Berawal dari Kesedihan
Percaya atau tidak, bukit yang menjual keindahan alam ini ternyata memiliki cerita sedih dibaliknya. Bahkan, bukit ini menjadi bukti berakhirnya cinta dua insan yang berbeda kebudayaan. Bukit ini menjadi saksi kebahagian dan kisah sedih dari keduanya.
Dari cerita warga, pada zaman dahulu, ada tentara asing yang tinggal di kawasan tersebut. Pada suatu hari, dia bertemu dengan wanita lokal yang memiliki paras cantik dan rambut hitam tergerai. Keduanya saling jatuh cinta dan berikrar janji di bukit tersebut.
Perubahan sikap gadis ini karena jatuh cinta diketahui oleh kedua orangtuanya. Si gadis, yang biasanya sering membantu di ladang, berubah menjadi pemalas. Dirinya selalu pergi dari rumah begitu matahari terbit, dan kembali ke rumah begitu matahari mulai tenggelam.
Akhirnya, kedua orangtua si gadis mengikuti kemana saja anaknya itu pergi menghilang. Ketika melihat bahwa si gadis bertemu dengan pria asing. Kedua orangtuanya langsung marah dan mengurung si gadis. Bahkan, kedua orangtuanya memutuskan untuk menikahkan anaknya dengan sepupu dekatnya.
Kabar itu tidak diketahui oleh pria asing teersebut. Karena rindu yang sudah menggebu, dirinya memutuskan untuk menemui tambatan hatinya pada malam hari di rumahnya. Dengan suara pelan dan penuh rindu, dirinyapun memanggil nama si gadis.
Rasa kecewa langsung diterima si pemuda asing, begitu mendengar pengakuan kekasihnya, bahwa saat ini dirinya sedang dipingit karena akan dinikahkan.
Pemuda inipun mengajak si wanita untuk lari meninggalkan Tanah Karo, dan mereka berjanji untuk bertemu di bukit.
Keesokan harinya, gadis cantik inipun bergegas lari ke bukit untuk menemui pria yang dicintainya. Tapi, rencana kedua insan yang sedang dimabuk cinta ini diketahui langsung oleh kedua orangtuanya. Dan merekapun langsung membuat mengejar si gadis sebelum sampai ke bukit. Pada hari itu juga, si gadis langsung dinikahkan dengan pemuda pilihan kedua orangtuanya.
Di Bukit tersebut, si pria asing bingung menunggu si gadis selama berhari-hari. Hingga akhirnya dirinya mengetahui, bahwa wanita yang dicintainya sudah menjadi milik orang lain.
Tidak kuat menanggung rasa sedih, si pria pun pergi meninggalkan bukit tersebut dan kawasan tersebut. sambil berjalan, pria tersebut berteriak “Good Bye My Darling” secara berulang-ulang.
Penduduk lokal yang tidak mengerti, mendengar kata-kata asing tersebut sebagai Gundaling. (bbs/ram)