25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Wisjnu Ancam Copot Kapolsek Binjai Timur

Kapoldasu Sidak ke Lahan Eks HGU PTPN 2 Sei Semayang

BINJAI- Bentrok fisik di lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Sabtu (4/3) lalu, menjadi perhatian serius Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro. Bahkan, Kapoldasu mengancam akan mencopot Kapolsek Binjai Timur jika tak mampu mengamankan lokasi konflik itu.

Selain itu, Kapoldasu juga berjanji, akan menindak anggotanya jika memihak kepada oknum-oknum tertentu dalam sengketa lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang ini. “Mana Kapolsek Binjai Timur? Kalau kamu tidak bisa menindak premanisme di wilayah ini, kau yang saya tindak. Akan saya gantikan kau,” kata Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro kepada Kapolsek Binjai Timur, AKP Ismui saat meninjau lokasi bentrok, Selasa (6/3).

Sebelumnya, Kapoldasu yang didampingi Wali Kota Binjai HM Idaham SH Msi sempat melakukan dialog dengan Ketua Kelompok Tani Tunggurono Mahmud Karim di sebuah warung kecil milik masyarakat setempat. Dalam perbincangan itu, Kapoldasu mengimbau Mahmud Karim untuk tidak melakukan tindakan anarkis di lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang.

Tak berapa lama, sejumlah warga yang terdiri dari kaum ibu menghampiri Kapoldasu. Awalnya, ibu-ibu itu ingin dihadang petugas yang berjaga, namun Kapoldasu memberikan izin kepada ibu-ibu itu untuk menghampirinya.

Kepada Kapoldasu, mereka langsung mengeluarkan unek-unek yang selama ini telah dirasakan. “Kami sudah nggak percaya sama polisi. Setiap kali kami melapor, laporan kami tidak pernah ditanggapi. Kami warga di sini sudah resah semua Pak. Setiap kali kami bercocok tanam, kami dipanahi oleh anggota Parlin. Dulu, sebelum ada Parlin, kami di sini aman-aman saja. Sekarang, kami ketakutan terus,” kata Nur, seorang warga.

Demikian juga yang disampaikan guru SD Negeri yang tak jauh dari lokasi bentrok. “Kami selaku guru juga bingung Pak. Setiap hari rebut, akibatnya proses belajar-mengajar terganggu. Kami sebagai guru juga takut jika ada bentrok di wilayah sekolah ini,” kata wanita berjilbab itu.

Menanggapi pengaduan masyarakat tersebut, Kapoldasu berjanji akan mendirikan Pos di persipangan Jalan Gajah Mada. “Untuk menjaga keamanan di wilayah ini, saya akan membangun Pos yang dijaga personel Polri dan Pemda dengan dilengkapi peralatan yang lengkap,” ujar Wisjnu.

Tak hanya itu, Kapoldasu juga mengharapkan, agar masyarakat melaporkan anggotanya yang ikut terlibat dalam konflik lahan eks HGU PTPN 2 ini.
Kapoldasu juga mengimbau kepada empat pimpinan kelompok tani di Tunggurono yakni Parlin, Cetut, Mahmud Karim dan Suyono, selaku kaki tangan PT Durahman Indah Lestari untuk menjaga suasana kondusif. “Kamu Parlin, jangan buat tindakan anarkis lagi. Kalau kamu tetap membandal, akan saya cari kemanapun kamu pergi. Jadi, bagus-bagus sajalah, kalau kalian bagus-bagus tetap akan kita dukung,” kata Kapoldasu.(dan)

Kapoldasu Sidak ke Lahan Eks HGU PTPN 2 Sei Semayang

BINJAI- Bentrok fisik di lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur, Sabtu (4/3) lalu, menjadi perhatian serius Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro. Bahkan, Kapoldasu mengancam akan mencopot Kapolsek Binjai Timur jika tak mampu mengamankan lokasi konflik itu.

Selain itu, Kapoldasu juga berjanji, akan menindak anggotanya jika memihak kepada oknum-oknum tertentu dalam sengketa lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang ini. “Mana Kapolsek Binjai Timur? Kalau kamu tidak bisa menindak premanisme di wilayah ini, kau yang saya tindak. Akan saya gantikan kau,” kata Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro kepada Kapolsek Binjai Timur, AKP Ismui saat meninjau lokasi bentrok, Selasa (6/3).

Sebelumnya, Kapoldasu yang didampingi Wali Kota Binjai HM Idaham SH Msi sempat melakukan dialog dengan Ketua Kelompok Tani Tunggurono Mahmud Karim di sebuah warung kecil milik masyarakat setempat. Dalam perbincangan itu, Kapoldasu mengimbau Mahmud Karim untuk tidak melakukan tindakan anarkis di lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang.

Tak berapa lama, sejumlah warga yang terdiri dari kaum ibu menghampiri Kapoldasu. Awalnya, ibu-ibu itu ingin dihadang petugas yang berjaga, namun Kapoldasu memberikan izin kepada ibu-ibu itu untuk menghampirinya.

Kepada Kapoldasu, mereka langsung mengeluarkan unek-unek yang selama ini telah dirasakan. “Kami sudah nggak percaya sama polisi. Setiap kali kami melapor, laporan kami tidak pernah ditanggapi. Kami warga di sini sudah resah semua Pak. Setiap kali kami bercocok tanam, kami dipanahi oleh anggota Parlin. Dulu, sebelum ada Parlin, kami di sini aman-aman saja. Sekarang, kami ketakutan terus,” kata Nur, seorang warga.

Demikian juga yang disampaikan guru SD Negeri yang tak jauh dari lokasi bentrok. “Kami selaku guru juga bingung Pak. Setiap hari rebut, akibatnya proses belajar-mengajar terganggu. Kami sebagai guru juga takut jika ada bentrok di wilayah sekolah ini,” kata wanita berjilbab itu.

Menanggapi pengaduan masyarakat tersebut, Kapoldasu berjanji akan mendirikan Pos di persipangan Jalan Gajah Mada. “Untuk menjaga keamanan di wilayah ini, saya akan membangun Pos yang dijaga personel Polri dan Pemda dengan dilengkapi peralatan yang lengkap,” ujar Wisjnu.

Tak hanya itu, Kapoldasu juga mengharapkan, agar masyarakat melaporkan anggotanya yang ikut terlibat dalam konflik lahan eks HGU PTPN 2 ini.
Kapoldasu juga mengimbau kepada empat pimpinan kelompok tani di Tunggurono yakni Parlin, Cetut, Mahmud Karim dan Suyono, selaku kaki tangan PT Durahman Indah Lestari untuk menjaga suasana kondusif. “Kamu Parlin, jangan buat tindakan anarkis lagi. Kalau kamu tetap membandal, akan saya cari kemanapun kamu pergi. Jadi, bagus-bagus sajalah, kalau kalian bagus-bagus tetap akan kita dukung,” kata Kapoldasu.(dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/