30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Puting Beliung Hajar Sergai, 39 Bangunan Hancur

Gumpalan Putih itu Cepat Kali…

TEBINGTINGGI-Sedikitnya 39 rumah warga hancur setelah dihajar puting beliung di Kampung Kuningan, Desa Sei Periok, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Seorang anak berusia enam tahun dikabarkan kritis.

“Saya sempat tercengang, ada gumpalan awan putih berbentuk kerucut mendatangi rumah. Datangnya dari arah selatan, cepat kali,” aku Subarin (30), ayah dari Raisyah Nura (6) yang menjadi korban luka berat.

Dari keterangan yang dihimpun Sumut Pos, kejadian tersebut bermula sejak pukul 22.00 WIB, Kamis (5/4). Puting beliung berlangsung selama tiga menit. Aliran listrik pun langsung padam. Sebelum kejadian istri Subari, Siska (28), menidurkan sang buah hati. Merasa takut akan ada musibah, Subari langsung membangunkan itrinya untuk berlari keluar rumah menghindari ambruknya bangunan rumah miliknya.

“Saya tak sempat mengangkat anak saya (Raisyah). Baru selangkah menuju tempat tidur, tiba-tiba atap rumah sudah terbang ke tengah persawahan belakang rumah. Lalu batu bata bangunan atas ambruk dan langsung menimpa kepala anak saya di tempat tidur,” jelas Subari.
Melihat kondisi muka Raisyah berlumuran darah, ketika hujan masih turun deras, Subari langsung membawa menuju Puskesmas terdekat untuk merawat luka di kepala anaknya. “Sebelas jahitan di bagian kening karena tertimpa batu bata bangunan,” ujarnya.

Usai puting beliung memporak porandakan rumah warga, pagi harinya terlihat kesibukan. Warga mulai mengumpulkan puing-puing bangunan yang masih bisa dipakai. Seng dan kayu dikumpulakan warga yang rumahnya roboh untuk dipergunakan kembali. Kesedihan terlihat di wajah ibu-ibu di tenda pengungsian. Warga yang rumahnya rusak parah memang ditampung di tenda pengungsian yang sengaja dipasang oleh Tim Sar Tagana dan BNPB Pemkab Sergai. “Sejumlah harta benda kami hancur Pak, mulai dari televisi, kulkas, perabotan kamar, dan sepeda motor. Angin puting beliung menghatam demikian cepat,” ujar Siska ditenda pengungsian.

Butuh Selimut dan Air Bersih

Menurut Siska, kini  dan warga di sana membutuhkan bantuan selimut dan air bersih. “Mie instan, beras dan beberapa kotak air mineral baru masuk,tapi bantuan selimut lebih penting karena banyak anak-anak yang rumah orangtuanya rusak para,” tambah Siska.

Kepala Desa Sei Periok, Salamuddin Barus ketika ditemui di lokasi kejadian, sekira pukul 07.30 WIB kemarin mengatakan pihaknya masih mendata semua kerusakan. “Sampai saat ini terdata 37 rumah warga, 2 Masjid dan kilang padi,” terangnya.

Masalah bantuan untuk warga dari Pemerintah Kabupaten Sergai sampai pagi kemarin belum diterima. Tetapi, sudah dilaporkan kepada pihak Pemkab Sergai dan Kantor BNPB Kabupaten Sergai.

Kapolres melalui Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap yang juga turun ke lokasi mengatakan bahwa pihaknya telah mendata sejumlah rumah warga yang rusak terkena angin puting beliung. Pihaknya juga mengimbauan kepada warga untuk saling menjaga harta milik.

Sementara, Camat Tebingtinggi Ramadhan Purba yang juga ada di lokasi tak bisa menutupi kesedihannya. Dia mengungkapkan bahwa sudah dua kali terjadi puting beliung di Kampung Kuningan, Desa Sei Periok ini. Dan, kejadian bencana alam kali ini adalah yang terbesar dan terparah. “Itu semua akan menjadi tanggungjawab Pemkab Sergai, pihaknya akan membantu warga membangun kembali rumah melihat kondisi kerusakannya,” kata Ramadhan.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Sergai dari Fraksi PPP, Sugiatik SAg mengharapkan agar Pemkab Sergai serius dalam menangani bencana tersebut. Pasalnya korban akibat puting beliung cukup banyak. “Kebutuhan warga harus dipenuhi,” katanya. (mag-3/mag-16)

Gumpalan Putih itu Cepat Kali…

TEBINGTINGGI-Sedikitnya 39 rumah warga hancur setelah dihajar puting beliung di Kampung Kuningan, Desa Sei Periok, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Seorang anak berusia enam tahun dikabarkan kritis.

