggal di tenda di Tanah Karo, 6 Februari 2014. Erpsi Gunung Sinabung telah menewaskan 16 warga pada 3 Februari.
AFP PHOTO / ADEK BERRY
Pengungsi Sinabung tinggal di tenda di Tanah Karo, 6 Februari 2014. Erpsi Gunung Sinabung telah menewaskan 16 warga pada 3 Februari.

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Relokasi terhadap warga tiga desa di lereng Gunung Sinabung sudah final. Berdasar data terakhir, ada 1.225 jiwa (389 KK) di tiga desa pada radius tiga kilometer dari kawah yang harus direlokasi. Pengadaan lahan untuk relokasi bedol desa itu segera rampung.

Tiga desa yang akan direlokasi adalah Sukameriah (450 jiwa, 137 KK), Bekerah (338 jiwa, 115 KK), dan Simacem (467 jiwa, 137 KK). Kondisi perkampungan dan pertanian di ketiga desa tersebut rusak parah sehingga tidak layak dihuni. Tiga desa itu juga telah menjadi jalur aliran lava, luncuran awan panas, dan gas beracun.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merencanakan model relokasi yang mengadopsi perkampungan di kawasan Gunung Merapi. “Rencananya, warga diberikan bantuan tanah 100 meter persegi untuk perumahan dengan bangunan rumah tipe 36 per KK,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin (6/2).

Unit hunian akan dilengkapi dua kamar tidur, kamar tamu, kamar mandi, dan fasilitas standar rumah sederhana lainnya. Sutopo menuturkan, desain rumah maupun rancangan konstruksi disiapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan memenuhi kriteria struktur tahan gempa.

Selain itu, seluruh bangunan akan diseting untuk memudahkan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Sutopo meminta warga agar tidak khawatir dengan lahan yang ditinggalkan untuk bedol desa. “Lahan pertanian asal masih boleh digunakan untuk berkebun, tetapi tidak boleh untuk tempat tinggal,” ujar peneliti senior BPPT itu.

Sementara itu, Sekretaris Utama BNPB Fachrul Hadi mengungkapkan, estimasi biaya untuk bedol desa itu mencapai Rp 67 miliar. Uang tersebut akan digunakan untuk membangun rumah, fasilitas umum, dan sarana utilitas di tiga desa baru itu. pengadaan lahan seluas 25 hektare diserahkan kepada Pemda Karo.

“Informasi terakhir lahan yang sudah tersedia seluas 15 hektare,” tuturnya. Sisanya masih diupayakan dalam beberapa hari ke depan. Fachrul menolak menyebutkan di mana lokasi lahan yang sedang diincar Pemkab Karo. sebab, publikasi hanya akan membuat calo tanah ikut bermain.

Yang jelas, rencana lokasi lahan tersebut sempat meleset dari target. Awalnya, BNPB menargetkan desa baru itu akan berjarak tujuh kilometer dari puncak Sinabung. Namun, tanah yang tersedia rupanya berjarak lima kilometer dari puncak. Artinya, masih masuk radius bahaya meski tidak separah desa lama.

Fachrul menambahkan, relokasi tiga desa itu nantinya akan bersifat permanen. “Tempat tinggal yang akan diberikan berupa huntap (hunian tetap), bukan huntara (hunian sementara) seperti beberapa desa di Merapi,” tutupnya.

 

EVAKUASI DIHENTIKAN

Secara resmi, Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan mennghentikan upaya  evakuasi untuk menelisik kemungkinan masih adanya korban erupsi Gunung Sinabung. Langkah penghentian evakuasi berdasar rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyimpulkan Gunung Sinabung masih sangat membahayakan.

“Sehubungan dengan aktivitas Sinabung sampai saat ini masih tinggi, Pusat Vulkanologi merekomendasikan untuk tidak masuk dulu ke wilayah Sukameriah untuk evakuasi,” ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI Tatang Zainuddin saat memberikan keterangan pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta Pusat, kemarin (5/2).

Upaya evakuasi akan dilanjutkan jika sudah ada pernyataan dari PVMBG bahwa Sinabung erupsinya mulai reda.  “Jadi sampai situasi aman, baru kami lakukan pencarian lagi,” lanjut Tatang. Itu alasan pertama.

Alasan kedua, kata Tatang, hingga kemarin belum ada laporan warga yang mengaku kehilangan  sanak-saudaranya yang hilang di zona bahaya. “Kami belum mendapat laporan lagi sejauh ini jika ada pengungsi yang hilang,” kata Tatang.

Di tempat yang sama, Deputi Pengembangan Dan Restrukturisasi Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengatakan, pihaknya mengeluarkan dana sebesar Rp 900 juta untuk relokasi pasar tradisional di Kecamatan Kabanjahe, Karo yang terkena dampak langsung erupsi Sinabung.

Lahan baru untuk relokasi pasar seluas sekitar 700 meter persegi sudah disiapkan pemda. Pembangunan pasar ini ditargetkan kelar dalam dua bulan mendatang.

Relokasi ini sebagai bagian dari solusi meringankan beban pedagang yan mengalami kerugian akibat terdampak erupsi Sinabung. Sekaligus, untuk menggeliatkan lagi roda perekonomian rakyat.

“Sebagian pengungsi kan pekerjaannya bertani. Jika memang ada yang akan menjual hasil taninya, tentu mereka butuh pasar tradisional ini,” tambahnya.

