30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pintu Perlintasan Kereta Api Blok 8 Limapuluh Tak Berfungsi

Sementara itu, dari awal diresmikan, sirene pintu perlintasan kereta api tersebut, tampak sama sekali tidak berfungsi. Sempat ditanyakan ke Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batubara Sahala Nainggolan, namun dengan enteng ia menjawab, bakal segera diperbaiki.

Mendapati ucapan Sahala yang hanya sekadar lips service, membuat Sekretaris Executive Non Goverment Organization (NGO) Lingkar Rumah Rakyat (LRR) Sumut Rudi R Samosir, ikut angkat bicara. Ia pun menyesalkan, sebab hingga berita ini dibuat kondisi pintu perlintasan kereta api itu masih belum juga diperbaiki, sehingga praktis hanya bagaikan sebuah pajangan belaka. “Keberadaan pintu perlintasan kereta api ini benar-benar sangat tidak berguna, dan jelas sudah menghabiskan uang rakyat. Untuk itu, saya mendesak agar penegak hukum di Batubara segera mengusut tuntas, terkait dugaan korupsi penyimpangan pelaksanaan proyek maupun penggunaan anggaran pembangunan pintu perlintasan kereta api tersebut, yang memang terbilang berbiaya fantastis dan tidak masuk akal,” tegasnya.

“Kami juga kecewa, pengelola anggaran tidak melaksanakan pengujian teknis sebelum maupun sesudah pelaksanaan proyek. Tolong penegak hukum juga menguji serta mengecek spesifikasi maupun standarisasi peralatan yang digunakan,” imbuh Rudi.

Terpisah, Camat Limapuluh Sudarto, juga menyayangkan kekurangtanggapan Dishub Kabupaten Batubara dalam persoalan tersebut. Ia mengaku, telah melayangkan surat ke Dishub Kabupaten Batubara, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan. “Dalam waktu dekat, kami akan surati kembali (Dishub Bataubara), karena keberadaan pintu perlintasan kereta api itu sangat dibutuhkan pengendara,” ungkap Sudarto.

Sementara setelah dikonfirmasi, PT KAI juga tidak bersedia menerima hibah pintu perlintasan kereta api tersebut, karena diduga tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan. “Sejak pintu perlintasan kereta api itu ada, yang saya tahu sudah 3 kali kecelakaan terjadi. Makanya, menurut kami selaku warga, percuma pintu perlintasan itu dibuat,” jelas seorang warga yang bermukim di sekitar perlintasan kereta api Blok 8. (mag-6/saz)

Sementara itu, dari awal diresmikan, sirene pintu perlintasan kereta api tersebut, tampak sama sekali tidak berfungsi. Sempat ditanyakan ke Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Batubara Sahala Nainggolan, namun dengan enteng ia menjawab, bakal segera diperbaiki.

Mendapati ucapan Sahala yang hanya sekadar lips service, membuat Sekretaris Executive Non Goverment Organization (NGO) Lingkar Rumah Rakyat (LRR) Sumut Rudi R Samosir, ikut angkat bicara. Ia pun menyesalkan, sebab hingga berita ini dibuat kondisi pintu perlintasan kereta api itu masih belum juga diperbaiki, sehingga praktis hanya bagaikan sebuah pajangan belaka. “Keberadaan pintu perlintasan kereta api ini benar-benar sangat tidak berguna, dan jelas sudah menghabiskan uang rakyat. Untuk itu, saya mendesak agar penegak hukum di Batubara segera mengusut tuntas, terkait dugaan korupsi penyimpangan pelaksanaan proyek maupun penggunaan anggaran pembangunan pintu perlintasan kereta api tersebut, yang memang terbilang berbiaya fantastis dan tidak masuk akal,” tegasnya.

“Kami juga kecewa, pengelola anggaran tidak melaksanakan pengujian teknis sebelum maupun sesudah pelaksanaan proyek. Tolong penegak hukum juga menguji serta mengecek spesifikasi maupun standarisasi peralatan yang digunakan,” imbuh Rudi.

Terpisah, Camat Limapuluh Sudarto, juga menyayangkan kekurangtanggapan Dishub Kabupaten Batubara dalam persoalan tersebut. Ia mengaku, telah melayangkan surat ke Dishub Kabupaten Batubara, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan. “Dalam waktu dekat, kami akan surati kembali (Dishub Bataubara), karena keberadaan pintu perlintasan kereta api itu sangat dibutuhkan pengendara,” ungkap Sudarto.

Sementara setelah dikonfirmasi, PT KAI juga tidak bersedia menerima hibah pintu perlintasan kereta api tersebut, karena diduga tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan. “Sejak pintu perlintasan kereta api itu ada, yang saya tahu sudah 3 kali kecelakaan terjadi. Makanya, menurut kami selaku warga, percuma pintu perlintasan itu dibuat,” jelas seorang warga yang bermukim di sekitar perlintasan kereta api Blok 8. (mag-6/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/