31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Boat & Sampan Desa Tapak Kuda Dibakar

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Isu penyanderaan salahseorang warga, memantik emosi ratusan warga Desa Jaring Halus, Kec. Secanggang, Kab. Langkat. Buntutnya, mereka melakukan sweeping dan turut membakar tiga sampan milik nelayan asal Desa Tapak Kuda, Kamis (8/5) siang. Meski tak ada korban jiwa, namun ketegangan antar nelayan di sana memaksa muspika turun tangan.

Aksi sweeping warga nelayan di Desa Jaring Halus itu juga berhasil menangkap dan membakar satu boat pukat layang milik warga Paluh Bahorok, Kec. Tanjungpura, Langkat yang dikemudikan Mus Muliadi (32), warga Dusun XIII Paluh Bahorok, Tanjungpura. Begitu ditangkap, warga yang emosi langsung membakarnya di laut dekat kawasan hutan pantai. Sedangkan, Muliadi diamankan di balai desa.

Tak lama berselang, massa kembali bergerak ke laut dan berhasil menangkap dua sampan nelayan asal Desa Tapak Kuda, Kec. Tanjungpura. Kedua sampan yang diamankan warga itu milik Jamaludin (31), warga Dusun I Desa Tapak Kuda, Kec. Tanjungpura dan Alim (31), warga yang sama.

Selanjutnya, kedua nelayan digiring menuju balai desa bergabung dengan Muliadi yang sudah ketangkap duluan. Sedang sampan mereka juga dibakar warga. Selanjutnya ketiga nelayan yang telah diamankan ke Balai Desa menunggu proses perdamaian antara warga Jaring Halus dengan toke-toke ketiga tekong tersebut.

Menurut salah seorang warga Desa Jaring Halus menyebutkan, aksi main bakar sampan yang dilakukan warga tadi berawal dari tersebarnya kabar ditangkapnya nelayan asal Desa Jaring Halus oleh nelayan asal Desa Tapak Kuda. Meski kebenaran cerita tersebut belum dapat dipertangung jawabkan tapi warga nelayan Jaring Halus langsung percaya. Dan dengan cepat warga berkumpul untuk membuat perhitungan dengan nelayan Tapak Kuda.

Kabar itu cepat menyebar dan menimbulkan solidaritas seratusan nelayan Desa Jaring Halus melakukan penyisiran di perairan yang berada di kawasan Desa Tapak Kuda. Dan saat itulah mereka menemukan sejumlah nelayan asal Tapak Kuda sedang menabur pukat layang.

Tanpa banyak pertimbangan, nelayan-nelayan ini langsung menyandera salah seorang nelayan Tapak Kuda dengan membawanya ke Desa Jaring Halus.

Belum puas dengan satu orang, nelayan Desa Jaring Halus kembali mencari nelayan Tapak Kuda lain dan mereka pun kembali menemukan dua sampan pukat layang tengah beroperasi. Sama dengan yang pertama, kedua tekong boat ini pun dibawa ke Balai Desa Jaring Halus, sementara boatnya dibakar. Usman, salah seorang warga Jaring Halus yang duhubungi menambahkan, warga kesal karena beberapa waktu lalu telah dibuat kesepakatan antara nelayan di Dinas Perikanan Langkat tentang larangan beroperasinya pukat layang di kawasan perairan Jaring Halus.

“Sebab dengan beroperasinya pukat tersebut, tangkapan nelayan tradisonal menjadi berkurang karena banyaknya biota laut yang punah,” terang Usman seraya mengaku saat itu sedang dilakukan pertemuan di Balai Desa Jaring Halus.

Kapolsek Secanggang AKP B. Pakpahan ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja, Kapolsek mengaku peristiwanya tak seheboh yang diisukan dan berkembang di masyarakat. “Hanya salah paham, lagian sekarang sudah tidak ada masalah, semuanya berjalan normal seperti biasa, kebetulan saya baru balik dari Jaring Halus bersama Pak Camat dan Danramil,” ujar Pakpahan yang saat dihubungi mengaku sedang menyetir mobil.

Cerita Pakpahan lagi, salah paham antara warga nelayan itu berawal dari adanya perkataan seorang laki-laki yang tidak diketahui siapa, menegur ibu-ibu dari Jaring Halus yang sedang mencari kerang di laut. Waktu itu, laki-laki tersebut melarang ibu-ibu itu mencari kerang. “Laut ini luas, kalau mau cari ikan di mana pun bisa,” begitu kata ibu itu kepada laki-laki tersebut.

Jawaban sang ibu membuat sekelompok laki-laki itu berang dan mengacung-acungkan senjata tajam ke arah sejumlah ibu-ibu tersebut. Jelas saja kondisi itu membuat mereka ketakutan dan kembali ke desa meminta bantuan kepada nelayan lainnya.

