34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Metode Sainte Lague Picu Kerja Keras

Simulasi hasil Pileg-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 dipastikan menggunakan metode Sainte Lague dalam penghitungan perolehan jumlah kursi. Penggunaan metode ini sempat menuai pro dan kontra, karena dianggap hanya menguntungkan partai besar. Meski begitu, beberapa pihak menganggap, kerja keras adalah faktor utama.

KETUA Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sumut, Juliski Simorangkir mengatakan, di atas kertas sistem perhitungan suara menggunakan metode Sainte Lague menunjukkan, partai mapan (besar) kemungkinan akan meraih lebih banyak kursi di Pileg 2019. Meski begitu, penggunaan pembagian jumlah perolehan suara 1,3,5,7 dan seterusnya, poin utamanya tetap saja bagaimana partai politik maupun para calegnya bekerja keras mencari dukungan sebanyaknya, demi mendapatkan tempat di gedung dewan.

“Sebenarnya sistem perhitungan suara sainte lague murni menguntungkan bagi caleg atau partai politik yang bekerja keras. Partai besar pun kalau tidak bekerja dan tidak gencar sosialisasi, tetap tidak dapat suara,”katanya.

Sehingga dengan sistem ini, lanjut Juliski, PKPI di Sumut akan bekerja keras mendapatkan suara rakyat meskipun banyak yang menganggap peluang partai kecil tidak sebaik partai besar. Sebab katanya, modal utama partai ini adalah dengan mengusung isu bebas korupsi, bersih, dan tidak tersangkut masalah narkoba. Selain itu, pemilih muda yang disebut generasi millennial mulai banyak bermunculan. Termasuk caleg dari partainya yang berusia muda, sehingga semangat juangnya tinggi serta jauh dari politik uang.

“Kita bekali caleg-caleg agar bersikap baik dan dapat membantu masyarakat. Punya komitmen untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sehingga sistem sainte lague ini secara mendasar sebenarnya manguntungkan bagi seluruh partai dan caleg yang bekerja keras,” katanya yang mendukung metode perhitungan yang memacu partai dan caleg bekerja keras.

Senada disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumut Ance Selian. Menurutnya, sitem sainte lague murni ini justru bisa menguntungkan bagi partainya. Selain dari kekuatan partai yang akan didorong lebih solid, para bacaleg yang akan bertarung menurutnya punya kapasitas yang cukup baik dalam menaikkan jumlah pemilih di Pileg 2019 mendatang. Sehinga perolehan kursi khususnya di DPRD Sumut yang saat ini hanya tiga, diyakini bisa bertambah.

“Sistem itu menutur kita sangat menguntungkan PKB secara Nasional. Karena itu dengan potensi dan target perolehan kursi kita yang meningkat dari Pileg sebelumnya, maka kita sangat mendukung sistem tersebut,” katanya.

Plt Ketua Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain juga mengakui, jika metode Sainte Lague menguntungkan semua parpol yang ada. Sebab menurutnya, sosok Bacaleg tak bisa dipungkiri juga berpengaruh atas perolehan suara maupun kursi. “Kita kan tidak tahu, parpol besar maupun parpol kecil, saat ini posisi berdirinya sama. Kita belum tahu siapa nanti yang bisa memenangkan pertarungan. Apalagi kalau bacalegnya itu tidak petarung, tidak pejuang dan tak bisa mengambil hati rakyat,” katanya.

Malah kata Herri, jika parpol baru yang notabene banyak diisi bacaleg berpengalaman dari parpol lama, bisa membuat kejutan pada pileg mendatang. Selain itu, kata dia, metode ini punya nilai positif dimana berpengaruh 4 persen untuk ke DPR RI. “Jika tidak sampai 4 persen, maka otomatis partai tersebut tidak bisa masuk ke DPR RI, walaupun sebenarnya suara bacalegnya tinggi. Jadi kita sangat setuju sekali sistem ini, supaya dalam kepemimpinan presiden nantinya tidak banyak parpol-parpol lain, melainkan yang mampu memenangkan 4 persen itu,” terangnya.

Atas hal ini, ujar anggota DPRD Medan itu, nantinya tidak bisa ditebak parpol mana yang bakal memenangkan syarat lebih dari 4 persen itu. Di mana parpol besar bisa saja akan ‘hilang’ jika tak mampu menembus angka sesuai metoda Sainte Lague. “Kuncinya di situ. Parpol besar pun kalau dia tak berkualitas mengambil simpati rakyat, bisa tidak dipilih. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan walaupun dia parpol baru. Tapi yang perlu disampaikan, agar bacalegnya menjadi petarung unggul baik sumbangsih tenaga, pikiran dan dukungan finansial,” katanya. “Intinya kita tidak boleh sepele dan terlena. Semua parpol punya peluang yang sama,” tandas Herri.

