25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Erupsi Sinabung Muntahkan Wedhus Gembel

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang petani menampi jagung yang telah dijemur di Desa Berastepu, Kabupaten Karo, Rabu (6/11). Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan banyak lahan pertanian warga yang rusak akibat semburan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, tidak jarang warga memanen lebih awal dari biasanya.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang petani menampi jagung yang telah dijemur di Desa Berastepu, Kabupaten Karo, Rabu (6/11). Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan banyak lahan pertanian warga yang rusak akibat semburan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, tidak jarang warga memanen lebih awal dari biasanya.

SUMUTPOS.CO – Awan panas masih menyertai dua letusan (erupsi) Gunung Sinabung, Rabu (6/11) sore. Bahkan, wedhus gembel (awan panas bergumpal menyerupai kambing berbulu gimbal) itu telah turun sejauh 1 kilometer ke arah tenggara puncak Sinabung. Awan bergulung itu seakan berniat ‘menyerang’ desa-desa di radius 3 Km. Beruntung, awan itu keburu pecah sebelum menyentuh bibir desa.

Data yang dihimpun kru koran ini, erupsi sebanyak dua kali itu terjadi di tengah guyuran hujan deras. Letusan pertama terjadi pada pukul 14.27 WIB dengan durasi sekitar 29 menit. Kala itu, awan panas meluncur ke arah tenggara. Sedang di erupsi kedua tepat pukul 15.30 WIB, dengan awan panas mengarah ke barat daya. Beruntung letusan ini hanya berlangsung sekira 78 detik. “Kita sangat kawatir saat itu, apalagi pas gunung erupsi, cuaca sangat gelap disertai hujan dan guntur bersahutan,” ujar Pelin Sembiring, warga Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kec. Naman Teran.

Tidak hanya di Lau Kawar, hujan deras saat Sinabung beraktivitas juga terjadi di Kec. Tiga Nderket. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Kepala Desa Tiga Nderket, Kesukanta Ginting langsung mengambil langkah dengan menutup keliling Los Pekan Tiga Nderket menggunakan tenda BNPB. Erupsi seperti ini sebut Armen Putra, petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung dapat saja berlangsung kembali. Meski begitu, sejauh ini pihaknya masih memberikan ambang bahaya pada radius 3 Km dari titik erupsi Sinabung. “Jika dirasakan membahayakan lebih dari radius itu, kita akan segera memberitahukannya,” janji Armen

Sejauh ini kondisi pengungsi dalam penanganan Tim Tanggap Darurat di Los Pekan Tiga Nderket belum banyak mengalami masalah. Namun seribuan pengungsi asal Desa Mardinding itu masih kekurangan wadah untuk menampung air bersih. Kades setempat sendiri mengaku sudah menghubungi Dinas Sosial Pemkab Karo, tapi sampai berita ini dilansir, bantuan belum juga datang. Mulut Sinabung mulai tampak mengeluarkan awan panas pada erupsi yang terjadi Selasa (5/11) pukul 14.23 WIB, dan pukul 14.55 WIB. Awan panas yang meluncur ke tenggara sejauh 1 Km yang tampak pecah di hutan hingga kemudian menuruni lereng.

Sampai saat ini, jumlah pengungsi asal 4 desa yang berada di tiga kecamatan pada radius 3 Km dari titik erupsi gunung api Sinabung tidak banyak mengalami perubahan , angka yang berfluktuatif ini kemungkinan mendekati 2.000 jiwa. Sampai kemarin siang, di lokasi pengungsian Tiga Nderket 920 jiwa, Payung 402 jiwa dan Naman Teran 352 jiwa. Erupsi yang belakangan rutin terjadi sampai sekarang tak mengganggu aktifitas sosial ekonomi masyarakat di luar radius 3 Km. Warga memilih tetap melangsungkan kegiatan pertaniannya di sentra-sentra komoditi hortikultura di desa masing-masing. (nang/deo)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang petani menampi jagung yang telah dijemur di Desa Berastepu, Kabupaten Karo, Rabu (6/11). Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan banyak lahan pertanian warga yang rusak akibat semburan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, tidak jarang warga memanen lebih awal dari biasanya.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang petani menampi jagung yang telah dijemur di Desa Berastepu, Kabupaten Karo, Rabu (6/11). Erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan banyak lahan pertanian warga yang rusak akibat semburan debu vulkanik dari Gunung Sinabung, tidak jarang warga memanen lebih awal dari biasanya.

