25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Kedatangan Internasional Dibuka lagi Tanggal 14 Oktober, Pendatang Bakal Dikarantina 8 Hari

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Mulai 14 Oktober mendatang, Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) bakal dibuka lagi untuk penerbangan internasional. Menyikapi hal ini, Pemprov Sumut telah menyiapkan delapan lokasi karantina bagi setiap pendatang dari luar negeri, baik wisatawan mancanegara maupun pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan pulang ke kampung halaman.

Bandara Kualanamu.

HAL ini dilakukan Pemprov Sumut sebagai langkah antisipasi dalam penyebaran Covid-19 dari luar negeri. “SOP (standar operasional prosedur) sudah kita siapkan, kita pelajari kekurangan masa lalu. Kita benahi saat ini. Ada sejumlah tempat yang menjadi akomodasi PMI, WNA, WNI, protap dan SOP-nya sudah ada. Dan sudah tiap hari saya lihat rapat ini,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjawab wartawan, Rabu (6/10). 

 Disebut Gubsu, delapan lokasi karantina atau isolasi tersebut sudah disiapkan dengan segala keterbatasan yang ada. ”Ada delapan tempat. Sudah disiapkan semua. Nanti bisa ditanya ke tim. Diketuai (Parlindungan) Hutagalung sebagai Kasatgas, Danrem 022/Pantai Timur,” katanya. 

Informasi yang diperoleh, ke delapan tempat karantina bagi PMI dan WNI yang masuk ke Sumut itu antara lain; LPMP, Mes Pertanian, BP-PAUD, Hotel Grand Darussalam, DeParis Medan Ville Putra Mulia, Isoter Asrama Haji (PCR positif ringan-OTG), serta RS GL Tobing dan RS Haji Medan (PCR positif sedang-berat). 

Persiapan ini guna menindaklanjuti wacana pemerintah pusat yang ingin kembali membuka kran wisatawan. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diyakini sebagai salah satu ikhtiar pemerintah percepat pemulihan ekonomi masyarakat saat pandemi ini. 

 Secara teknis, Edy menyebut, pihaknya sudah siapkan 1.800 tempat tidur bagi penumpang yang datang dari luar negeri. “Kalau datang dari luar, isolasi 8 hari. Kita harapkan supaya ditaati. Kalau tidak berat ini karena virus. Dan itu tak mudah, tapi sudah kita siapkan ada 1.800 bed,” katanya. 

 Meski perlahan kran wisatawan dan sektor-sektor lain kembali dibuka, mantan Pangkostrad belum setuju jika Indonesia tahun mendatang menetapkan Covid-19 sebagai endemi. Edy menegaskan, butuh kerjasama yang baik dari semua pihak sebelum menetapkan status dimaksud. 

“Kalau masih ada rakyat kita yang belum percaya dengan virus ini, sulit kita menjadikan sebagai endemi. Butuh keakuran, kekompakan bersama agar (Covid) ini dianggap seperti flu biasa. Makanya harus tetap agar rakyat kita diingatkan disiplin tentang protokol kesehatan,” katanya. 

Menurun

Pada kesempatan itu, Edy mengatakan, kasus Corona di Sumut sudah menurun. Bahkan saat ini, ungkap dia, rumah sakit (RS) yang kehilangan pasien. “Anda bisa merasakan, pada saat kita kondisinya sampai 2.047 (orang) terpapar, itu rumah sakit tak cukup. Sekarang rumah sakit teriak tidak ada pasien,” ujarnya. 

