25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Akhirnya, Nakes Lansia Boleh Divaksi

BPOM Beri Izin Darurat Vaksin Coronavac

LANSIA: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai pada Senin (8/2) hari ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tingginya angka kematian akibat Covid-19 pada kelompok lanjut usia di Indonesia, yakni sekitar 47,3 persen, menjadi alasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk tenaga kesehatan lansia yang berumur 60 tahun ke atas. Vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai hari ini, Senin (8/2).

“Pada 5 Februari 2021, BPOM telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas dengan dua dosis. Masing-masing dosisnya berselang 28 hari,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers daring yang diikuti dari Jakarta, Minggu (7/2).

Penny mengatakan, meskipun imunogenisitas vaksin menunjukkan angka yang baik setelah 28 hari, BPOM menyarankan agar jarak pemberian antardosis 14 hari, karena pada rentang waktu tersebut pembentukan antibodi terjadi secara optimal. “Rentang pemberian antardosis 14 hari juga mempertimbangkan keadaan pandemi sehingga masyarakat memerlukan pelindungan secepatnya,” ujarnya.

Penny mengatakan, meskipun sudah ada persetujuan penggunaan darurat, vaksinasi terhadap lanjut usia harus dilakukan secara hati-hati karena berisiko tinggi. Orang lanjut usia cenderung memiliki komorbid, sehingga proses screening menjadi sangat penting sebelum dokter memberikan persetujuan vaksinasi.

Untuk menjadi panduan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi terhadap lanjut usia, BPOM telah mengeluarkan lembar fakta ya. Selain itu, manajemen risiko juga perlu dilakukan, terutama bila terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Bila terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya KIPI, penyediaan layanan kesehatan harus diperhatikan dan kesiapsiagaan tenaga kesehatan menjadi hal yang penting. “Dengan demikian, diharapkan angka kematian lanjut usia akibat COVID-19 bisa menurun,” tuturnya.

Persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk lanjut usia dikeluarkan BPOM setelah memeriksa data uji klinis fase pertama dan kedua di China dan fase ketiga di Brazil. Uji klinis fase pertama dan kedua di China dilakukan terhadap 400 lanjut usia dan menunjukkan hasil yang baik, yaitu terdapat kadar antibodi 97,96 persen 28 hari setelah pemberian dosis kedua.

“Dengan data yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius, uji klinis fase ketiga di Brazil dilakukan terhadap 600 lanjut usia dengan hasil aman dan tanpa ada dampak serius. Tidak ada efek samping berupa kematian, atau efek samping serius derajat tiga yang dilaporkan,” kata Penny.

Efek samping yang muncul umumnya ringan, yaitu nyeri, mual, demam, bengkak, dan sakit kepala.

Setelah menganalisa temuan tersebut, BPOM kemudian memutuskan untuk menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk lansia di Indonesia. Penerbitan izin ini pun diharapkan dapat menekan angka kematian pada kelompok lansia di Tanah Air.

“Diharapkan angka kejadian infeksi dan angka kematian manusia akibat infeksi Covid-19 ini dapat menurun,” imbuh Penny.

Kata Penny, izin darurat vaksinasi itu dikeluarkan lantaran angka kematian akibat Covid-19 pada kelompok lansia di Indonesia, sangat tinggi, yakni sekitar 47,3 persen, sebagaimana data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

“Menjadi keharusan tentunya bagi pemerintah untuk menetapkan pemberian penggunaan vaksin yang tersedia, yaitu saat ini adalah CoronaVac (Sinovac) menjadi prioritas untuk juga diberikan kepada kelompok lansia,” ujarnya.

Vaksinasi Mulai Hari Ini

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai pada Senin (8/2) hari ini.

“Kita juga sudah mengomunikasikan dengan teman-teman jajaran Kemenkes di lapangan agar mulai besok hari Senin jam 9, vaksinasi untuk orang-orang dengan usia di atas 60 tahun bisa kita mulai, dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan dengan usia di atas 60 tahun,” kata Budi melalui konferensi pers daring, Minggu (7/2).

