29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

3 Sungai Meluap, 3.970 Rumah Terendam

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kota Tebingtinggi kembali dilanda banjir kiriman akibat tiga sungai meluap. Sebanyak 3.970 rumah warga terendam dengan ketinggian air sepinggang orang dewasa.

Musibah banjir inipun karena meluapnya Sungai Padang, Sungai Bahilang dan Sungai Sibarau, dari tanggal 5-6 Desember 2020, sebanyak 3.970 rumah warga terendam banjir, dan jumlah keluarga yang terdampak sebanyak 4.035 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 14.878 jiwa.

Luapan Sungai Bahilang menggenangi Kelurahan Persiakan, Kelurahan Bandarsono dan Kelurahan Mandailing. Luapan Sungai Sibarau menggenangi pemukiman warga di Kelurahan Brohol, Kecamatan Banjenis, sedangkan luapan Sungai Padang kembali menggenangi Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Badak Bejuang, Kelurahan Sri Padang, Kelurahan Bulian dan Kelurahan Tanjung Marulak, tapi banjir susulan ini tidak seperti banjir besar seminggu yang lalu.

Warga yang berdampak banjir mengeluh karena tidak bisa melakukan aktivitas, bahkan mereka mengeluhkan perabotan rumah tangga seperti lemari dari bahan kayu terus terendam air. Ditaksir dari empat kelurahan tersebut ada 850 rumah warga yang terendam.

Salah satunya, Murni (54) warga Jalan Anturmangan, Kelurahan Sru Padang mengeluhkan banjir kiriman tersebut. “Kami tidak bisa bekerja seperti biasa, terpaksa kami di rumah terus bergelimang dengan air, siang surut, loh pagi air masuk lagi, mungkin dah nasib harus kebanjiran,” bilangnya, Minggu (6/12).

“Belum lagi perabotan kami pak, ludes semuanya, kami hanya berdiam dirumah menunggu air surut baru kami bisa membersihkan rumah dari Kotoran lumpur yang dibawah oleh banjir tersebut,” sambungnya.

Menurunya, kalau untuk makan, warga di sini aman, tapi kami sudah bosan terus berdiam di rumah, apalagi jika mendapat kabar hulu sungai tepatnya wilayah hulu di daerah Sipipis Ujung, Kabupaten Simalungun diguyur hujan deras, bisa satu malaman kami tidak tidur.

“Selama seminggu ini kami kurang tidur, tidur tidur ayamlah, sebentar tersentak, melihat kebawah apakah air sudah masuk, dengan kondisi mata sedikit terpejam, tetapi setelah keduan kaki turun kelanti, rupanya terasa dingin, air luapan Sungai Padang rupanya sudah masuk kedalam rumah,” bilang Murni yang sudah 30 tahun tinggal disana.

Dikatakan Murni, sebagai pengobat hati warga, Camat Rambutan bersama TNI dan polisi berkunjung ke rumah melihat kondisi banjir yang sudah masuk ke dalam rumah. “Itulah hidup, kita tidak bisa mengetahui kapan bencana itu datang dan pergi, kami disini tetap tawakal dan berdoa, agar bencana banjir akan segera berakhir,” jelasnya.

Lain halnya dengan Veri (67) warga Kampung Semut Kota Tebingtinggi, dia mengaku jika rumah yang ditinggali bisa laku terjual sesuai dengan harga pasaran, dirinya berencana akan pindah dan membeli rumah kecil yang aman dan bebas dari bencana banjir. “Udah bosan kali tinggal di sini, terus saja kebanjiran, sehingga kami warga disini sudah kebal dengan banjir. Terkait rumah yang akan dijual, warga tidak ada yang mau membeli karena lokasi disini sering mendapat banjir,” keluhnya.

Camat Rambutan, Marwansyah Harahap mengatakan pihaknya terus memberikan imbaun kepada masyarakat akan banjir kiriman dikarenakan wilayah hulu sungai sering diguyur hujan deras.”Intinya warga tetap diharapkan waspada mengantisipasi bahaya banjir susulan. Selain meninjau rumah warga yang terdampak banjir, kita juga memberikan bantuan berbentuk sembako untuk meringankan kebutuhan warga,” bilangnya.

Sedankan Mira warga Kelurahan Brohol, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, mengatakan pasca hujan deras kemarin sore, Sabtu (5/12), Sungai Sibarau meluap. Luapan ini dikarenakan pembuatan proyek Jalan Tol Tebingtinggi Pematangsiantar yang melalui belakang perkampungan Paya Kuruk tidak menutup bekas korekan tersebut oleh pihak pengelola jalan tol, sehingga air luapan Sungai Sibarau memasuki pemukiman warga. “Mulai meluap semalam sore hingga saat ini, kedalaman air hanya selutut orang dewasa, tapi warga terdampak banjir sudah mengungsi ketempat yang lebih tinggi,” paparnya.

Banjir juga menggenangi Jalan Thamrin pusat Kota Tebingtinggi. Genangan air hanya satu betis orang dewasa karena luapan Sungai Bahilang. Hingga banjir yang melanda Kota Tebingtinggi hampir seminggu ini tidak ada laporan korban jiwa, tetapi Sabtu (5/12) sore, hujan yang disertai angin deras mengakibatkan satu rumah di Kelurahan Padang Merbau, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi rusak. Tidak itu saja, salah satu pesta hajatan perkawinan di Jalan Martimbang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi sempat terhenti, karena tenda hajatan sempat tubang di terpa angin kencang, tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian ditaksir jutaan rupiah. (ian/han)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kota Tebingtinggi kembali dilanda banjir kiriman akibat tiga sungai meluap. Sebanyak 3.970 rumah warga terendam dengan ketinggian air sepinggang orang dewasa.