Menurutnya ini kondisi yang baik. Menjaga kondisi ini, ia tak bosan ingatkan agar masyarakat tetap mematuhi prokes serta terus gencarkan vaksinasi terutama di daerah-daerah yang masih rendah capaiannya. “Kita sangat bersyukur kepada Tuhan, kondisi kita membaik di atas level 1, tapi masih ada 12 (daerah) yang di level 2. Ini saya katakan hari ke hari harus semakin baik. Vaksinasi yang ada tidak diizinkan di gudang, TNI, Polri, hari ini jaksa membuka vaksinasi masal. Sama-sama kita untuk menyehatkan rakyat. Kemarin Kapolda berangkat ke Nias dan Madina. Karena Nias (beberapa waktu yang lalu) masih 7 persen, sekarang dia sudah berada di 16 persen. Kita berharap ini terus sampai 30 persen,” pungkasnya.

Gubsu Edy Rahmayadi, sebelumnya meminta Satgas Penanganan Covid-19 Sumut untuk siaga terkait adanya instruksi Pemerintah Pusat soal rencana pembukaan Bandara Kualanamu untuk kedatangan Internasional.

Seluruh jajaran terkait di Pemprov Sumut juga diminta untuk berkoordinasi dengan TNI dan Polri. Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat secara virtual dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan terkait pembukaan Kedatangan Internasional di Bandara Kualanamu dan Ngurah Rai Bali, di kediaman Gubernur Sumut Jalan Karya Bakti Medan Johor, Sabtu (2/10) sore. Hadir di antaranya Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Liaison Officer (LO) BNPB Pusat untuk Sumut Mayjen TNI (Purn) Darlan Harahap dan lainnya.

“Untuk semuanya saya meminta ini semua untuk mempersiapkan segala arahan dan instruksi pusat dengan sebaiknya, dan berkoordinasi dengan Pangdam serta Kapolda Sumut,” ucap Edy Rahmayadi.

Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan kementerian maupun lembaga (K/L) untuk memastikan kedatangan penumpang internasional tertangani dengan baik. Beberapa fasilitas akan disiapkan. Misalnya, fasilitas tes PCR di terminal kedatangan, ruang tunggu, ruang karantina, dan titik-titik strategis lain. “Selain untuk melayani penumpang internasional, fasilitas itu bertujuan mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 dari luar negeri,” kata Adita.

Terkait protokol kesehatan untuk pelaku perjalanan internasional, Kemenhub mengacu pada Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 18 Tahun 2021. Beberapa aturan protokol kesehatan tersebut, antara lain, pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia wajib menjalani tes swab PCR setiba di area kedatangan.

Setelah itu, setiap pelaku perjalanan internasional harus menjalani karantina minimal delapan hari. Yang bersangkutan akan kembali dites PCR pada hari ke-7 karantina. Jika hasilnya negatif, yang bersangkutan dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan. Namun, jika hasilnya positif, dia harus menjalani karantina lanjutan.

Angin Segar

Dibukanya kembali pintu kedatangan Internasional Bandara Kualanamu dan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan turun level menjadi level II, membawa angin segar bagi pelaku hotel dan restoran di Kota Medan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut langsung mempersiapkan diri untuk kembali membuka usahnya. Karena, selama pandemi Covid-19 usaha di bidang perhotelan dan restoran sangat merasakan dampaknya.

“Sekarang PPKM Level II, kita sudah dibolehkan melaksanakan meeting dan kawinan 50 persen dan 25 persen dari kapasitas,” kata Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Sumut, Denny S Wardhana saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (6/10).

Denny menjelaskan, pihaknya menyambut baik dengan turun level di ibu kota Provinsi Sumut ini. Karena, bisnis perhotelan dan restoran bisa berjalan kembali. ”Kita juga berkordinasi dengan Kementerian dan PB PHRI Pusat. Untuk membuat aplikasi pedulilindungi. Masih kita jalani, untuk menjaga kita dalam usahanya,” katanya.

Denny mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan penggunaan aplikasi pedulilindungi untuk seluruh tamu-tamu hotel dan restoran. Sehingga usaha yang dibuka kembali terlindungi dari Covid-19 ini. “Setiap masuk hotel dan restoran harus menggunakan aplikasi pedulilindungi. Kita mengarah ke progres itu. Bagus untuk kita melakukan screening-lah. Apakah yang masuk ini, benar sehat atau tidak sehat, positif lah kasarnya,” jelas Denny.