Budi mengaku bersyukur dengan terbitnya izin edar darurat Sinovac untuk lansia. Pasalnya, lansia menjadi kelompok yang menyumbangkan angka besar dalam kasus kematian akibat Covid-19. Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, jumlah lansia yang terpapar virus corona sekitar 10 persen. Tetapi, dari angka tersebut, 50 persen di antaranya meninggal dunia. “Itu menunjukkan bahwa lansia ini memang risiko (kematian)-nya lebih tinggi dibandingkan dengan kita-kita yang usianya masih di bawah 60 tahun,” ujar Budi.

Budi mengatakan, ada sekitar 11.600 tenaga kesehatan usia lebih dari 60 tahun yang hingga kini belum diberi vaksin Covid-19 karena menunggu terbitnya izin edar darurat dari BPOM. Dengan terbitnya izin edar darurat ini, Budi yakin beban berat penanganan pandemi dapat dikurangi. Budi optimistis langkah ini dapat memperkecil kerentanan lansia terhadap penularan virus, sehingga mengurangi beban penanganan pasien di rumah sakit.

“Sehingga beban yang ditanggung oleh tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit bisa berkurang karena sebagian besar lansia bisa kita cegah, kalau bisa tidak usah masuk sampai rumah sakit,” kata dia.

Rata-rata 100 Kasus Positif

Sementara itu, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kembali menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Selama sepekan terakhir pada awal Februari ini, penambahan kasus baru mencapai 877 orang positif. Jika dirata-ratakan dalam sehari selama sepekan sebanyak 100 orang lebih positif Covid-19.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada tanggal 1 Februari hanya bertambah 97 orang positif. Namun, hari berikutnya meningkat menjadi lebih dari 100 orang dan pada Minggu (7/2) bertambah 169 orang.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, meningkatnya penambahan kasus baru positif selama seminggu terakhir ini dikarenakan masih adanya masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Misalnya, tidak memakai masker saat keluar rumah, tidak mencuci tangan setelah menyentuh fasilitas umum, berkerumun dan tidak menjaga jarak.

“Memang selama seminggu terakhir penambahan positif Covid-19 terjadi peningkatan, biasanya di bawah angka 100 tetapi kini melebih dari 100 orang,” ungkap Aris, Minggu sore.

Kendati demikian, sambung dia, penambahan kasus baru positif juga diikuti oleh pasien Covid-19 yang sembuh. Penambahannya juga turut signifikan, setiap harinya selama sepekan terakhir bila dirata-ratakan 100 orang lebih. “Pemerintah baik provinsi maupun daerah terus mengimbau agar mematuhi protokol kesehatan. Sekalipun sudah ada vaksinasi, protokol kesehatan menjadi kunci utama memutus mata rantai penularan virus corona,” kata Aris.

Lebih lanjut dia menyebutkan, pada Minggu ini terdapat 169 kasus baru positif sehingga akumulasinya menjadi 21.742 orang. Kasus baru tersebut diperoleh dari 3 kabupaten/kota, yaitu Deliserdang 86 orang, Medan 82 orang, dan Tapanuli Utara (Taput) 1 orang.

Sementara angka kesembuhan bertambah 140 kasus baru sehingga jumlahnya menjadi 18.849 orang. Kasus baru sembuh tersebut didapatkan dari 9 daerah, yakni Medan 103 orang, Deliserdang 17 orang, Pematangsiantar 6 orang, Binjai 4 orang, Langkat dan Serdang Bedagai masing-masing 3 orang, Tebingtinggi 2 orang, Nias Selatan (Nias) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) juga masing-masing 1 orang.

“Untuk angka kematian masih cenderung stabil, bahkan pada hari Minggu ini tidak ada kasus baru sehingga akumulasinya tetap 762 orang. Sedangkan kasus suspek masih fluktuatif, dan saat ini jumlahnya 960 orang setelah bertambah 7 kasus baru,” bebernya.

Aris menambahkan, dengan demikian angka penderita Covid-19 aktif saat berjumlah 2.131 orang yang menjalani isolasi di rumah sakit dan secara mandiri. “Sebanyak 748 orang positif dirawat di rumah sakit, selebihnya 1.383 isolasi mandiri,” pungkas dia. (ris/kps/jpnn)

BPOM Beri Izin Darurat Vaksin Coronavac

LANSIA: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai pada Senin (8/2) hari ini.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Tingginya angka kematian akibat Covid-19 pada kelompok lanjut usia di Indonesia, yakni sekitar 47,3 persen, menjadi alasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk tenaga kesehatan lansia yang berumur 60 tahun ke atas. Vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai hari ini, Senin (8/2).

