DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Bupati Simalungun JR Saragih menghadiri perayaan kerja tahun Mamre GBKP se-Klasis Medan Namo Rambe 2017 di Desa Kuta Tengah, Kecamatan Namo Rambe, Deli Serdang, Sumatera Utara. Di sini, dirinya menekankan soal betapa pentingnya budaya.
“Kita sebagai manusia harus selalu menghormati dan menghargai budaya, karena melalui budaya kerinduan dalam diri manusia bisa mengikat persaudaraan budaya apalagi budaya bisa menjadi pemersatu suku dan agama untuk menjadikan Indonesia semakin bersatu,” ucap Bupati Simalungun JR Saragih, Sabtu (7/10/2017).
Menurutnya, di jaman sekarang ini perlahan budaya sudah mulai ditanggalkan terlebih manusia lebih banyak mementingkan soal teknologi. Alhasil, budaya dalam diri manusia sudah terkikis.
“Jika budaya diutamakan maka tidak akan ada perpecahan, tindak kriminalitas, hingga aksi keributan. Hal inilah yang membuat jiwa dan diri manusia tidak berbudaya,” lanjutanya.
Sementara itu Emiritus GBKP Efrata Tarigan menambahkan melalui keakraban budaya bisa menjadikan Sumatera Utara menjadi lebih baik khususnya pada masyarakat dalam menjalankan kehidupan.
“Melalui kerja tahun, maka semua bersatu melalui kesatuan dan persatuan budaya karena sifatnya bisa mengikat satu sama yang lain. Oleh karenanya, dengan adanya budaya bisa memberikan panutan buat banyak orang,” urainya.
Diakuinya, dengan mengutamakan budaya maka dari sisi agama hingga suka bisa membuat masyarakat sama-sama membangun wilayahnya masing-masing.
“Kehadiran budaya bisa membuat seseorang rendah hati, hal ini pun bisa membuat seseorang dengan mudah diajak bekerja dengan baik,” tukasnya. (Osi)
DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Bupati Simalungun JR Saragih menghadiri perayaan kerja tahun Mamre GBKP se-Klasis Medan Namo Rambe 2017 di Desa Kuta Tengah, Kecamatan Namo Rambe, Deli Serdang, Sumatera Utara. Di sini, dirinya menekankan soal betapa pentingnya budaya.
“Kita sebagai manusia harus selalu menghormati dan menghargai budaya, karena melalui budaya kerinduan dalam diri manusia bisa mengikat persaudaraan budaya apalagi budaya bisa menjadi pemersatu suku dan agama untuk menjadikan Indonesia semakin bersatu,” ucap Bupati Simalungun JR Saragih, Sabtu (7/10/2017).
Menurutnya, di jaman sekarang ini perlahan budaya sudah mulai ditanggalkan terlebih manusia lebih banyak mementingkan soal teknologi. Alhasil, budaya dalam diri manusia sudah terkikis.
“Jika budaya diutamakan maka tidak akan ada perpecahan, tindak kriminalitas, hingga aksi keributan. Hal inilah yang membuat jiwa dan diri manusia tidak berbudaya,” lanjutanya.
Sementara itu Emiritus GBKP Efrata Tarigan menambahkan melalui keakraban budaya bisa menjadikan Sumatera Utara menjadi lebih baik khususnya pada masyarakat dalam menjalankan kehidupan.
“Melalui kerja tahun, maka semua bersatu melalui kesatuan dan persatuan budaya karena sifatnya bisa mengikat satu sama yang lain. Oleh karenanya, dengan adanya budaya bisa memberikan panutan buat banyak orang,” urainya.
Diakuinya, dengan mengutamakan budaya maka dari sisi agama hingga suka bisa membuat masyarakat sama-sama membangun wilayahnya masing-masing.
“Kehadiran budaya bisa membuat seseorang rendah hati, hal ini pun bisa membuat seseorang dengan mudah diajak bekerja dengan baik,” tukasnya. (Osi)