Denny mengatakan, untuk hunian kamar hotel di Kota Medan sudah berangsur naik dengan persentase sudah mencapai 50 persen. Begitu juga, untuk acara pernikahan sudah digelar. Namun, melihat wilayah dan kapasitas gedung. “Hunian kamar kita sudah 50 persen. Dari PPKM Level III sudah meningkat. Kalau di level III sudah ada menggelar pernikahan. Tapi, melihat wilayah kalau kuning bisa 50 persen. Cuma satulah, kita jalani protokol kesehatan secara ketat,” tutur Denny.

Selain mempersiapkan fasilitas protokol kesehatan (Prokes) Kesehatan. Denny mengatakan para karyawan hotel dan restoran yang bekerja sudah menjalani vaksinasi. “Karyawan yang bertugas sudah divaksin, tapi kita 100 persen karyawan bekerja. Ada juga yang di rumahkan. Yang di rumahkan ada beberapa yang belum Divaksin. Rata-rata masih 50 persen yang bekerja masih belum stabil. Untuk bantuan, tahun 2021 belum ada. Untuk tahun 2020, ada,” kata Denny.

Dengan PPKM level II di Kota Medan, Denny berharap statusnya turun level kembali. Sehingga kota ini terbebas dari Covid-19 dan usaha perhotelan dan restoran berjalan kembali normal. “Kita berharap, Kota Medan ini PPKM Level II turun lagi. Kita bisa berusaha, semua itu kita harus berusaha bersama. Tidak dari kita aja, semua lah dari masyarakat. Salah satu lagi, vaksinasi untuk mencapai imunitas,” pungkas Denny.(prn/gus)

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Mulai 14 Oktober mendatang, Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) bakal dibuka lagi untuk penerbangan internasional. Menyikapi hal ini, Pemprov Sumut telah menyiapkan delapan lokasi karantina bagi setiap pendatang dari luar negeri, baik wisatawan mancanegara maupun pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan pulang ke kampung halaman.

Bandara Kualanamu.

HAL ini dilakukan Pemprov Sumut sebagai langkah antisipasi dalam penyebaran Covid-19 dari luar negeri. “SOP (standar operasional prosedur) sudah kita siapkan, kita pelajari kekurangan masa lalu. Kita benahi saat ini. Ada sejumlah tempat yang menjadi akomodasi PMI, WNA, WNI, protap dan SOP-nya sudah ada. Dan sudah tiap hari saya lihat rapat ini,” kata Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjawab wartawan, Rabu (6/10). 

 Disebut Gubsu, delapan lokasi karantina atau isolasi tersebut sudah disiapkan dengan segala keterbatasan yang ada. ”Ada delapan tempat. Sudah disiapkan semua. Nanti bisa ditanya ke tim. Diketuai (Parlindungan) Hutagalung sebagai Kasatgas, Danrem 022/Pantai Timur,” katanya. 

Informasi yang diperoleh, ke delapan tempat karantina bagi PMI dan WNI yang masuk ke Sumut itu antara lain; LPMP, Mes Pertanian, BP-PAUD, Hotel Grand Darussalam, DeParis Medan Ville Putra Mulia, Isoter Asrama Haji (PCR positif ringan-OTG), serta RS GL Tobing dan RS Haji Medan (PCR positif sedang-berat). 

Persiapan ini guna menindaklanjuti wacana pemerintah pusat yang ingin kembali membuka kran wisatawan. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif diyakini sebagai salah satu ikhtiar pemerintah percepat pemulihan ekonomi masyarakat saat pandemi ini. 

