30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tambang Emas Martabe Fasilitasi Skrining Katarak Bagi Pengungsi Sinabung

Pemeriksaan mata di Zentrum Kabanjahe, Sabtu (5/4/2014). Skrining katarak ini difasilitasi oleh Tambang Emas Martabe.
Pemeriksaan mata di Zentrum Kabanjahe, Sabtu (5/4/2014). Skrining katarak ini difasilitasi oleh Tambang Emas Martabe.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe mendukung penyelenggaraan pemeriksaan mata dan skrining katarak gratis bagi ribuan pengungsi letusan Sinabung pada 5-6 April 2014.  Lebih dari 30 relawan, termasuk dokter mata dan perawat mahir mata dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan dan skrining di empat pos, yakni di Masjid Agung, Zentrum Kabanjahe, Gedung Serba Guna KNPI, dan Paroki Gereja Katolik Kabanjahe.

Ini merupakan kali ketiga Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan A New Vision dan Kodam I Bukit Barisan menggelar Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”. Operasi akan diselenggarakan di dua kota, Padangsidimpuan pada 4-6 Juni 2014 di RS DAM-1 TNI dan Medan pada 8-10 Juni 2014 di RS TNI Putri Hijau dengan target 1.500 mata.

Tercatat hingga sore ini sebanyak 3.578 pengungsi dan warga Kabupaten Karo telah mendatangi lokasi pemeriksaan mata, 179 diantaranya terdiagnosis katarak dan akan dikoordinasikan untuk mengikuti operasi katarak gratis di Medan.

Pemeriksaan dan skirining di Kabupaten Karo menjadi  langkah pertama  aksi Bakti Sosial ini untuk menjangkau masyarakat luas di berbagai wilayah kabupaten lain, membentang dari Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah. Pekan Penyadaran Informasi Katarak dan skrining selanjutnya akan dilaksanakan di enam lokasi lain, yaitu Gambir, Pahae, Tuka, Batangtoru, Muara Batangtoru, dan Sipirok mulai akhir April  hingga Mei 2014.

Dalam rangkaian skrining katarak juga dilakukan sosialiasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak katarak sekaligus memberikan pemahaman bahwa katarak dapat disembuhkan lewat operasi. Suriani (46) warga Berastepu yang sudah 5 bulan mengungsi di Masjid Agung Kabanjahe akibat erupsi Gunung Sinabung menjadi salah satu warga yang terdiagnosa katarak pada kedua matanya. Ibunya, Ridah (67) dan keponakannya, Ikhsan (17) juga terdiagnosis katarak. “Saya berani dan yakin untuk menjalani operasi katarak. Saya ingin bisa melihat jelas agar dapat maksimal bekerja, berladang supaya pemasukan untuk keluarga bisa terus berjalan, utamanya saat kami sudah diperbolehkan pulang ke Berastepu.” ujar Suryani, tulang punggung keluarga dengan tiga anak ini.

Peter Albert, Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe menekankan, “Mata sehat merupakan modal utama produktivitas masyarakat. Melalui Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, Tambang Emas Martabe mendukung berbagai upaya konstruktif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat demi terwujudnya akselerasi pembangunan Sumatera Utara yang berkelanjutan.”

Kegiatan pemeriksaan mata dan skrining katarak gratis di Kab Karo ini sekaligus menjadi kelanjutan dari kegiatan tanggap bencana Sinabung yang dilakukan Tambang Emas Martabe. Sebelumnya pada November 2013 dan Januari 2014 respons dilakukan dalam bentuk layanan kesehatan & psikososial, penyediaan air bersih, dan bantuan logistik yang manfaatnya telah dirasakan oleh lebih dari 3.500 pengungsi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat G-Resources Tambang Emas Martabe Katarina Siburian menyampaikan, “Bersama dengan para mitra yang peduli, kami berusaha meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mendeteksi gangguan kesehatan mata, khususnya akibat katarak. Kami berharap sebanyak mungkin masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini.”

Sejak penyelenggaraan Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” sejak tahun 2011 dan 2012, sekitar 2.304 orang telah menjalani operasi dengan tingkat sukses mencapai 100 persen dan berhasil memperoleh penglihatan mereka kembali. Diantara mereka terdapat pasien termuda berusia 8 bulan dan pasien tertua berumur 108 tahun. Lebih dari 1.000 pemuka desa, tokoh agama, guru, aparat, penggerak PKK, tenaga kesehatan dan kader penyuluh telah memperoleh pemahaman dan keterampilan mendeteksi dini penyakit mata dan penanganannya.

Penelitian mengungkapkan, tiga dari empat orang yang mengalami gangguan penglihatan dapat disembuhkan, khususnya yang diakibatkan oleh katarak. Sayangnya di Indonesia jumlah penderita katarak cukup tinggi, mencapai 2 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduknya, dan setiap tahun terdapat sekitar 240.000 kasus katarak baru muncul. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi kedua jumlah penderita katarak terbanyak di Asia Tenggara. Mari kita putus rantai kebutaan dan bantu ciptakan masyarakat yang produktif dan mandiri. (rel/mea)

Pemeriksaan mata di Zentrum Kabanjahe, Sabtu (5/4/2014). Skrining katarak ini difasilitasi oleh Tambang Emas Martabe.
Pemeriksaan mata di Zentrum Kabanjahe, Sabtu (5/4/2014). Skrining katarak ini difasilitasi oleh Tambang Emas Martabe.