“Pada 5 Februari 2021, BPOM telah mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk usia 60 tahun ke atas dengan dua dosis. Masing-masing dosisnya berselang 28 hari,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa pers daring yang diikuti dari Jakarta, Minggu (7/2).

Penny mengatakan, meskipun imunogenisitas vaksin menunjukkan angka yang baik setelah 28 hari, BPOM menyarankan agar jarak pemberian antardosis 14 hari, karena pada rentang waktu tersebut pembentukan antibodi terjadi secara optimal. “Rentang pemberian antardosis 14 hari juga mempertimbangkan keadaan pandemi sehingga masyarakat memerlukan pelindungan secepatnya,” ujarnya.

Penny mengatakan, meskipun sudah ada persetujuan penggunaan darurat, vaksinasi terhadap lanjut usia harus dilakukan secara hati-hati karena berisiko tinggi. Orang lanjut usia cenderung memiliki komorbid, sehingga proses screening menjadi sangat penting sebelum dokter memberikan persetujuan vaksinasi.

Untuk menjadi panduan bagi tenaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi terhadap lanjut usia, BPOM telah mengeluarkan lembar fakta ya. Selain itu, manajemen risiko juga perlu dilakukan, terutama bila terjadi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Bila terjadi hal yang tidak diinginkan, misalnya KIPI, penyediaan layanan kesehatan harus diperhatikan dan kesiapsiagaan tenaga kesehatan menjadi hal yang penting. “Dengan demikian, diharapkan angka kematian lanjut usia akibat COVID-19 bisa menurun,” tuturnya.

Persetujuan penggunaan darurat vaksin CoronaVac untuk lanjut usia dikeluarkan BPOM setelah memeriksa data uji klinis fase pertama dan kedua di China dan fase ketiga di Brazil. Uji klinis fase pertama dan kedua di China dilakukan terhadap 400 lanjut usia dan menunjukkan hasil yang baik, yaitu terdapat kadar antibodi 97,96 persen 28 hari setelah pemberian dosis kedua.

“Dengan data yang dapat ditoleransi dengan baik dan tidak ada efek samping yang serius, uji klinis fase ketiga di Brazil dilakukan terhadap 600 lanjut usia dengan hasil aman dan tanpa ada dampak serius. Tidak ada efek samping berupa kematian, atau efek samping serius derajat tiga yang dilaporkan,” kata Penny.

Efek samping yang muncul umumnya ringan, yaitu nyeri, mual, demam, bengkak, dan sakit kepala.

Setelah menganalisa temuan tersebut, BPOM kemudian memutuskan untuk menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac untuk lansia di Indonesia. Penerbitan izin ini pun diharapkan dapat menekan angka kematian pada kelompok lansia di Tanah Air.

“Diharapkan angka kejadian infeksi dan angka kematian manusia akibat infeksi Covid-19 ini dapat menurun,” imbuh Penny.

Kata Penny, izin darurat vaksinasi itu dikeluarkan lantaran angka kematian akibat Covid-19 pada kelompok lansia di Indonesia, sangat tinggi, yakni sekitar 47,3 persen, sebagaimana data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN).

“Menjadi keharusan tentunya bagi pemerintah untuk menetapkan pemberian penggunaan vaksin yang tersedia, yaitu saat ini adalah CoronaVac (Sinovac) menjadi prioritas untuk juga diberikan kepada kelompok lansia,” ujarnya.

Vaksinasi Mulai Hari Ini

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, vaksinasi Covid-19 terhadap nakes lansia akan dimulai pada Senin (8/2) hari ini.

“Kita juga sudah mengomunikasikan dengan teman-teman jajaran Kemenkes di lapangan agar mulai besok hari Senin jam 9, vaksinasi untuk orang-orang dengan usia di atas 60 tahun bisa kita mulai, dengan prioritas pertama adalah tenaga kesehatan dengan usia di atas 60 tahun,” kata Budi melalui konferensi pers daring, Minggu (7/2).

