25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Bayi di Simalungun Dikubur Hidup-hidup

SIMALUNGUN- Warga Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun, mendadak heboh dengan temuan sesosok bayi perempuan yang ditemukan seorang petani di dalam tanah, Minggu (6/7), sekira pukul 10.00 WIB. Hingga saat ini, belum diketahui siapa orangtuanya.

Informasi dihimpun di lokasi penemuan, bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh Umian (34) warga Jalan Melati, Huta I, Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, yang hendak menanam bibit ubi kayu di ladang yang berada di samping rumahnya. Pagi itu, sekira pukul 10.00 WIB saat menanam ubi, ia mendengar suara tangisan bayi yang berasal dari dalam tanah.

Setelah mencari di sekitarnya, matanya tertuju pada tumpukan daun, ranting yang bercampur dengan tanah. Kemudian, ia mengorek tumpukan tersebut dengan bibit ubi yang ia pegang dan ia melihat ada kain putih dan suara tangisan bayi tersebut semakin jelas. Kamudian, ia mengoreknya dengan kedua tanganya dan melihat wajah bayi yang ditutup dengan kain.  “Pas kubuka, rupanya wajah anak bayi, terus aku teriak dan bapakku yang dengar langsung datang sama warga lainnya yang saat itu sedang mencuci di saluran irigasi,” ucapnya.

Ia menjelaskan, tubuh mungil bayi tersebut ditutupi dengan tanah yang bercampur daun dan ranting pohon cokelat yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya. Selain itu, lubang yang digali untuk mengubur anak tersebut ke dalamannya hanya bekisar 15 centimeter. “Waktu diangkat warga dari dalam lubang, bayinya sudah bersih. Bayi itu dibalut sama kain popok seperti dipocongi. Tapi mukanya cuma ditutup gitu saja sama kain popok itu,” terang ayah dua anak tersebut.

Kejadian tersebut, langsung tersiar ke warga lainnya. Dan, melaporkan kejadian tersebut ke bidan desa. Saat diangkat warga dari dalam lubang, kondisi bayi tersebut sudah memprihatinkan, tubuhnya sudah mulai membiru dan terasa dingin namun masih bernapas.

Bayi tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena saat kain pembalutnya dibuka terlihat tali pusar bayi tersebut masih panjang dan basah serta beberapa bercak darah yang sudah mengering di kepalanya. “Tali pusarnya masih panjang menjulur kira-kira ada 10 centimeter dan diperkirakan bayi itu baru dilahirkan tetapi bukan melalui bidan, mungkin ke dukun bayi atau lahir sendiri,” ucap Leni boru Tarigan, bidan desa di nagori tersebut.

Ia menegaskan, bayi tersebut lahir dengan usia kandungan yang cukup dan lahir normal. Bayi tersebut, memiliki berat 2,5 kilogram dan panjang 45 centimeter. “Bayinya sehat, hanya saja suhu tubuhnya sudah menurun sehingga perlu penanganan yang lebih ekstra agar kondisinya kembali stabil,” jelasnya.

Ia memperkirakan bayi tersebut dilahirkan kemarin subuh. Dan, diakuinya kondisi fisik bayi tersebut kuat sehingga ia mampu bertahan dengan kondisi udara yang sedikit. “Kalau menurut saya bayi tersebut sudah lebih setengah jam dikuburkan, tapi karena kondisi fisik yang kuat dan tanah yang menutup tidak padat bayi itu mampu bertahan,” ucapnya.

Setelah mendapatkan perawatan pertama, bayi malang tersebut langsung dibawa ke RSU Mina Padi, untuk mendapatkan perawatan. Saat tiba di lokasi RSU Mina Padi, bayi tersebut tidak menangis sama sekali. Hingga bayi dibawa ke ruangan inkubator, setelah lebih dari satu jam bayi tersebut ruang inkubator bayi tersebut baru menangis.

Kapolsek Serbelawan AKP Gandhi Hutagaol didampingin Kanit Reskrim Iptu Ferry K mengfatakan, bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap penemuan bayi tersebut pertama kali dan saksi lainnya. Diduga bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap dan sengaja dibuang karena saat pihaknya melakukan olah TKP tidak ditemukannya tanda-tanda bekas seorang baru melahirkan. “Akses jalan menuju TKP tidak hanya satu, jadi mungkin pelaku senagaja datang untuk membuang bayi tersebut,” terangnya.

Penemuan bayi tersebut membuat Fitria Dewi (29) warga yang sama, berniat untuk mengadopsi bayi kurang beruntung tersebut. Ia mengatakan, berniat mengadopsi bayi tersebut karena ia belum memiliki anak. “Kasian, lagian aku enggak punya anak makanya aku mau mengadopsi anak itu,” ucapnya.

Hal tersebut diamini suaminya, Legianto (34), pria yang bekerja sebagai mekanik mobil, mengaku sudah lama mengidamkan seorang anak. Ia selalu berdoa agar istrinya dapat hamil. “Kalau melihat orangtua sama anaknya rasanya kepingin, makanya aku sama istriku berniat untuk mengadopsi anak ini,” ucapnya.

Sementara, Camat Dolok Batu Nanggar, Sri Ramitha Doormauli mengatakan bila ada pihak yang ingin mengadopsi anak tersebut pihaknya siap untuk membantu kepengurusan administrasi. “Bila ada kita siap untuk membantu mengurus keperluan administrasinya, seperti kartu keluarga akta dan lainnya,” ucapnya. (lud/smg/rbb)

SIMALUNGUN- Warga Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungun, mendadak heboh dengan temuan sesosok bayi perempuan yang ditemukan seorang petani di dalam tanah, Minggu (6/7), sekira pukul 10.00 WIB. Hingga saat ini, belum diketahui siapa orangtuanya.

