LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Aksi penolakan Masyarakat Islam Peduli Perdamaian (MIPP) Kabupaten Langkat terkait rencana kedatangan Ustad Sugi Nur Raharja atau Gus Nur menghadiri Subuh Berjamaah dan Tabligh Akbar di Masjid Nurul Huda, Kelurahan Perdamaian Stabat, sangat disesalkan Aliansi Masyarakat Langkat.
Drs H Raudin Purba MA, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Alwasliyah Sumut mengatakan, Aliansi Masyarakat Langkat merasa kecewa dengan pernyataan sikap yang dilakukan MIPP tersebut. “Kedatangan kami untuk mengklarifikasi adanya pernyataan sikap tersebut. Untuk itu, kami dari Aliansi masyarakat Langkat, merasa kecewa kepada MIPP yang menurut kami tidak punya judul dan tidak punya Lembaga. Kembalilah ke jalan yang benar,” harap Raudin Purba, Rabu (7/11).
Sedangkan untuk orang-orang yang merasa keberatan atas kedatangan Gus Nur, sambung Raudin Purba, kami mengundang untuk sama-sama hadir dan duduk di panggung kehormatan. “Jangan buat isu yang tidak benar (Hoax). Inikan dakwah, masak mereka menolak kedatangan seorang Da’i dengan memasang spanduk dan menyebarkan selebaran, serta membuat surat kaleng yang ditujukan ke Masjid Nurul Huda dan Masjid Azizi,” ucap Raudin Purba.
Untuk itu, lanjutnya, kami selaku pemuda Langkat yang di dalamnya ada ormas Islam seperti FPI, DMI, GNPF, Laskar Melayu, Stabat Hijrah, Kokam dan lain sebagainya, tidak akan tinggal diam jika ada yang menghalangi Dakwah tersebut. “Kalau memang dakwah tersebut melanggar hukum, pastinya kita pertanggungjawabkan.
Karena menurut kami berdakwah itu adalah tugas kita sampai mati. Tidak pantas rasanya kita sebagai Umat Muslim melarang seorang Da’i untuk berdakwah. Bagaimana bumi Langkat ini menjadi Barokah bila kita melarang sebuah kebaikan,” bebernya.
Dikatakan Raudin Purba, kedatangan Ustadz Gus Nur bertujuan agar kita belajar lebih banyak banyak lagi dan kembali ke jalan yang benar.
“Kita bukan mengajak kemunkaran, tapi kita mengajak Amar ma’ruf nahi munkar (Perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat),” ungkapnya, seraya mengatakan, jika mereka menolak, artinya mereka apakah muslim yang taat. Ditempat yang sama, Ketua Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Kabupaten Langkat, Ali Sadikin, juga berharap agar kegiatan dakwah tidak dihalang halangi.
“Harapan kami tentunya kegiatan Keagamaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan berharap tidak terjadi gesekan. Begitupun, kalau ada pihak pihak yang melarang, atau ada istilah ada orang mau Jual, kita tidak hanya membeli, tapi kami siap borong,” tegasnya.
Untuk itu, jelas Ali Sadikin, dalam kegiatan dakwah yang akan digelar Kamis (8/11), pihaknya siaga penuh untuk mengawal acara itu. Diberitakan sebelumnya, Masyarakat Islam Peduli Perdamaian Kabupaten Langkat, Selasa (6/11) siang, menyampaikan pernyataan sikap menolak rencana Tabligh Akbar Ustad Gus Nur yang akan digelar di Masjid Nurul Huda, Kelurahan Perdamaian Stabat, serta Sholat Dzuhur berjamaah di Masjid Azizi Tanjungpura.
Koordinator aksi, Ramlan meminta ulama atau ustad yang ingin menyampaikan dakwahnya di Bumi Langkat, agar ceramah agamanya dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, dan di harapkan dapat menciptakan kedamaian dan kesejukan di tengah tengah masyarakat.
“Kami tidak ingin dengan adanya penyampaian ceramah yang akan disampaikan oleh Gus Nur pada hari Kamis nanti di Mesjid Nurul Huda Kelurahan Perdamaian Stabat dan di Mesjid Azizi Tanjungpura, dapat menimbulkan perpecahan di tengah tengah masyarakat, karena sepengetahuan kami berdasarkan Video ceramah ceramah yang kami lihat dan kami dengar melalui Youtube, sangat membangkitkan emosi pendengarnya,” ucap Ramlan. (bam/han)