30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Pernah Buka Praktik Pengobatan Tradisional

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Bakal Calon Legislatif Kota Binjai 2019, Zainal Abiddin Nasution menilai, berkarir di bidang politik merupakan sebuah panggilan untuk menolong masyarakat banyak. Prinsip itu yang dijadikannya sebagai motivasi untuk terjun ke dunia politik.

Berbincang santai di kediamannya, Jalan Berastagi, Binjai Selatan, pria yang akrab disapa Ki Ageng ini bercerita tentang kisah hidupnya dari nol. Awal kehidupannya terbilang susah. Dia bahkan sampai mengunyah beras jagung.

Kesulitan ekonomi itu membuatnya tahu hingga merasakan bagaimana realita pahit masyarakat yang tergolong kelas bawah.

“Saya dulu orang susah, makan beras jagung pun pernah dirasakan. Bahkan pernah juga saya makan harus ambil kelapa orang buat dijual agar bisa makan. Dari ini juga, saya kenal banyak orang susah. Bisa kita merasakan pahitnya kehidupan mereka, apalagi kalau sudah sakit,” kenang pria yang mengemban amanah sebagai Wakil Ketua DPD Gema Hanura Sumut ini.

Zainal pun mulanya tak ada terlintas dipikirannya untuk sibuk dalam bidang politik. Pria yang penah merantau ke sejumlah daerah itu juga sempat membuka praktik pengobatan tradisional berbagai jenis penyakit pada tahun 2005 sampai 2014 lalu.

Dari keseharian menolong orang itulah, Ki Ageng dapat mengetahui langsung bagaimana masyarakat yang melewati kehidupan sehari-harinya dengan keadaan terhimpit dan tak mampu lagi berobat ke rumah sakit atau ?secara medis sudah tidak terobati.

Dia juga banyak bertemu dengan warga Kota Rambutan yang berkehidupan di gubuk dengan sejumalah keterbatasan. Sejak sadar hal itulah, Ki Ageng terpanggil untuk berpolitik. (ted/azw)
“Sejak mengobati dan menolang orang kurang mampu, saya melihat langsung bahwa banyak orang wajib ditolong lantaran mereka enggak tahu lagi mencari pertolongan ke mana.

Berangkat dari inilah, saya terpanggil nolong orang dengan masuk ke kancah politik, struktur pemerintahan,” ujar Bacaleg dari Partai Hanura yang bertarung di Dapil Binjai Selatan ini.

Ayah yang dikaruniai dua orang putri ?melanjutkan, bahwa pengalaman buka praktik pengobatan tradisonal menjadi pelajar berharga. Mulai banyak kenal orang yang berasal dari berbagai kalangan, berkelakuan baik dan jahat hingga pejabat serta masyarakat tidak mampu.

i Ageng pun sebelumnya pernah gabung dalam organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa dengan mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Garda Bangsa pada tahun 2000 hingga 2004.

Tak hanya buka praktik pengobatan tradisional, Ki Ageng juga pernah menggeluti profesi jurnalis. Karenanya, bagi Ki Ageng, itu menjadi sebuah modal untuk membenahi sistem pemerintahan hingga kebijakan-kebijakan yang lahir kedepannya.

“Politik itu amanah. Kalau diizinkan dan diridhoi, saya siap mempertanggungjawabkan kepada Allah dan masyarakat. Harapannya, politik dapat semakin banyak menolong masyarakat,” tandasnya. (ted/azw)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Bakal Calon Legislatif Kota Binjai 2019, Zainal Abiddin Nasution menilai, berkarir di bidang politik merupakan sebuah panggilan untuk menolong masyarakat banyak. Prinsip itu yang dijadikannya sebagai motivasi untuk terjun ke dunia politik.

Berbincang santai di kediamannya, Jalan Berastagi, Binjai Selatan, pria yang akrab disapa Ki Ageng ini bercerita tentang kisah hidupnya dari nol. Awal kehidupannya terbilang susah. Dia bahkan sampai mengunyah beras jagung.

Kesulitan ekonomi itu membuatnya tahu hingga merasakan bagaimana realita pahit masyarakat yang tergolong kelas bawah.

“Saya dulu orang susah, makan beras jagung pun pernah dirasakan. Bahkan pernah juga saya makan harus ambil kelapa orang buat dijual agar bisa makan. Dari ini juga, saya kenal banyak orang susah. Bisa kita merasakan pahitnya kehidupan mereka, apalagi kalau sudah sakit,” kenang pria yang mengemban amanah sebagai Wakil Ketua DPD Gema Hanura Sumut ini.

Zainal pun mulanya tak ada terlintas dipikirannya untuk sibuk dalam bidang politik. Pria yang penah merantau ke sejumlah daerah itu juga sempat membuka praktik pengobatan tradisional berbagai jenis penyakit pada tahun 2005 sampai 2014 lalu.

Dari keseharian menolong orang itulah, Ki Ageng dapat mengetahui langsung bagaimana masyarakat yang melewati kehidupan sehari-harinya dengan keadaan terhimpit dan tak mampu lagi berobat ke rumah sakit atau ?secara medis sudah tidak terobati.

Dia juga banyak bertemu dengan warga Kota Rambutan yang berkehidupan di gubuk dengan sejumalah keterbatasan. Sejak sadar hal itulah, Ki Ageng terpanggil untuk berpolitik. (ted/azw)
“Sejak mengobati dan menolang orang kurang mampu, saya melihat langsung bahwa banyak orang wajib ditolong lantaran mereka enggak tahu lagi mencari pertolongan ke mana.

Berangkat dari inilah, saya terpanggil nolong orang dengan masuk ke kancah politik, struktur pemerintahan,” ujar Bacaleg dari Partai Hanura yang bertarung di Dapil Binjai Selatan ini.

Ayah yang dikaruniai dua orang putri ?melanjutkan, bahwa pengalaman buka praktik pengobatan tradisonal menjadi pelajar berharga. Mulai banyak kenal orang yang berasal dari berbagai kalangan, berkelakuan baik dan jahat hingga pejabat serta masyarakat tidak mampu.

i Ageng pun sebelumnya pernah gabung dalam organisasi sayap Partai Kebangkitan Bangsa dengan mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Garda Bangsa pada tahun 2000 hingga 2004.

Tak hanya buka praktik pengobatan tradisional, Ki Ageng juga pernah menggeluti profesi jurnalis. Karenanya, bagi Ki Ageng, itu menjadi sebuah modal untuk membenahi sistem pemerintahan hingga kebijakan-kebijakan yang lahir kedepannya.

“Politik itu amanah. Kalau diizinkan dan diridhoi, saya siap mempertanggungjawabkan kepada Allah dan masyarakat. Harapannya, politik dapat semakin banyak menolong masyarakat,” tandasnya. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/