Budi mengaku bersyukur dengan terbitnya izin edar darurat Sinovac untuk lansia. Pasalnya, lansia menjadi kelompok yang menyumbangkan angka besar dalam kasus kematian akibat Covid-19. Dari total kasus Covid-19 di Indonesia, jumlah lansia yang terpapar virus corona sekitar 10 persen. Tetapi, dari angka tersebut, 50 persen di antaranya meninggal dunia. “Itu menunjukkan bahwa lansia ini memang risiko (kematian)-nya lebih tinggi dibandingkan dengan kita-kita yang usianya masih di bawah 60 tahun,” ujar Budi.

Budi mengatakan, ada sekitar 11.600 tenaga kesehatan usia lebih dari 60 tahun yang hingga kini belum diberi vaksin Covid-19 karena menunggu terbitnya izin edar darurat dari BPOM. Dengan terbitnya izin edar darurat ini, Budi yakin beban berat penanganan pandemi dapat dikurangi. Budi optimistis langkah ini dapat memperkecil kerentanan lansia terhadap penularan virus, sehingga mengurangi beban penanganan pasien di rumah sakit.

“Sehingga beban yang ditanggung oleh tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit bisa berkurang karena sebagian besar lansia bisa kita cegah, kalau bisa tidak usah masuk sampai rumah sakit,” kata dia.

Rata-rata 100 Kasus Positif

Sementara itu, penambahan kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumatera Utara (Sumut) kembali menunjukkan peningkatan yang siginifikan. Selama sepekan terakhir pada awal Februari ini, penambahan kasus baru mencapai 877 orang positif. Jika dirata-ratakan dalam sehari selama sepekan sebanyak 100 orang lebih positif Covid-19.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, pada tanggal 1 Februari hanya bertambah 97 orang positif. Namun, hari berikutnya meningkat menjadi lebih dari 100 orang dan pada Minggu (7/2) bertambah 169 orang.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, meningkatnya penambahan kasus baru positif selama seminggu terakhir ini dikarenakan masih adanya masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Misalnya, tidak memakai masker saat keluar rumah, tidak mencuci tangan setelah menyentuh fasilitas umum, berkerumun dan tidak menjaga jarak.

“Memang selama seminggu terakhir penambahan positif Covid-19 terjadi peningkatan, biasanya di bawah angka 100 tetapi kini melebih dari 100 orang,” ungkap Aris, Minggu sore.

Kendati demikian, sambung dia, penambahan kasus baru positif juga diikuti oleh pasien Covid-19 yang sembuh. Penambahannya juga turut signifikan, setiap harinya selama sepekan terakhir bila dirata-ratakan 100 orang lebih. “Pemerintah baik provinsi maupun daerah terus mengimbau agar mematuhi protokol kesehatan. Sekalipun sudah ada vaksinasi, protokol kesehatan menjadi kunci utama memutus mata rantai penularan virus corona,” kata Aris.

Lebih lanjut dia menyebutkan, pada Minggu ini terdapat 169 kasus baru positif sehingga akumulasinya menjadi 21.742 orang. Kasus baru tersebut diperoleh dari 3 kabupaten/kota, yaitu Deliserdang 86 orang, Medan 82 orang, dan Tapanuli Utara (Taput) 1 orang.

Sementara angka kesembuhan bertambah 140 kasus baru sehingga jumlahnya menjadi 18.849 orang. Kasus baru sembuh tersebut didapatkan dari 9 daerah, yakni Medan 103 orang, Deliserdang 17 orang, Pematangsiantar 6 orang, Binjai 4 orang, Langkat dan Serdang Bedagai masing-masing 3 orang, Tebingtinggi 2 orang, Nias Selatan (Nias) dan Humbang Hasundutan (Humbahas) juga masing-masing 1 orang.

“Untuk angka kematian masih cenderung stabil, bahkan pada hari Minggu ini tidak ada kasus baru sehingga akumulasinya tetap 762 orang. Sedangkan kasus suspek masih fluktuatif, dan saat ini jumlahnya 960 orang setelah bertambah 7 kasus baru,” bebernya.

Aris menambahkan, dengan demikian angka penderita Covid-19 aktif saat berjumlah 2.131 orang yang menjalani isolasi di rumah sakit dan secara mandiri. “Sebanyak 748 orang positif dirawat di rumah sakit, selebihnya 1.383 isolasi mandiri,” pungkas dia. (ris/kps/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/