26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bupati Karo Tak Merasa Malu

Seharusnya jalan utama ini tidak dibiarkan terus-menerus rusak, tapi dirawat dan dipelihara mengingat hasil retribusi dari pengunjung dan wisatawan memasuki tempat mandi air panas ini tidak sedikit. “Kalau dari hasil pengamatan kami sebagai warga yang tiap hari melihat padatnya wisatawan membayar retribusi ke pos pengutipan, tidak kurang dari 40 ribu wisatawan berkunjung setiap bulannya. Belum termasuk pengunjung pada hari-hari libur panjang atau menyambut Lebaran dan tahun baru seperti saat ini. Pengunjung bisa dua kali lipat,” beber Bapa Rosida Ginting dan Suparta Sembiring.

Menurut Bapa, mungkin Bupati Karo dan jajarannya tidak merasa malu melihat kerusakan jalan yang terus-menerus terjadi ke air panas alam Doulu dan Semangat Gunung ini. Apalagi setiap pengunjung dikutip bayaran masuk di pos retribusi. “Tapi toh, jalan yang seharusnya menyenangkan bagi wisatawan tidak diperbaiki. Malah dirawat pun tidak. Akibat ini, kami warga desa yang berdiam di daerah ini malu mendengar ocehan-ocehan dan kritik para wisatawan atas kerusakan jalan ini,” tambahnya.

“Seharusnya Pak Bupati malu melihat kerusakan jalan ini. Kecuali pengunjung tidak dikenakan kutipan, mungkin itu tidak disesalkan wisatawan. Jalan ini awalnya warga desa yang dulu membangunnya. Tapi sejak dibuka, toh kondisinya seperti ini. Padahal, air panas alam inilah hasil retribusi paling besar diterima Pemkab Karo. Uangnya bergoni-goni tiap hari diperoleh dari kutipan retribusi pengunjung ke air panas alam ini. Ini kan kami lihat, maka kami dapat mengatakannya,” ungkap Bapa.

Kepala Bappeda Karo Nasib Sianturi, yang belum lama ini dikonfirmasi, mengaku, Pemkab Karo sudah berencana memperbaiki dan memperlebar ruas jalan menuju ke lokasi. Namun hal itu masih sebatas wacana. Ia berdalih, pembangunan jalan ini harus ada izin dari Dinas Kehutanan Pemprov Sumut, karena masuk kawasan hutan lindung.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo Mulia Barus, saat dikonfirmasi seolah tak mau tahu. Ia beralasan, perbaikan jalan tersebut adalah tanggung jawab Dinas PUD Karo.

Sedangkan Kepala Dinas PUD Karo Paten Purba, yang dikonfirmasi, juga juga tak memberi kepastian, pihaknya akan mempetbaiki jalan tersebut. “Akan diupayakan,” katanya singkat.

Berbeda pula keterangan Bupati Karo Terkelin Brahmana, saat dikonfirmasi belum lama ini, ia justru terkesan melempar bola, perbaikan jalan menuju Doulu dan Semangat Gunung tidak lepas dari tanggung jawab pihak PT Pertamina, yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap di kaki Gunung Sibayak. (deo/saz)

Seharusnya jalan utama ini tidak dibiarkan terus-menerus rusak, tapi dirawat dan dipelihara mengingat hasil retribusi dari pengunjung dan wisatawan memasuki tempat mandi air panas ini tidak sedikit. “Kalau dari hasil pengamatan kami sebagai warga yang tiap hari melihat padatnya wisatawan membayar retribusi ke pos pengutipan, tidak kurang dari 40 ribu wisatawan berkunjung setiap bulannya. Belum termasuk pengunjung pada hari-hari libur panjang atau menyambut Lebaran dan tahun baru seperti saat ini. Pengunjung bisa dua kali lipat,” beber Bapa Rosida Ginting dan Suparta Sembiring.

Menurut Bapa, mungkin Bupati Karo dan jajarannya tidak merasa malu melihat kerusakan jalan yang terus-menerus terjadi ke air panas alam Doulu dan Semangat Gunung ini. Apalagi setiap pengunjung dikutip bayaran masuk di pos retribusi. “Tapi toh, jalan yang seharusnya menyenangkan bagi wisatawan tidak diperbaiki. Malah dirawat pun tidak. Akibat ini, kami warga desa yang berdiam di daerah ini malu mendengar ocehan-ocehan dan kritik para wisatawan atas kerusakan jalan ini,” tambahnya.

“Seharusnya Pak Bupati malu melihat kerusakan jalan ini. Kecuali pengunjung tidak dikenakan kutipan, mungkin itu tidak disesalkan wisatawan. Jalan ini awalnya warga desa yang dulu membangunnya. Tapi sejak dibuka, toh kondisinya seperti ini. Padahal, air panas alam inilah hasil retribusi paling besar diterima Pemkab Karo. Uangnya bergoni-goni tiap hari diperoleh dari kutipan retribusi pengunjung ke air panas alam ini. Ini kan kami lihat, maka kami dapat mengatakannya,” ungkap Bapa.

Kepala Bappeda Karo Nasib Sianturi, yang belum lama ini dikonfirmasi, mengaku, Pemkab Karo sudah berencana memperbaiki dan memperlebar ruas jalan menuju ke lokasi. Namun hal itu masih sebatas wacana. Ia berdalih, pembangunan jalan ini harus ada izin dari Dinas Kehutanan Pemprov Sumut, karena masuk kawasan hutan lindung.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo Mulia Barus, saat dikonfirmasi seolah tak mau tahu. Ia beralasan, perbaikan jalan tersebut adalah tanggung jawab Dinas PUD Karo.

Sedangkan Kepala Dinas PUD Karo Paten Purba, yang dikonfirmasi, juga juga tak memberi kepastian, pihaknya akan mempetbaiki jalan tersebut. “Akan diupayakan,” katanya singkat.

Berbeda pula keterangan Bupati Karo Terkelin Brahmana, saat dikonfirmasi belum lama ini, ia justru terkesan melempar bola, perbaikan jalan menuju Doulu dan Semangat Gunung tidak lepas dari tanggung jawab pihak PT Pertamina, yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap di kaki Gunung Sibayak. (deo/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/