SUMUTPOS.CO – Awan panas masih menyertai dua letusan (erupsi) Gunung Sinabung, Rabu (6/11) sore. Bahkan, wedhus gembel (awan panas bergumpal menyerupai kambing berbulu gimbal) itu telah turun sejauh 1 kilometer ke arah tenggara puncak Sinabung. Awan bergulung itu seakan berniat ‘menyerang’ desa-desa di radius 3 Km. Beruntung, awan itu keburu pecah sebelum menyentuh bibir desa.

Data yang dihimpun kru koran ini, erupsi sebanyak dua kali itu terjadi di tengah guyuran hujan deras. Letusan pertama terjadi pada pukul 14.27 WIB dengan durasi sekitar 29 menit. Kala itu, awan panas meluncur ke arah tenggara. Sedang di erupsi kedua tepat pukul 15.30 WIB, dengan awan panas mengarah ke barat daya. Beruntung letusan ini hanya berlangsung sekira 78 detik. “Kita sangat kawatir saat itu, apalagi pas gunung erupsi, cuaca sangat gelap disertai hujan dan guntur bersahutan,” ujar Pelin Sembiring, warga Lau Kawar, Desa Kuta Gugung, Kec. Naman Teran.

Tidak hanya di Lau Kawar, hujan deras saat Sinabung beraktivitas juga terjadi di Kec. Tiga Nderket. Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, Kepala Desa Tiga Nderket, Kesukanta Ginting langsung mengambil langkah dengan menutup keliling Los Pekan Tiga Nderket menggunakan tenda BNPB. Erupsi seperti ini sebut Armen Putra, petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung dapat saja berlangsung kembali. Meski begitu, sejauh ini pihaknya masih memberikan ambang bahaya pada radius 3 Km dari titik erupsi Sinabung. “Jika dirasakan membahayakan lebih dari radius itu, kita akan segera memberitahukannya,” janji Armen

Sejauh ini kondisi pengungsi dalam penanganan Tim Tanggap Darurat di Los Pekan Tiga Nderket belum banyak mengalami masalah. Namun seribuan pengungsi asal Desa Mardinding itu masih kekurangan wadah untuk menampung air bersih. Kades setempat sendiri mengaku sudah menghubungi Dinas Sosial Pemkab Karo, tapi sampai berita ini dilansir, bantuan belum juga datang. Mulut Sinabung mulai tampak mengeluarkan awan panas pada erupsi yang terjadi Selasa (5/11) pukul 14.23 WIB, dan pukul 14.55 WIB. Awan panas yang meluncur ke tenggara sejauh 1 Km yang tampak pecah di hutan hingga kemudian menuruni lereng.

Sampai saat ini, jumlah pengungsi asal 4 desa yang berada di tiga kecamatan pada radius 3 Km dari titik erupsi gunung api Sinabung tidak banyak mengalami perubahan , angka yang berfluktuatif ini kemungkinan mendekati 2.000 jiwa. Sampai kemarin siang, di lokasi pengungsian Tiga Nderket 920 jiwa, Payung 402 jiwa dan Naman Teran 352 jiwa. Erupsi yang belakangan rutin terjadi sampai sekarang tak mengganggu aktifitas sosial ekonomi masyarakat di luar radius 3 Km. Warga memilih tetap melangsungkan kegiatan pertaniannya di sentra-sentra komoditi hortikultura di desa masing-masing. (nang/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/