25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Edy Saingi Tifatul

Edy Rahmayadi

SUMUTPOS.CO – Harapan Tifatul Sembiring untuk diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 mendatang tampaknya tidak akan mulus. Dia harus bersaing dengan Letjen TNI Edy Rahmayadi.

Munculnya nama Edy Rahmayadi menjadi kandicat dari PKS diutarakan langsung oleh Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez. Dia menyebutkan, nama Tifatul dan Edy Rahmayadi saat ini tengah di godok oleh DPP PKS.

Hafez menyebut dirinya diminta hadir ke DPP PKS untuk membahas mengenai Balon Gubsu yang akan di usung, Senin (9/10) lusa. “Senin saya diminta datang ke Jakarta untuk membahas Pilgubsu,” ujar Hafez di Medan, Jumat (6/10).

Hafez menilai kedua sosok tersebut berpeluang di usung PKS. Diungkapkan, dari internal PKS Sumut memang menginginkan Tifatul karena merupakan kader partai. Tapi DPP juga memiliki penilaian tersendiri terhadap Edy Rahmayadi.

Dijelaskan, sebelum kedua nama itu, ada beberapa sosok yang menjadi pertimbangan DPP PKS, termasuk Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu. Hanya saja, dua nama terakhir diakuinya sulit untuk diusung oleh PKS. Mengingat hubungan PKS dengan Tengku Erry Nuradi tidaklah baik. Sedangkan, Ngogesa sudah ditetapkan oleh DPP Partai Golkar menjadi pendamping Gubernur incumbent.

Anggota DPRD Sumut ini menjelaskan, apabila DPP PKS tidak mengusung Tifatul, maka dipastikan tidak ada kader PKS murni yang akan bertarung di Pilgubsu. Sebab, Edy Rahmayadi sudah memilih Musa Rajeckshah (Ijeck) sebagai pendamping.

“Pak Edy kan sudah bulat keinginannya menjadikan Ijeck sebagai wakil. Memang PKS bisa mengusung kader kalau Gerindra mengusung Gus Irawan. Tapi, Gerindra juga sepertinya sudah mengarah ke Edy Rahmayadi,” paparnya.

Walau tidak ada kader maju di Pilgubsu 2018 mendatang, namun PKS dan Gerindra kemungkinan besar akan tetap berkoalisi. “Tunggu hari Senin apa arahan DPP. Apakah mengusung Tifatul, atau mengusung Edy. Segalanya sesuatu masih mungkin terjadi,” bebernya.

Sedangkan Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumut, Robert L Tobing masih berharap partainya mengusung Gus Irawan Pasaribu di Pilgubsu 2018 mendatang. Sebab, kader internal Gerindra sudah sepakat untuk memenangkan Gus Irawan. Meskipun begitu, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Robert mengatakan bahwa saat ini parpol masih malu-malu. Dia meyakini sesama parpol masih membaca peta kekuatan lawannya. Sehingga, belum mengeluarkan keputusan resmi. “Sepertinya satu parpol dengan parpol lain sedang mengintip peta kekuatan masing-masing,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Politik, Warjio menyebut calon yang akan diusung koalisi PKS dengan Gerindra di Pilgubsu 2018 tergantung keputusan dari Prabowo Subianto. Menurutnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu masih memiliki peran besar pada koalisi PKS dan Gerindra.

Banyak faktor, kata Warjio, ketika Prabowo memutuskan sebuah hal. Terlebih, keputusan di Pilgubsu 2018 akan sangat berpengaruh kepada peta kekuatan di Pilpres 2019. “Pasti akan dilihat terlebih dahulu siapa yang elektabilitasnya lebih tinggi,” pungkasnya.(dik)

 

Edy Rahmayadi

SUMUTPOS.CO – Harapan Tifatul Sembiring untuk diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 mendatang tampaknya tidak akan mulus. Dia harus bersaing dengan Letjen TNI Edy Rahmayadi.

Munculnya nama Edy Rahmayadi menjadi kandicat dari PKS diutarakan langsung oleh Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez. Dia menyebutkan, nama Tifatul dan Edy Rahmayadi saat ini tengah di godok oleh DPP PKS.

Hafez menyebut dirinya diminta hadir ke DPP PKS untuk membahas mengenai Balon Gubsu yang akan di usung, Senin (9/10) lusa. “Senin saya diminta datang ke Jakarta untuk membahas Pilgubsu,” ujar Hafez di Medan, Jumat (6/10).

Hafez menilai kedua sosok tersebut berpeluang di usung PKS. Diungkapkan, dari internal PKS Sumut memang menginginkan Tifatul karena merupakan kader partai. Tapi DPP juga memiliki penilaian tersendiri terhadap Edy Rahmayadi.

Dijelaskan, sebelum kedua nama itu, ada beberapa sosok yang menjadi pertimbangan DPP PKS, termasuk Tengku Erry Nuradi dan Ngogesa Sitepu. Hanya saja, dua nama terakhir diakuinya sulit untuk diusung oleh PKS. Mengingat hubungan PKS dengan Tengku Erry Nuradi tidaklah baik. Sedangkan, Ngogesa sudah ditetapkan oleh DPP Partai Golkar menjadi pendamping Gubernur incumbent.

Anggota DPRD Sumut ini menjelaskan, apabila DPP PKS tidak mengusung Tifatul, maka dipastikan tidak ada kader PKS murni yang akan bertarung di Pilgubsu. Sebab, Edy Rahmayadi sudah memilih Musa Rajeckshah (Ijeck) sebagai pendamping.

“Pak Edy kan sudah bulat keinginannya menjadikan Ijeck sebagai wakil. Memang PKS bisa mengusung kader kalau Gerindra mengusung Gus Irawan. Tapi, Gerindra juga sepertinya sudah mengarah ke Edy Rahmayadi,” paparnya.

Walau tidak ada kader maju di Pilgubsu 2018 mendatang, namun PKS dan Gerindra kemungkinan besar akan tetap berkoalisi. “Tunggu hari Senin apa arahan DPP. Apakah mengusung Tifatul, atau mengusung Edy. Segalanya sesuatu masih mungkin terjadi,” bebernya.

Sedangkan Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumut, Robert L Tobing masih berharap partainya mengusung Gus Irawan Pasaribu di Pilgubsu 2018 mendatang. Sebab, kader internal Gerindra sudah sepakat untuk memenangkan Gus Irawan. Meskipun begitu, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Robert mengatakan bahwa saat ini parpol masih malu-malu. Dia meyakini sesama parpol masih membaca peta kekuatan lawannya. Sehingga, belum mengeluarkan keputusan resmi. “Sepertinya satu parpol dengan parpol lain sedang mengintip peta kekuatan masing-masing,” ungkapnya.

Sementara Pengamat Politik, Warjio menyebut calon yang akan diusung koalisi PKS dengan Gerindra di Pilgubsu 2018 tergantung keputusan dari Prabowo Subianto. Menurutnya, Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu masih memiliki peran besar pada koalisi PKS dan Gerindra.

Banyak faktor, kata Warjio, ketika Prabowo memutuskan sebuah hal. Terlebih, keputusan di Pilgubsu 2018 akan sangat berpengaruh kepada peta kekuatan di Pilpres 2019. “Pasti akan dilihat terlebih dahulu siapa yang elektabilitasnya lebih tinggi,” pungkasnya.(dik)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/