KABANJAHE, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe mendukung penyelenggaraan pemeriksaan mata dan skrining katarak gratis bagi ribuan pengungsi letusan Sinabung pada 5-6 April 2014.  Lebih dari 30 relawan, termasuk dokter mata dan perawat mahir mata dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan dan skrining di empat pos, yakni di Masjid Agung, Zentrum Kabanjahe, Gedung Serba Guna KNPI, dan Paroki Gereja Katolik Kabanjahe.

Ini merupakan kali ketiga Tambang Emas Martabe bekerja sama dengan A New Vision dan Kodam I Bukit Barisan menggelar Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”. Operasi akan diselenggarakan di dua kota, Padangsidimpuan pada 4-6 Juni 2014 di RS DAM-1 TNI dan Medan pada 8-10 Juni 2014 di RS TNI Putri Hijau dengan target 1.500 mata.

Tercatat hingga sore ini sebanyak 3.578 pengungsi dan warga Kabupaten Karo telah mendatangi lokasi pemeriksaan mata, 179 diantaranya terdiagnosis katarak dan akan dikoordinasikan untuk mengikuti operasi katarak gratis di Medan.

Pemeriksaan dan skirining di Kabupaten Karo menjadi  langkah pertama  aksi Bakti Sosial ini untuk menjangkau masyarakat luas di berbagai wilayah kabupaten lain, membentang dari Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah. Pekan Penyadaran Informasi Katarak dan skrining selanjutnya akan dilaksanakan di enam lokasi lain, yaitu Gambir, Pahae, Tuka, Batangtoru, Muara Batangtoru, dan Sipirok mulai akhir April  hingga Mei 2014.

Dalam rangkaian skrining katarak juga dilakukan sosialiasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak katarak sekaligus memberikan pemahaman bahwa katarak dapat disembuhkan lewat operasi. Suriani (46) warga Berastepu yang sudah 5 bulan mengungsi di Masjid Agung Kabanjahe akibat erupsi Gunung Sinabung menjadi salah satu warga yang terdiagnosa katarak pada kedua matanya. Ibunya, Ridah (67) dan keponakannya, Ikhsan (17) juga terdiagnosis katarak. “Saya berani dan yakin untuk menjalani operasi katarak. Saya ingin bisa melihat jelas agar dapat maksimal bekerja, berladang supaya pemasukan untuk keluarga bisa terus berjalan, utamanya saat kami sudah diperbolehkan pulang ke Berastepu.” ujar Suryani, tulang punggung keluarga dengan tiga anak ini.

Peter Albert, Presiden Direktur G-Resources Tambang Emas Martabe menekankan, “Mata sehat merupakan modal utama produktivitas masyarakat. Melalui Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia”, Tambang Emas Martabe mendukung berbagai upaya konstruktif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat demi terwujudnya akselerasi pembangunan Sumatera Utara yang berkelanjutan.”

Kegiatan pemeriksaan mata dan skrining katarak gratis di Kab Karo ini sekaligus menjadi kelanjutan dari kegiatan tanggap bencana Sinabung yang dilakukan Tambang Emas Martabe. Sebelumnya pada November 2013 dan Januari 2014 respons dilakukan dalam bentuk layanan kesehatan & psikososial, penyediaan air bersih, dan bantuan logistik yang manfaatnya telah dirasakan oleh lebih dari 3.500 pengungsi.

Manajer Senior Komunikasi Korporat G-Resources Tambang Emas Martabe Katarina Siburian menyampaikan, “Bersama dengan para mitra yang peduli, kami berusaha meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk mendeteksi gangguan kesehatan mata, khususnya akibat katarak. Kami berharap sebanyak mungkin masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan ini.”

Sejak penyelenggaraan Bakti Sosial Pemeriksaan Mata dan Operasi Katarak Gratis “Buka Mata Lihat Indahnya Dunia” sejak tahun 2011 dan 2012, sekitar 2.304 orang telah menjalani operasi dengan tingkat sukses mencapai 100 persen dan berhasil memperoleh penglihatan mereka kembali. Diantara mereka terdapat pasien termuda berusia 8 bulan dan pasien tertua berumur 108 tahun. Lebih dari 1.000 pemuka desa, tokoh agama, guru, aparat, penggerak PKK, tenaga kesehatan dan kader penyuluh telah memperoleh pemahaman dan keterampilan mendeteksi dini penyakit mata dan penanganannya.

Penelitian mengungkapkan, tiga dari empat orang yang mengalami gangguan penglihatan dapat disembuhkan, khususnya yang diakibatkan oleh katarak. Sayangnya di Indonesia jumlah penderita katarak cukup tinggi, mencapai 2 juta orang atau 1,5 persen dari jumlah penduduknya, dan setiap tahun terdapat sekitar 240.000 kasus katarak baru muncul. Jumlah ini menempatkan Indonesia pada posisi tertinggi kedua jumlah penderita katarak terbanyak di Asia Tenggara. Mari kita putus rantai kebutaan dan bantu ciptakan masyarakat yang produktif dan mandiri. (rel/mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/