Musibah banjir inipun karena meluapnya Sungai Padang, Sungai Bahilang dan Sungai Sibarau, dari tanggal 5-6 Desember 2020, sebanyak 3.970 rumah warga terendam banjir, dan jumlah keluarga yang terdampak sebanyak 4.035 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa mencapai 14.878 jiwa.

Luapan Sungai Bahilang menggenangi Kelurahan Persiakan, Kelurahan Bandarsono dan Kelurahan Mandailing. Luapan Sungai Sibarau menggenangi pemukiman warga di Kelurahan Brohol, Kecamatan Banjenis, sedangkan luapan Sungai Padang kembali menggenangi Kelurahan Bandar Utama, Kelurahan Badak Bejuang, Kelurahan Sri Padang, Kelurahan Bulian dan Kelurahan Tanjung Marulak, tapi banjir susulan ini tidak seperti banjir besar seminggu yang lalu.

Warga yang berdampak banjir mengeluh karena tidak bisa melakukan aktivitas, bahkan mereka mengeluhkan perabotan rumah tangga seperti lemari dari bahan kayu terus terendam air. Ditaksir dari empat kelurahan tersebut ada 850 rumah warga yang terendam.

Salah satunya, Murni (54) warga Jalan Anturmangan, Kelurahan Sru Padang mengeluhkan banjir kiriman tersebut. “Kami tidak bisa bekerja seperti biasa, terpaksa kami di rumah terus bergelimang dengan air, siang surut, loh pagi air masuk lagi, mungkin dah nasib harus kebanjiran,” bilangnya, Minggu (6/12).

“Belum lagi perabotan kami pak, ludes semuanya, kami hanya berdiam dirumah menunggu air surut baru kami bisa membersihkan rumah dari Kotoran lumpur yang dibawah oleh banjir tersebut,” sambungnya.

Menurunya, kalau untuk makan, warga di sini aman, tapi kami sudah bosan terus berdiam di rumah, apalagi jika mendapat kabar hulu sungai tepatnya wilayah hulu di daerah Sipipis Ujung, Kabupaten Simalungun diguyur hujan deras, bisa satu malaman kami tidak tidur.

“Selama seminggu ini kami kurang tidur, tidur tidur ayamlah, sebentar tersentak, melihat kebawah apakah air sudah masuk, dengan kondisi mata sedikit terpejam, tetapi setelah keduan kaki turun kelanti, rupanya terasa dingin, air luapan Sungai Padang rupanya sudah masuk kedalam rumah,” bilang Murni yang sudah 30 tahun tinggal disana.

Dikatakan Murni, sebagai pengobat hati warga, Camat Rambutan bersama TNI dan polisi berkunjung ke rumah melihat kondisi banjir yang sudah masuk ke dalam rumah. “Itulah hidup, kita tidak bisa mengetahui kapan bencana itu datang dan pergi, kami disini tetap tawakal dan berdoa, agar bencana banjir akan segera berakhir,” jelasnya.

Lain halnya dengan Veri (67) warga Kampung Semut Kota Tebingtinggi, dia mengaku jika rumah yang ditinggali bisa laku terjual sesuai dengan harga pasaran, dirinya berencana akan pindah dan membeli rumah kecil yang aman dan bebas dari bencana banjir. “Udah bosan kali tinggal di sini, terus saja kebanjiran, sehingga kami warga disini sudah kebal dengan banjir. Terkait rumah yang akan dijual, warga tidak ada yang mau membeli karena lokasi disini sering mendapat banjir,” keluhnya.

Camat Rambutan, Marwansyah Harahap mengatakan pihaknya terus memberikan imbaun kepada masyarakat akan banjir kiriman dikarenakan wilayah hulu sungai sering diguyur hujan deras.”Intinya warga tetap diharapkan waspada mengantisipasi bahaya banjir susulan. Selain meninjau rumah warga yang terdampak banjir, kita juga memberikan bantuan berbentuk sembako untuk meringankan kebutuhan warga,” bilangnya.

Sedankan Mira warga Kelurahan Brohol, Kecamatan Bajenis, Kota Tebingtinggi, mengatakan pasca hujan deras kemarin sore, Sabtu (5/12), Sungai Sibarau meluap. Luapan ini dikarenakan pembuatan proyek Jalan Tol Tebingtinggi Pematangsiantar yang melalui belakang perkampungan Paya Kuruk tidak menutup bekas korekan tersebut oleh pihak pengelola jalan tol, sehingga air luapan Sungai Sibarau memasuki pemukiman warga. “Mulai meluap semalam sore hingga saat ini, kedalaman air hanya selutut orang dewasa, tapi warga terdampak banjir sudah mengungsi ketempat yang lebih tinggi,” paparnya.

Banjir juga menggenangi Jalan Thamrin pusat Kota Tebingtinggi. Genangan air hanya satu betis orang dewasa karena luapan Sungai Bahilang. Hingga banjir yang melanda Kota Tebingtinggi hampir seminggu ini tidak ada laporan korban jiwa, tetapi Sabtu (5/12) sore, hujan yang disertai angin deras mengakibatkan satu rumah di Kelurahan Padang Merbau, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebingtinggi rusak. Tidak itu saja, salah satu pesta hajatan perkawinan di Jalan Martimbang Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi sempat terhenti, karena tenda hajatan sempat tubang di terpa angin kencang, tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian ditaksir jutaan rupiah. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/