Selain itu, empat koperasi yang ada di Karo juga akan mendapatkan kucuran dana bantuan, masing-masing sebesar Rp50 Juta. (gir/sam/byu/agm/jpnn)

AFP PHOTO / ADEK BERRY Pengungsi Sinabung tinggal di tenda di Tanah Karo, 6 Februari 2014. Erpsi Gunung Sinabung telah menewaskan 16 warga pada 3 Februari.
AFP PHOTO / ADEK BERRY
Pengungsi Sinabung tinggal di tenda di Tanah Karo, 6 Februari 2014. Erpsi Gunung Sinabung telah menewaskan 16 warga pada 3 Februari.

 

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Relokasi terhadap warga tiga desa di lereng Gunung Sinabung sudah final. Berdasar data terakhir, ada 1.225 jiwa (389 KK) di tiga desa pada radius tiga kilometer dari kawah yang harus direlokasi. Pengadaan lahan untuk relokasi bedol desa itu segera rampung.

Tiga desa yang akan direlokasi adalah Sukameriah (450 jiwa, 137 KK), Bekerah (338 jiwa, 115 KK), dan Simacem (467 jiwa, 137 KK). Kondisi perkampungan dan pertanian di ketiga desa tersebut rusak parah sehingga tidak layak dihuni. Tiga desa itu juga telah menjadi jalur aliran lava, luncuran awan panas, dan gas beracun.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merencanakan model relokasi yang mengadopsi perkampungan di kawasan Gunung Merapi. “Rencananya, warga diberikan bantuan tanah 100 meter persegi untuk perumahan dengan bangunan rumah tipe 36 per KK,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin (6/2).

Unit hunian akan dilengkapi dua kamar tidur, kamar tamu, kamar mandi, dan fasilitas standar rumah sederhana lainnya. Sutopo menuturkan, desain rumah maupun rancangan konstruksi disiapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan memenuhi kriteria struktur tahan gempa.

Selain itu, seluruh bangunan akan diseting untuk memudahkan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Sutopo meminta warga agar tidak khawatir dengan lahan yang ditinggalkan untuk bedol desa. “Lahan pertanian asal masih boleh digunakan untuk berkebun, tetapi tidak boleh untuk tempat tinggal,” ujar peneliti senior BPPT itu.

Sementara itu, Sekretaris Utama BNPB Fachrul Hadi mengungkapkan, estimasi biaya untuk bedol desa itu mencapai Rp 67 miliar. Uang tersebut akan digunakan untuk membangun rumah, fasilitas umum, dan sarana utilitas di tiga desa baru itu. pengadaan lahan seluas 25 hektare diserahkan kepada Pemda Karo.

“Informasi terakhir lahan yang sudah tersedia seluas 15 hektare,” tuturnya. Sisanya masih diupayakan dalam beberapa hari ke depan. Fachrul menolak menyebutkan di mana lokasi lahan yang sedang diincar Pemkab Karo. sebab, publikasi hanya akan membuat calo tanah ikut bermain.

Yang jelas, rencana lokasi lahan tersebut sempat meleset dari target. Awalnya, BNPB menargetkan desa baru itu akan berjarak tujuh kilometer dari puncak Sinabung. Namun, tanah yang tersedia rupanya berjarak lima kilometer dari puncak. Artinya, masih masuk radius bahaya meski tidak separah desa lama.

Fachrul menambahkan, relokasi tiga desa itu nantinya akan bersifat permanen. “Tempat tinggal yang akan diberikan berupa huntap (hunian tetap), bukan huntara (hunian sementara) seperti beberapa desa di Merapi,” tutupnya.

 

EVAKUASI DIHENTIKAN

Secara resmi, Badan SAR Nasional (Basarnas) menyatakan mennghentikan upaya  evakuasi untuk menelisik kemungkinan masih adanya korban erupsi Gunung Sinabung. Langkah penghentian evakuasi berdasar rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menyimpulkan Gunung Sinabung masih sangat membahayakan.

“Sehubungan dengan aktivitas Sinabung sampai saat ini masih tinggi, Pusat Vulkanologi merekomendasikan untuk tidak masuk dulu ke wilayah Sukameriah untuk evakuasi,” ujar Direktur Operasi dan Latihan Basarnas Brigjen TNI Tatang Zainuddin saat memberikan keterangan pers di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta Pusat, kemarin (5/2).

Upaya evakuasi akan dilanjutkan jika sudah ada pernyataan dari PVMBG bahwa Sinabung erupsinya mulai reda.  “Jadi sampai situasi aman, baru kami lakukan pencarian lagi,” lanjut Tatang. Itu alasan pertama.

Alasan kedua, kata Tatang, hingga kemarin belum ada laporan warga yang mengaku kehilangan  sanak-saudaranya yang hilang di zona bahaya. “Kami belum mendapat laporan lagi sejauh ini jika ada pengungsi yang hilang,” kata Tatang.

Di tempat yang sama, Deputi Pengembangan Dan Restrukturisasi Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengatakan, pihaknya mengeluarkan dana sebesar Rp 900 juta untuk relokasi pasar tradisional di Kecamatan Kabanjahe, Karo yang terkena dampak langsung erupsi Sinabung.

Lahan baru untuk relokasi pasar seluas sekitar 700 meter persegi sudah disiapkan pemda. Pembangunan pasar ini ditargetkan kelar dalam dua bulan mendatang.

Relokasi ini sebagai bagian dari solusi meringankan beban pedagang yan mengalami kerugian akibat terdampak erupsi Sinabung. Sekaligus, untuk menggeliatkan lagi roda perekonomian rakyat.

“Sebagian pengungsi kan pekerjaannya bertani. Jika memang ada yang akan menjual hasil taninya, tentu mereka butuh pasar tradisional ini,” tambahnya.

Selain itu, empat koperasi yang ada di Karo juga akan mendapatkan kucuran dana bantuan, masing-masing sebesar Rp50 Juta. (gir/sam/byu/agm/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/