KARO, SUMUTPOS.CO – Aktivitas Gunung Sinabung mengalami peningkatan. Sejak Sabtu (6/2) siang, gunung api yang terletak di Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo ini terus menyemburkan guguran awan panas.
“Betul telah terjadi guguran awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Selatan pada Sabtu sekitar pukul 11.58 WIB Hal ini menyebabkan potensi bahaya semakin tinggi,” kata Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, Minggu (7/2).
Armen kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. “Kita tegaskan agar warga dan pengunjung hindari zona merah. Urungkan niat beraktivitas hingga keadaan gunung betul-betul aman,” pintanya.
Dipaparkan Armen, guguran awan panas ini disebabkan perubahan fisik gunung. Di mana kubah lava Sinabung saat ini telah mencapai 4 juta meter kubik. Sampai saat ini aktivitas Sinabung masih sangat tinggi dan masih sering terjadi gempa. Meski demikian, aktivitas Sinabung juga terus berubah sewaktu-waktu atau fluktuatif. Terlebih, sampai saat ini pertumbuhan kubah lava di puncak Gunung Sinabung masih terus membesar ditambah lagi tekanan magma dari dalam perut gunung.
“Selagi kubah lava masih ada jadi potensi guguran dan awan panas masih tinggi. Untuk tekanan dan jarak luncur masih terus fluktuatif, tergantung dari dorongan,” ujarnya.
Gempa-gempa guguran juga terjadi peningkatan hingga potensi awan panas guguran juga semakin tinggi.
Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Tanah Karo tidak mendekati seputaran gunung, khususnya zona merah yang sudah ditetapkan. (deo)
KARO, SUMUTPOS.CO – Aktivitas Gunung Sinabung mengalami peningkatan. Sejak Sabtu (6/2) siang, gunung api yang terletak di Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo ini terus menyemburkan guguran awan panas.
“Betul telah terjadi guguran awan panas dengan jarak luncur 2.500 meter ke arah Selatan pada Sabtu sekitar pukul 11.58 WIB Hal ini menyebabkan potensi bahaya semakin tinggi,” kata Kepala Pos Pantau Gunung Api Sinabung Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Armen Putra, Minggu (7/2).
Armen kembali mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. “Kita tegaskan agar warga dan pengunjung hindari zona merah. Urungkan niat beraktivitas hingga keadaan gunung betul-betul aman,” pintanya.
Dipaparkan Armen, guguran awan panas ini disebabkan perubahan fisik gunung. Di mana kubah lava Sinabung saat ini telah mencapai 4 juta meter kubik. Sampai saat ini aktivitas Sinabung masih sangat tinggi dan masih sering terjadi gempa. Meski demikian, aktivitas Sinabung juga terus berubah sewaktu-waktu atau fluktuatif. Terlebih, sampai saat ini pertumbuhan kubah lava di puncak Gunung Sinabung masih terus membesar ditambah lagi tekanan magma dari dalam perut gunung.
“Selagi kubah lava masih ada jadi potensi guguran dan awan panas masih tinggi. Untuk tekanan dan jarak luncur masih terus fluktuatif, tergantung dari dorongan,” ujarnya.
Gempa-gempa guguran juga terjadi peningkatan hingga potensi awan panas guguran juga semakin tinggi.
Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat maupun wisatawan yang berkunjung ke Tanah Karo tidak mendekati seputaran gunung, khususnya zona merah yang sudah ditetapkan. (deo)