Informasi dihimpun di lokasi penemuan, bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh Umian (34) warga Jalan Melati, Huta I, Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, yang hendak menanam bibit ubi kayu di ladang yang berada di samping rumahnya. Pagi itu, sekira pukul 10.00 WIB saat menanam ubi, ia mendengar suara tangisan bayi yang berasal dari dalam tanah.

Setelah mencari di sekitarnya, matanya tertuju pada tumpukan daun, ranting yang bercampur dengan tanah. Kemudian, ia mengorek tumpukan tersebut dengan bibit ubi yang ia pegang dan ia melihat ada kain putih dan suara tangisan bayi tersebut semakin jelas. Kamudian, ia mengoreknya dengan kedua tanganya dan melihat wajah bayi yang ditutup dengan kain.  “Pas kubuka, rupanya wajah anak bayi, terus aku teriak dan bapakku yang dengar langsung datang sama warga lainnya yang saat itu sedang mencuci di saluran irigasi,” ucapnya.

Ia menjelaskan, tubuh mungil bayi tersebut ditutupi dengan tanah yang bercampur daun dan ranting pohon cokelat yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya. Selain itu, lubang yang digali untuk mengubur anak tersebut ke dalamannya hanya bekisar 15 centimeter. “Waktu diangkat warga dari dalam lubang, bayinya sudah bersih. Bayi itu dibalut sama kain popok seperti dipocongi. Tapi mukanya cuma ditutup gitu saja sama kain popok itu,” terang ayah dua anak tersebut.

Kejadian tersebut, langsung tersiar ke warga lainnya. Dan, melaporkan kejadian tersebut ke bidan desa. Saat diangkat warga dari dalam lubang, kondisi bayi tersebut sudah memprihatinkan, tubuhnya sudah mulai membiru dan terasa dingin namun masih bernapas.

Bayi tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena saat kain pembalutnya dibuka terlihat tali pusar bayi tersebut masih panjang dan basah serta beberapa bercak darah yang sudah mengering di kepalanya. “Tali pusarnya masih panjang menjulur kira-kira ada 10 centimeter dan diperkirakan bayi itu baru dilahirkan tetapi bukan melalui bidan, mungkin ke dukun bayi atau lahir sendiri,” ucap Leni boru Tarigan, bidan desa di nagori tersebut.

Ia menegaskan, bayi tersebut lahir dengan usia kandungan yang cukup dan lahir normal. Bayi tersebut, memiliki berat 2,5 kilogram dan panjang 45 centimeter. “Bayinya sehat, hanya saja suhu tubuhnya sudah menurun sehingga perlu penanganan yang lebih ekstra agar kondisinya kembali stabil,” jelasnya.

Ia memperkirakan bayi tersebut dilahirkan kemarin subuh. Dan, diakuinya kondisi fisik bayi tersebut kuat sehingga ia mampu bertahan dengan kondisi udara yang sedikit. “Kalau menurut saya bayi tersebut sudah lebih setengah jam dikuburkan, tapi karena kondisi fisik yang kuat dan tanah yang menutup tidak padat bayi itu mampu bertahan,” ucapnya.

Setelah mendapatkan perawatan pertama, bayi malang tersebut langsung dibawa ke RSU Mina Padi, untuk mendapatkan perawatan. Saat tiba di lokasi RSU Mina Padi, bayi tersebut tidak menangis sama sekali. Hingga bayi dibawa ke ruangan inkubator, setelah lebih dari satu jam bayi tersebut ruang inkubator bayi tersebut baru menangis.

Kapolsek Serbelawan AKP Gandhi Hutagaol didampingin Kanit Reskrim Iptu Ferry K mengfatakan, bahwa pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap penemuan bayi tersebut pertama kali dan saksi lainnya. Diduga bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap dan sengaja dibuang karena saat pihaknya melakukan olah TKP tidak ditemukannya tanda-tanda bekas seorang baru melahirkan. “Akses jalan menuju TKP tidak hanya satu, jadi mungkin pelaku senagaja datang untuk membuang bayi tersebut,” terangnya.

Penemuan bayi tersebut membuat Fitria Dewi (29) warga yang sama, berniat untuk mengadopsi bayi kurang beruntung tersebut. Ia mengatakan, berniat mengadopsi bayi tersebut karena ia belum memiliki anak. “Kasian, lagian aku enggak punya anak makanya aku mau mengadopsi anak itu,” ucapnya.

Hal tersebut diamini suaminya, Legianto (34), pria yang bekerja sebagai mekanik mobil, mengaku sudah lama mengidamkan seorang anak. Ia selalu berdoa agar istrinya dapat hamil. “Kalau melihat orangtua sama anaknya rasanya kepingin, makanya aku sama istriku berniat untuk mengadopsi anak ini,” ucapnya.

Sementara, Camat Dolok Batu Nanggar, Sri Ramitha Doormauli mengatakan bila ada pihak yang ingin mengadopsi anak tersebut pihaknya siap untuk membantu kepengurusan administrasi. “Bila ada kita siap untuk membantu mengurus keperluan administrasinya, seperti kartu keluarga akta dan lainnya,” ucapnya. (lud/smg/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/