Simulasi hasil Pileg-Ilustrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 dipastikan menggunakan metode Sainte Lague dalam penghitungan perolehan jumlah kursi. Penggunaan metode ini sempat menuai pro dan kontra, karena dianggap hanya menguntungkan partai besar. Meski begitu, beberapa pihak menganggap, kerja keras adalah faktor utama.

KETUA Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sumut, Juliski Simorangkir mengatakan, di atas kertas sistem perhitungan suara menggunakan metode Sainte Lague menunjukkan, partai mapan (besar) kemungkinan akan meraih lebih banyak kursi di Pileg 2019. Meski begitu, penggunaan pembagian jumlah perolehan suara 1,3,5,7 dan seterusnya, poin utamanya tetap saja bagaimana partai politik maupun para calegnya bekerja keras mencari dukungan sebanyaknya, demi mendapatkan tempat di gedung dewan.

“Sebenarnya sistem perhitungan suara sainte lague murni menguntungkan bagi caleg atau partai politik yang bekerja keras. Partai besar pun kalau tidak bekerja dan tidak gencar sosialisasi, tetap tidak dapat suara,”katanya.

Sehingga dengan sistem ini, lanjut Juliski, PKPI di Sumut akan bekerja keras mendapatkan suara rakyat meskipun banyak yang menganggap peluang partai kecil tidak sebaik partai besar. Sebab katanya, modal utama partai ini adalah dengan mengusung isu bebas korupsi, bersih, dan tidak tersangkut masalah narkoba. Selain itu, pemilih muda yang disebut generasi millennial mulai banyak bermunculan. Termasuk caleg dari partainya yang berusia muda, sehingga semangat juangnya tinggi serta jauh dari politik uang.

“Kita bekali caleg-caleg agar bersikap baik dan dapat membantu masyarakat. Punya komitmen untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Sehingga sistem sainte lague ini secara mendasar sebenarnya manguntungkan bagi seluruh partai dan caleg yang bekerja keras,” katanya yang mendukung metode perhitungan yang memacu partai dan caleg bekerja keras.

Senada disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumut Ance Selian. Menurutnya, sitem sainte lague murni ini justru bisa menguntungkan bagi partainya. Selain dari kekuatan partai yang akan didorong lebih solid, para bacaleg yang akan bertarung menurutnya punya kapasitas yang cukup baik dalam menaikkan jumlah pemilih di Pileg 2019 mendatang. Sehinga perolehan kursi khususnya di DPRD Sumut yang saat ini hanya tiga, diyakini bisa bertambah.

“Sistem itu menutur kita sangat menguntungkan PKB secara Nasional. Karena itu dengan potensi dan target perolehan kursi kita yang meningkat dari Pileg sebelumnya, maka kita sangat mendukung sistem tersebut,” katanya.

Plt Ketua Partai Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain juga mengakui, jika metode Sainte Lague menguntungkan semua parpol yang ada. Sebab menurutnya, sosok Bacaleg tak bisa dipungkiri juga berpengaruh atas perolehan suara maupun kursi. “Kita kan tidak tahu, parpol besar maupun parpol kecil, saat ini posisi berdirinya sama. Kita belum tahu siapa nanti yang bisa memenangkan pertarungan. Apalagi kalau bacalegnya itu tidak petarung, tidak pejuang dan tak bisa mengambil hati rakyat,” katanya.

Malah kata Herri, jika parpol baru yang notabene banyak diisi bacaleg berpengalaman dari parpol lama, bisa membuat kejutan pada pileg mendatang. Selain itu, kata dia, metode ini punya nilai positif dimana berpengaruh 4 persen untuk ke DPR RI. “Jika tidak sampai 4 persen, maka otomatis partai tersebut tidak bisa masuk ke DPR RI, walaupun sebenarnya suara bacalegnya tinggi. Jadi kita sangat setuju sekali sistem ini, supaya dalam kepemimpinan presiden nantinya tidak banyak parpol-parpol lain, melainkan yang mampu memenangkan 4 persen itu,” terangnya.

Atas hal ini, ujar anggota DPRD Medan itu, nantinya tidak bisa ditebak parpol mana yang bakal memenangkan syarat lebih dari 4 persen itu. Di mana parpol besar bisa saja akan ‘hilang’ jika tak mampu menembus angka sesuai metoda Sainte Lague. “Kuncinya di situ. Parpol besar pun kalau dia tak berkualitas mengambil simpati rakyat, bisa tidak dipilih. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan walaupun dia parpol baru. Tapi yang perlu disampaikan, agar bacalegnya menjadi petarung unggul baik sumbangsih tenaga, pikiran dan dukungan finansial,” katanya. “Intinya kita tidak boleh sepele dan terlena. Semua parpol punya peluang yang sama,” tandas Herri.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/