26.7 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

6 Balita Gizi Buruk di Labusel

MEDAN–Temuan Kasus gizi buruk masih terus terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Kali ini kasus gizi buruk didapati di Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel).

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Labusel, setidaknya 6 orang bayi dibawah lima tahun (Balita) mengalami gizi buruk, yakni Rahmat Rizki (21 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel. Nurhalita (18 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel.

Siti fatimah (13 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel). Mutia (21bulan), data dari Puskesmas Lingga Payung Labusel. Albiansyah (26 bulan), data dari Puskesmas Sisumut Labusel. Dan Rahmad sasedi (26 bulan), data dari Puskesmas Tj Medan.

Kadinkes Sumut, Agustama menjelaskan, para balita tersebut dalam pemantauan Puskesmas dan sedang menyembuhkan penyakit-penyakit penyerta. “Keenam balita itu masih dalam pemantauan puskesmas setempat. Kini kondisinya sedang diobati,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (29/8).

Pihaknya, kata Agustama, kini tengah mengobati dan memantau penyakit penyerta. Kemudian, melakukan pemantauan berat badan secara berkala, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta mengedukasi keluarga.

Disinggung faktor gizi buruk, Agustama mengatakan, bahwa yang paling utama faktornya adalah kemiskinan. Sehingga menyebabkan keluarga menjadi sulit memenuhi gizi bayi.

Kemudian, masih kata Agustama, kurangnya pemahaman keluarga terkait gizi. Makanan dan minuman yang sehat bagi bayi. “Ibu yang faham dan luas pengetahuannya, akan mampu memberikan makanan dan minuman yang sehat bagi bayinya.

“Sebenarnya banyak makanan yang sehat dan murah di lingkungan kita. Selain itu, air susu ibu (ASI) juga menjadi faktor penting untuk bayi. (dvs/han)

MEDAN–Temuan Kasus gizi buruk masih terus terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Kali ini kasus gizi buruk didapati di Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel).

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Labusel, setidaknya 6 orang bayi dibawah lima tahun (Balita) mengalami gizi buruk, yakni Rahmat Rizki (21 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel. Nurhalita (18 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel.

Siti fatimah (13 bulan), data dari Puskesmas Aek Batu Labusel). Mutia (21bulan), data dari Puskesmas Lingga Payung Labusel. Albiansyah (26 bulan), data dari Puskesmas Sisumut Labusel. Dan Rahmad sasedi (26 bulan), data dari Puskesmas Tj Medan.

Kadinkes Sumut, Agustama menjelaskan, para balita tersebut dalam pemantauan Puskesmas dan sedang menyembuhkan penyakit-penyakit penyerta. “Keenam balita itu masih dalam pemantauan puskesmas setempat. Kini kondisinya sedang diobati,” ungkapnya kepada wartawan, Rabu (29/8).

Pihaknya, kata Agustama, kini tengah mengobati dan memantau penyakit penyerta. Kemudian, melakukan pemantauan berat badan secara berkala, dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta mengedukasi keluarga.

Disinggung faktor gizi buruk, Agustama mengatakan, bahwa yang paling utama faktornya adalah kemiskinan. Sehingga menyebabkan keluarga menjadi sulit memenuhi gizi bayi.

Kemudian, masih kata Agustama, kurangnya pemahaman keluarga terkait gizi. Makanan dan minuman yang sehat bagi bayi. “Ibu yang faham dan luas pengetahuannya, akan mampu memberikan makanan dan minuman yang sehat bagi bayinya.

“Sebenarnya banyak makanan yang sehat dan murah di lingkungan kita. Selain itu, air susu ibu (ASI) juga menjadi faktor penting untuk bayi. (dvs/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/