 Secara teknis, Edy menyebut, pihaknya sudah siapkan 1.800 tempat tidur bagi penumpang yang datang dari luar negeri. “Kalau datang dari luar, isolasi 8 hari. Kita harapkan supaya ditaati. Kalau tidak berat ini karena virus. Dan itu tak mudah, tapi sudah kita siapkan ada 1.800 bed,” katanya. 

 Meski perlahan kran wisatawan dan sektor-sektor lain kembali dibuka, mantan Pangkostrad belum setuju jika Indonesia tahun mendatang menetapkan Covid-19 sebagai endemi. Edy menegaskan, butuh kerjasama yang baik dari semua pihak sebelum menetapkan status dimaksud. 

“Kalau masih ada rakyat kita yang belum percaya dengan virus ini, sulit kita menjadikan sebagai endemi. Butuh keakuran, kekompakan bersama agar (Covid) ini dianggap seperti flu biasa. Makanya harus tetap agar rakyat kita diingatkan disiplin tentang protokol kesehatan,” katanya. 

Menurun

Pada kesempatan itu, Edy mengatakan, kasus Corona di Sumut sudah menurun. Bahkan saat ini, ungkap dia, rumah sakit (RS) yang kehilangan pasien. “Anda bisa merasakan, pada saat kita kondisinya sampai 2.047 (orang) terpapar, itu rumah sakit tak cukup. Sekarang rumah sakit teriak tidak ada pasien,” ujarnya. 

Menurutnya ini kondisi yang baik. Menjaga kondisi ini, ia tak bosan ingatkan agar masyarakat tetap mematuhi prokes serta terus gencarkan vaksinasi terutama di daerah-daerah yang masih rendah capaiannya. “Kita sangat bersyukur kepada Tuhan, kondisi kita membaik di atas level 1, tapi masih ada 12 (daerah) yang di level 2. Ini saya katakan hari ke hari harus semakin baik. Vaksinasi yang ada tidak diizinkan di gudang, TNI, Polri, hari ini jaksa membuka vaksinasi masal. Sama-sama kita untuk menyehatkan rakyat. Kemarin Kapolda berangkat ke Nias dan Madina. Karena Nias (beberapa waktu yang lalu) masih 7 persen, sekarang dia sudah berada di 16 persen. Kita berharap ini terus sampai 30 persen,” pungkasnya.

Gubsu Edy Rahmayadi, sebelumnya meminta Satgas Penanganan Covid-19 Sumut untuk siaga terkait adanya instruksi Pemerintah Pusat soal rencana pembukaan Bandara Kualanamu untuk kedatangan Internasional.

Seluruh jajaran terkait di Pemprov Sumut juga diminta untuk berkoordinasi dengan TNI dan Polri. Hal ini disampaikannya usai mengikuti rapat secara virtual dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan terkait pembukaan Kedatangan Internasional di Bandara Kualanamu dan Ngurah Rai Bali, di kediaman Gubernur Sumut Jalan Karya Bakti Medan Johor, Sabtu (2/10) sore. Hadir di antaranya Sekretaris Satgas Covid-19 Sumut Arsyad Lubis, Liaison Officer (LO) BNPB Pusat untuk Sumut Mayjen TNI (Purn) Darlan Harahap dan lainnya.

“Untuk semuanya saya meminta ini semua untuk mempersiapkan segala arahan dan instruksi pusat dengan sebaiknya, dan berkoordinasi dengan Pangdam serta Kapolda Sumut,” ucap Edy Rahmayadi.

Sebelumnya, Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengungkapkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan kementerian maupun lembaga (K/L) untuk memastikan kedatangan penumpang internasional tertangani dengan baik. Beberapa fasilitas akan disiapkan. Misalnya, fasilitas tes PCR di terminal kedatangan, ruang tunggu, ruang karantina, dan titik-titik strategis lain. “Selain untuk melayani penumpang internasional, fasilitas itu bertujuan mengantisipasi masuknya varian baru Covid-19 dari luar negeri,” kata Adita.

