32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Tekan Angka Kanker Serviks Wanita, Tes IVA di Asahan Sudah 80 Persen

Istimewa
Kepala Dinas Kesehatan Asahan, dr Aris Yudhariansyah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan sangat serius dalam menekan angka kanker serviks bagi wanita. Salah satunya, lewat program Tes Inspeksi Visual Asam asetat (IVA).

“Kita memang serius menekan kanker serviks di Kabupaten Asahan. Saat ini, progres Tes IVA sudah mencapai angka di kisaran 80 persen,” ungkap Kepala Dinkes Kesehatan Asahan, dr Aris Yudhariansyah kepada Minggu wartawan di Medan, Minggu (7/7).

Menurut dr Aris, berdasarkan data di tahun 2019 ini, dari 125.940 orang penduduk Asahan hanya terdapat 2 orang yang menderita kanker serviks.

“Asahan pernah mendapatkan penghargaan terbaik se-Indonesia untuk pelaksanaan Tes IVA ini. Penghargaan itu didapatkan pada tahun 2017 lalu. Sejak itu, angka kanker serviks di Asahan dapat terus diminimalisir karena sudah dapat dideteksi,” sebutnya.

Aris mengaku, jika pihaknya tidak hanya serius dalam hal menanggulangi kanker serviks saja. Melainkan, juga konsen dalam mendorong penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Asahan.

“Malah untuk PHBS pada tahun 2019 ini, Kabupaten Asahan telah memastikan keluar sebagai juara dua tingkat nasional. Begitu pula untuk implementasi Perda KTR, Asahan dipastikan akan mendapatkan Piagam Paramesti, yaitu sebagai daerah yang menjalankan perda tersebut,” tuturnya.

Oleh karena itu, sambungnya, dengan ini tingkat kesehatan warga Asahan sedikit demi sedikit dapat diangkat ke arah yang lebih baik.

Disinggung tentang kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Aris menyatakan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Antara lain stresor yang disebabkan narkoba, ekonomi, dan tekanan hidup lainnya. “Bahkan menurut data yang diperoleh, tiga dari 10 orang itu menderita ODGJ,” imbuhnya.

Di samping itu, tambah dia, 60-80 persen pasien rumah sakit jiwa, dikirim melalui Puskesmas. Para penderita ODGJ ini ujar dia, umumnya menderita skizofrenia dan juga waham (delusi). “Untuk hal ini memang yang paling diperlukan adalah tindak preventif, kuratif, dan juga rehabilitatif,” tandasnya. (azw/ram)

Istimewa
Kepala Dinas Kesehatan Asahan, dr Aris Yudhariansyah.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Asahan sangat serius dalam menekan angka kanker serviks bagi wanita. Salah satunya, lewat program Tes Inspeksi Visual Asam asetat (IVA).

“Kita memang serius menekan kanker serviks di Kabupaten Asahan. Saat ini, progres Tes IVA sudah mencapai angka di kisaran 80 persen,” ungkap Kepala Dinkes Kesehatan Asahan, dr Aris Yudhariansyah kepada Minggu wartawan di Medan, Minggu (7/7).

Menurut dr Aris, berdasarkan data di tahun 2019 ini, dari 125.940 orang penduduk Asahan hanya terdapat 2 orang yang menderita kanker serviks.

“Asahan pernah mendapatkan penghargaan terbaik se-Indonesia untuk pelaksanaan Tes IVA ini. Penghargaan itu didapatkan pada tahun 2017 lalu. Sejak itu, angka kanker serviks di Asahan dapat terus diminimalisir karena sudah dapat dideteksi,” sebutnya.

Aris mengaku, jika pihaknya tidak hanya serius dalam hal menanggulangi kanker serviks saja. Melainkan, juga konsen dalam mendorong penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Asahan.

“Malah untuk PHBS pada tahun 2019 ini, Kabupaten Asahan telah memastikan keluar sebagai juara dua tingkat nasional. Begitu pula untuk implementasi Perda KTR, Asahan dipastikan akan mendapatkan Piagam Paramesti, yaitu sebagai daerah yang menjalankan perda tersebut,” tuturnya.

Oleh karena itu, sambungnya, dengan ini tingkat kesehatan warga Asahan sedikit demi sedikit dapat diangkat ke arah yang lebih baik.

Disinggung tentang kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), Aris menyatakan banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Antara lain stresor yang disebabkan narkoba, ekonomi, dan tekanan hidup lainnya. “Bahkan menurut data yang diperoleh, tiga dari 10 orang itu menderita ODGJ,” imbuhnya.

Di samping itu, tambah dia, 60-80 persen pasien rumah sakit jiwa, dikirim melalui Puskesmas. Para penderita ODGJ ini ujar dia, umumnya menderita skizofrenia dan juga waham (delusi). “Untuk hal ini memang yang paling diperlukan adalah tindak preventif, kuratif, dan juga rehabilitatif,” tandasnya. (azw/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/