25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Rumah Janda Anak Satu Hampir Rubuh di Binjai

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Di tengah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, kebutuhan bahan pokok pun berangsur naik. Hal tersebut tentunya menambah kesengsaraan masyarakat, apalagi mereka yang memiliki pendapat di bawah rata-rata atau berstatus warga miskin.

Ditambah lagi, bantuan sosial yang disalurkan juga diduga tidak tepat sasaran. Khadijah (56) warga Jalan Mayjen Sutoyo, Pasar 10 Lincun, Binjai Barat, satu di antara masyarakat miskin di Kota Binjai yang cukup memperihatinkan.

Rumah janda anak 1 ini berdiri di lahan tanah milik PJKA. Bahkan kondisinya tidak layak huni hingga nyaris ambruk.

Atap rumbia dan dinding tepas rumah tersebut juga mulai lapuk dimakan usia. Karena itu, Khadijah tidak dapat berbuat banyak karena kesulitan mencari nafkah.

“Suami saya sudah meninggal lama, saya sendiri yang menghidupi anak dan kebutuhan sehari-hari,” ujar Khadijah.

Dia hanya pasrah menerima kenyataan pahit ini. Khadijah sendiri bekerja sebagai pembantu warung pecal yang berlokasi tak jauh dari kediamannya.

Dengan penghasilan pas-pasan, Khadijah tak mampu memperbaiki rumah. Bahkan untuk menghidupi hari-harinya saja tidak cukup.

“Bagaimana saya mau perbaiki rumah saya yang atapnya bocor, terkadang untuk kehidupan saya saja tidak cukup. Saya sangat berharap agar bapak Walikota Binjai, Wakil Walikota, DPRD dan para dermawan mau membantu saya. Diberikan bantuan atap saja saya sudah sangat berterimakasih sekali,” ujar dia

Khadijah berharap kepada Pemerintah Kota Binjai agar memasukan namanya kedalam program bantuan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. “Saya tidak pernah dapat bantuan, sementara orang yang mampu, yang kehidupan dalam kata cukup, mendapatkan bantuan. Tapi kenapa saya yang benar-benar sangat membutuhkan dan termasuk ke dalam golongan bawah tidak mendapatkan bantuan itu,” tukasnya. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Di tengah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak, kebutuhan bahan pokok pun berangsur naik. Hal tersebut tentunya menambah kesengsaraan masyarakat, apalagi mereka yang memiliki pendapat di bawah rata-rata atau berstatus warga miskin.

Ditambah lagi, bantuan sosial yang disalurkan juga diduga tidak tepat sasaran. Khadijah (56) warga Jalan Mayjen Sutoyo, Pasar 10 Lincun, Binjai Barat, satu di antara masyarakat miskin di Kota Binjai yang cukup memperihatinkan.

Rumah janda anak 1 ini berdiri di lahan tanah milik PJKA. Bahkan kondisinya tidak layak huni hingga nyaris ambruk.

Atap rumbia dan dinding tepas rumah tersebut juga mulai lapuk dimakan usia. Karena itu, Khadijah tidak dapat berbuat banyak karena kesulitan mencari nafkah.

“Suami saya sudah meninggal lama, saya sendiri yang menghidupi anak dan kebutuhan sehari-hari,” ujar Khadijah.

Dia hanya pasrah menerima kenyataan pahit ini. Khadijah sendiri bekerja sebagai pembantu warung pecal yang berlokasi tak jauh dari kediamannya.

Dengan penghasilan pas-pasan, Khadijah tak mampu memperbaiki rumah. Bahkan untuk menghidupi hari-harinya saja tidak cukup.

“Bagaimana saya mau perbaiki rumah saya yang atapnya bocor, terkadang untuk kehidupan saya saja tidak cukup. Saya sangat berharap agar bapak Walikota Binjai, Wakil Walikota, DPRD dan para dermawan mau membantu saya. Diberikan bantuan atap saja saya sudah sangat berterimakasih sekali,” ujar dia

Khadijah berharap kepada Pemerintah Kota Binjai agar memasukan namanya kedalam program bantuan yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. “Saya tidak pernah dapat bantuan, sementara orang yang mampu, yang kehidupan dalam kata cukup, mendapatkan bantuan. Tapi kenapa saya yang benar-benar sangat membutuhkan dan termasuk ke dalam golongan bawah tidak mendapatkan bantuan itu,” tukasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/