Terkait protokol kesehatan untuk pelaku perjalanan internasional, Kemenhub mengacu pada Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 18 Tahun 2021. Beberapa aturan protokol kesehatan tersebut, antara lain, pelaku perjalanan internasional yang datang ke Indonesia wajib menjalani tes swab PCR setiba di area kedatangan.

Setelah itu, setiap pelaku perjalanan internasional harus menjalani karantina minimal delapan hari. Yang bersangkutan akan kembali dites PCR pada hari ke-7 karantina. Jika hasilnya negatif, yang bersangkutan dipersilakan untuk melanjutkan perjalanan. Namun, jika hasilnya positif, dia harus menjalani karantina lanjutan.

Angin Segar

Dibukanya kembali pintu kedatangan Internasional Bandara Kualanamu dan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan turun level menjadi level II, membawa angin segar bagi pelaku hotel dan restoran di Kota Medan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut langsung mempersiapkan diri untuk kembali membuka usahnya. Karena, selama pandemi Covid-19 usaha di bidang perhotelan dan restoran sangat merasakan dampaknya.

“Sekarang PPKM Level II, kita sudah dibolehkan melaksanakan meeting dan kawinan 50 persen dan 25 persen dari kapasitas,” kata Ketua Badan Pengurus Daerah PHRI Sumut, Denny S Wardhana saat dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (6/10).

Denny menjelaskan, pihaknya menyambut baik dengan turun level di ibu kota Provinsi Sumut ini. Karena, bisnis perhotelan dan restoran bisa berjalan kembali. ”Kita juga berkordinasi dengan Kementerian dan PB PHRI Pusat. Untuk membuat aplikasi pedulilindungi. Masih kita jalani, untuk menjaga kita dalam usahanya,” katanya.

Denny mengungkapkan, pihaknya akan menerapkan penggunaan aplikasi pedulilindungi untuk seluruh tamu-tamu hotel dan restoran. Sehingga usaha yang dibuka kembali terlindungi dari Covid-19 ini. “Setiap masuk hotel dan restoran harus menggunakan aplikasi pedulilindungi. Kita mengarah ke progres itu. Bagus untuk kita melakukan screening-lah. Apakah yang masuk ini, benar sehat atau tidak sehat, positif lah kasarnya,” jelas Denny.

Denny mengatakan, untuk hunian kamar hotel di Kota Medan sudah berangsur naik dengan persentase sudah mencapai 50 persen. Begitu juga, untuk acara pernikahan sudah digelar. Namun, melihat wilayah dan kapasitas gedung. “Hunian kamar kita sudah 50 persen. Dari PPKM Level III sudah meningkat. Kalau di level III sudah ada menggelar pernikahan. Tapi, melihat wilayah kalau kuning bisa 50 persen. Cuma satulah, kita jalani protokol kesehatan secara ketat,” tutur Denny.

Selain mempersiapkan fasilitas protokol kesehatan (Prokes) Kesehatan. Denny mengatakan para karyawan hotel dan restoran yang bekerja sudah menjalani vaksinasi. “Karyawan yang bertugas sudah divaksin, tapi kita 100 persen karyawan bekerja. Ada juga yang di rumahkan. Yang di rumahkan ada beberapa yang belum Divaksin. Rata-rata masih 50 persen yang bekerja masih belum stabil. Untuk bantuan, tahun 2021 belum ada. Untuk tahun 2020, ada,” kata Denny.

Dengan PPKM level II di Kota Medan, Denny berharap statusnya turun level kembali. Sehingga kota ini terbebas dari Covid-19 dan usaha perhotelan dan restoran berjalan kembali normal. “Kita berharap, Kota Medan ini PPKM Level II turun lagi. Kita bisa berusaha, semua itu kita harus berusaha bersama. Tidak dari kita aja, semua lah dari masyarakat. Salah satu lagi, vaksinasi untuk mencapai imunitas,” pungkas Denny.(prn/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/