“Saya sempat tercengang, ada gumpalan awan putih berbentuk kerucut mendatangi rumah. Datangnya dari arah selatan, cepat kali,” aku Subarin (30), ayah dari Raisyah Nura (6) yang menjadi korban luka berat.

Dari keterangan yang dihimpun Sumut Pos, kejadian tersebut bermula sejak pukul 22.00 WIB, Kamis (5/4). Puting beliung berlangsung selama tiga menit. Aliran listrik pun langsung padam. Sebelum kejadian istri Subari, Siska (28), menidurkan sang buah hati. Merasa takut akan ada musibah, Subari langsung membangunkan itrinya untuk berlari keluar rumah menghindari ambruknya bangunan rumah miliknya.

“Saya tak sempat mengangkat anak saya (Raisyah). Baru selangkah menuju tempat tidur, tiba-tiba atap rumah sudah terbang ke tengah persawahan belakang rumah. Lalu batu bata bangunan atas ambruk dan langsung menimpa kepala anak saya di tempat tidur,” jelas Subari.
Melihat kondisi muka Raisyah berlumuran darah, ketika hujan masih turun deras, Subari langsung membawa menuju Puskesmas terdekat untuk merawat luka di kepala anaknya. “Sebelas jahitan di bagian kening karena tertimpa batu bata bangunan,” ujarnya.

Usai puting beliung memporak porandakan rumah warga, pagi harinya terlihat kesibukan. Warga mulai mengumpulkan puing-puing bangunan yang masih bisa dipakai. Seng dan kayu dikumpulakan warga yang rumahnya roboh untuk dipergunakan kembali. Kesedihan terlihat di wajah ibu-ibu di tenda pengungsian. Warga yang rumahnya rusak parah memang ditampung di tenda pengungsian yang sengaja dipasang oleh Tim Sar Tagana dan BNPB Pemkab Sergai. “Sejumlah harta benda kami hancur Pak, mulai dari televisi, kulkas, perabotan kamar, dan sepeda motor. Angin puting beliung menghatam demikian cepat,” ujar Siska ditenda pengungsian.

Butuh Selimut dan Air Bersih

Menurut Siska, kini  dan warga di sana membutuhkan bantuan selimut dan air bersih. “Mie instan, beras dan beberapa kotak air mineral baru masuk,tapi bantuan selimut lebih penting karena banyak anak-anak yang rumah orangtuanya rusak para,” tambah Siska.

Kepala Desa Sei Periok, Salamuddin Barus ketika ditemui di lokasi kejadian, sekira pukul 07.30 WIB kemarin mengatakan pihaknya masih mendata semua kerusakan. “Sampai saat ini terdata 37 rumah warga, 2 Masjid dan kilang padi,” terangnya.

Masalah bantuan untuk warga dari Pemerintah Kabupaten Sergai sampai pagi kemarin belum diterima. Tetapi, sudah dilaporkan kepada pihak Pemkab Sergai dan Kantor BNPB Kabupaten Sergai.

Kapolres melalui Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap yang juga turun ke lokasi mengatakan bahwa pihaknya telah mendata sejumlah rumah warga yang rusak terkena angin puting beliung. Pihaknya juga mengimbauan kepada warga untuk saling menjaga harta milik.

Sementara, Camat Tebingtinggi Ramadhan Purba yang juga ada di lokasi tak bisa menutupi kesedihannya. Dia mengungkapkan bahwa sudah dua kali terjadi puting beliung di Kampung Kuningan, Desa Sei Periok ini. Dan, kejadian bencana alam kali ini adalah yang terbesar dan terparah. “Itu semua akan menjadi tanggungjawab Pemkab Sergai, pihaknya akan membantu warga membangun kembali rumah melihat kondisi kerusakannya,” kata Ramadhan.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Sergai dari Fraksi PPP, Sugiatik SAg mengharapkan agar Pemkab Sergai serius dalam menangani bencana tersebut. Pasalnya korban akibat puting beliung cukup banyak. “Kebutuhan warga harus dipenuhi,” katanya. (mag-3/mag-16)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/