“Mereka (ibu-ibu-red) takut kalau mereka turun menangkap kerang di air sampannya ditengelamkan, makanya minta bantuan kepada nelayan lain, “ sambungnya. (dw/deo)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Isu penyanderaan salahseorang warga, memantik emosi ratusan warga Desa Jaring Halus, Kec. Secanggang, Kab. Langkat. Buntutnya, mereka melakukan sweeping dan turut membakar tiga sampan milik nelayan asal Desa Tapak Kuda, Kamis (8/5) siang. Meski tak ada korban jiwa, namun ketegangan antar nelayan di sana memaksa muspika turun tangan.

Aksi sweeping warga nelayan di Desa Jaring Halus itu juga berhasil menangkap dan membakar satu boat pukat layang milik warga Paluh Bahorok, Kec. Tanjungpura, Langkat yang dikemudikan Mus Muliadi (32), warga Dusun XIII Paluh Bahorok, Tanjungpura. Begitu ditangkap, warga yang emosi langsung membakarnya di laut dekat kawasan hutan pantai. Sedangkan, Muliadi diamankan di balai desa.

Tak lama berselang, massa kembali bergerak ke laut dan berhasil menangkap dua sampan nelayan asal Desa Tapak Kuda, Kec. Tanjungpura. Kedua sampan yang diamankan warga itu milik Jamaludin (31), warga Dusun I Desa Tapak Kuda, Kec. Tanjungpura dan Alim (31), warga yang sama.

Selanjutnya, kedua nelayan digiring menuju balai desa bergabung dengan Muliadi yang sudah ketangkap duluan. Sedang sampan mereka juga dibakar warga. Selanjutnya ketiga nelayan yang telah diamankan ke Balai Desa menunggu proses perdamaian antara warga Jaring Halus dengan toke-toke ketiga tekong tersebut.

Menurut salah seorang warga Desa Jaring Halus menyebutkan, aksi main bakar sampan yang dilakukan warga tadi berawal dari tersebarnya kabar ditangkapnya nelayan asal Desa Jaring Halus oleh nelayan asal Desa Tapak Kuda. Meski kebenaran cerita tersebut belum dapat dipertangung jawabkan tapi warga nelayan Jaring Halus langsung percaya. Dan dengan cepat warga berkumpul untuk membuat perhitungan dengan nelayan Tapak Kuda.

Kabar itu cepat menyebar dan menimbulkan solidaritas seratusan nelayan Desa Jaring Halus melakukan penyisiran di perairan yang berada di kawasan Desa Tapak Kuda. Dan saat itulah mereka menemukan sejumlah nelayan asal Tapak Kuda sedang menabur pukat layang.

Tanpa banyak pertimbangan, nelayan-nelayan ini langsung menyandera salah seorang nelayan Tapak Kuda dengan membawanya ke Desa Jaring Halus.

Belum puas dengan satu orang, nelayan Desa Jaring Halus kembali mencari nelayan Tapak Kuda lain dan mereka pun kembali menemukan dua sampan pukat layang tengah beroperasi. Sama dengan yang pertama, kedua tekong boat ini pun dibawa ke Balai Desa Jaring Halus, sementara boatnya dibakar. Usman, salah seorang warga Jaring Halus yang duhubungi menambahkan, warga kesal karena beberapa waktu lalu telah dibuat kesepakatan antara nelayan di Dinas Perikanan Langkat tentang larangan beroperasinya pukat layang di kawasan perairan Jaring Halus.

“Sebab dengan beroperasinya pukat tersebut, tangkapan nelayan tradisonal menjadi berkurang karena banyaknya biota laut yang punah,” terang Usman seraya mengaku saat itu sedang dilakukan pertemuan di Balai Desa Jaring Halus.

Kapolsek Secanggang AKP B. Pakpahan ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja, Kapolsek mengaku peristiwanya tak seheboh yang diisukan dan berkembang di masyarakat. “Hanya salah paham, lagian sekarang sudah tidak ada masalah, semuanya berjalan normal seperti biasa, kebetulan saya baru balik dari Jaring Halus bersama Pak Camat dan Danramil,” ujar Pakpahan yang saat dihubungi mengaku sedang menyetir mobil.

Cerita Pakpahan lagi, salah paham antara warga nelayan itu berawal dari adanya perkataan seorang laki-laki yang tidak diketahui siapa, menegur ibu-ibu dari Jaring Halus yang sedang mencari kerang di laut. Waktu itu, laki-laki tersebut melarang ibu-ibu itu mencari kerang. “Laut ini luas, kalau mau cari ikan di mana pun bisa,” begitu kata ibu itu kepada laki-laki tersebut.

Jawaban sang ibu membuat sekelompok laki-laki itu berang dan mengacung-acungkan senjata tajam ke arah sejumlah ibu-ibu tersebut. Jelas saja kondisi itu membuat mereka ketakutan dan kembali ke desa meminta bantuan kepada nelayan lainnya.

“Mereka (ibu-ibu-red) takut kalau mereka turun menangkap kerang di air sampannya ditengelamkan, makanya minta bantuan kepada nelayan lain, “ sambungnya. (dw/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/