30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

JR Saragih: Jangan Terpancing Isu di Sosmed

Bupati Simalungun, JR Saragih.

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Bupati Simalungun JR Saragih mengingatkan para pimpinan gereja untuk tidak terpancing dan bersikap arif dalam menyerap dan menanggapi isu yang ada di jejaring sosial media (sosmed). Sebab, saat ini pengaruh sosmed dalam membentuk opini sangat besar.

Apalagi lebih sering tersebar opini negatif yang disampaikan oleh sekelompok orang atas sesuatu yang tidak disenanginya. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menebar kebencian.

“Sosmed ini pun secara perlahan mampu mengikis nilai budaya yang selama ini menjadi karakteristik bangsa dan identitas daerah,” kata JR Saragih dalam acara Ibadah Syukuran dan Rapat Pimpinan Nasional Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Pematangsiantar, kemarin (18/1).

Menurutnya, kondisi kerukunan umat beragama bagai tercabik-cabik di beberapa daerah hanya karena pembentukan opini negatif di sosmed. Karena itu diharapkan jangan sampai kondisi yang sama terjadi di Sumut. Seperti Kabupaten Simalungun sejauh ini masyarakatnya masih mampu hidup bersandingan dalam keragaman agama, suku, dan adat secara damai.

Untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian tanpa terpengaruh opini negatif dari sosmed, peran pimpinan tertinggi gereja cukup penting. Karena sering bertemu dengan banyak umat dalam berbagai kesempatan serta  mampu menyampaikan suatu pemahaman berdasarkan kebenaran yang utuh. Terutama dalam menyampaikan pemahaman tentang agama dan kondisi sosial yang sedang terjadi.

Bupati Simalungun, JR Saragih.

PEMATANGSIANTAR, SUMUTPOS.CO – Bupati Simalungun JR Saragih mengingatkan para pimpinan gereja untuk tidak terpancing dan bersikap arif dalam menyerap dan menanggapi isu yang ada di jejaring sosial media (sosmed). Sebab, saat ini pengaruh sosmed dalam membentuk opini sangat besar.

Apalagi lebih sering tersebar opini negatif yang disampaikan oleh sekelompok orang atas sesuatu yang tidak disenanginya. Bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menebar kebencian.

“Sosmed ini pun secara perlahan mampu mengikis nilai budaya yang selama ini menjadi karakteristik bangsa dan identitas daerah,” kata JR Saragih dalam acara Ibadah Syukuran dan Rapat Pimpinan Nasional Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Pematangsiantar, kemarin (18/1).

Menurutnya, kondisi kerukunan umat beragama bagai tercabik-cabik di beberapa daerah hanya karena pembentukan opini negatif di sosmed. Karena itu diharapkan jangan sampai kondisi yang sama terjadi di Sumut. Seperti Kabupaten Simalungun sejauh ini masyarakatnya masih mampu hidup bersandingan dalam keragaman agama, suku, dan adat secara damai.

Untuk menciptakan kerukunan dan kedamaian tanpa terpengaruh opini negatif dari sosmed, peran pimpinan tertinggi gereja cukup penting. Karena sering bertemu dengan banyak umat dalam berbagai kesempatan serta  mampu menyampaikan suatu pemahaman berdasarkan kebenaran yang utuh. Terutama dalam menyampaikan pemahaman tentang agama dan kondisi sosial yang sedang terjadi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/