26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Corona Indonesia Belum Teridentifikasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penambahan pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara melonjak tajam. Jika sehari sebelumnya masih berjumlah 142 orang, pada Jumat (8/5) angka menjadi 157 orang. Artinya, terjadi penambahan 15 orang dalam sehari, jumlah tertinggi dalam satu bulan terakhir. Masyarakat diminta waspada, karena tipe virus Corona di Indonesia ternyata berbeda dari tiga tipe utama dunia.

“MENURUT peneliti di dunia, virus yang ada di Indonesia merupakan virus corona yang belum teridentifikasi. Saat ini, sebagian besar tipe virus Corona yang ditemukan di dunia dikelompokkan dalam tiga tipe global, yaitu S, G dan V. Sementara di Indonesia, tipe virus Corona yang menyebar tidak termasuk dalam ketiga tipe tersebut,” ucap Juru Bicara (Jubir)n

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Jumat (8/5).

Menurut Aris, tipe virus di Indonesia masih terus diteliti, dan saat ini disebut dengan tipe lain.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Indonesia Amin Soebandrio mengatakan, perbedaan tipe Covid-19 terjadi karena virus bermutasi. Proses mutasinya merupakan bagian dari siklus hidup virus tersebut, untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Menurut Amin, virus bergerak mengikuti pergerakan manusia. “Setiap kali masuk di tubuh manusia pun dia bisa bermutasi,” kata Amin. Mutasi dapat terjadi saat proses replikasi atau perbanyakan diri virus terjadi di dalam tubuh manusia. “Tiap kali replikasi itu, tiap kali dia memperbanyak diri dari satu misalnya masuk ke manusia kemudian menjadi beberapa puluh itu di situ terjadi perubahan tidak seperti mesin fotokopi yang bersih jadi fotokopi,” ujarnya.

Secara alami dan umum, proses mutasi dapat memberikan dua dampak yakni positif dan negatif bagi virus. Mutasi yang positif dapat membuat virus itu lebih kuat bertahan. Sementara mutasi negatif yang justru menyebabkan virusnya menjadi lemah atau mati.

Tiga data hasil urutan genom virus (whole genom sequencing) dari Indonesia, telah dikirim Lembaga Eijkman ke GISAID, yang mengumpulkan data urutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di seluruh dunia. “Mungkin akan menjadi kelompok baru dari Asia Tenggara. Kalau itu masih butuh analisis lebih lanjut dengan lebih banyak sekuens lagi,” kata Amin.

Temuan karakteristik virus corona yang ada di Indonesia nantinya akan digunakan untuk menguji atau memvalidasi hasil diagnostik dan pembuatan vaksin dan obat yang efektif untuk penanganan COVID-19.

Terkait temuan karakteristik Corona Indonesia yang belum teridentifikasi, dr Aris kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah, sembari menunggu para peneliti dan para ahli menemukan vaksin yang cocok.

“Tidak bepergian adalah langkah yang tepat, jangan mudik, tetap tinggal di rumah yang harus kita lakukan. Karena kita harus melindungi siapapun terutama saudara-saudara kita yang sudah berusia lanjut, berpenyakit kronis karena ini menjadi ancaman untuk kita semua,” katanya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penambahan pasien positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara melonjak tajam. Jika sehari sebelumnya masih berjumlah 142 orang, pada Jumat (8/5) angka menjadi 157 orang. Artinya, terjadi penambahan 15 orang dalam sehari, jumlah tertinggi dalam satu bulan terakhir. Masyarakat diminta waspada, karena tipe virus Corona di Indonesia ternyata berbeda dari tiga tipe utama dunia.

“MENURUT peneliti di dunia, virus yang ada di Indonesia merupakan virus corona yang belum teridentifikasi. Saat ini, sebagian besar tipe virus Corona yang ditemukan di dunia dikelompokkan dalam tiga tipe global, yaitu S, G dan V. Sementara di Indonesia, tipe virus Corona yang menyebar tidak termasuk dalam ketiga tipe tersebut,” ucap Juru Bicara (Jubir)n

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTTP) Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan persnya melalui video streaming Youtube, Jumat (8/5).

Menurut Aris, tipe virus di Indonesia masih terus diteliti, dan saat ini disebut dengan tipe lain.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Indonesia Amin Soebandrio mengatakan, perbedaan tipe Covid-19 terjadi karena virus bermutasi. Proses mutasinya merupakan bagian dari siklus hidup virus tersebut, untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Menurut Amin, virus bergerak mengikuti pergerakan manusia. “Setiap kali masuk di tubuh manusia pun dia bisa bermutasi,” kata Amin. Mutasi dapat terjadi saat proses replikasi atau perbanyakan diri virus terjadi di dalam tubuh manusia. “Tiap kali replikasi itu, tiap kali dia memperbanyak diri dari satu misalnya masuk ke manusia kemudian menjadi beberapa puluh itu di situ terjadi perubahan tidak seperti mesin fotokopi yang bersih jadi fotokopi,” ujarnya.

Secara alami dan umum, proses mutasi dapat memberikan dua dampak yakni positif dan negatif bagi virus. Mutasi yang positif dapat membuat virus itu lebih kuat bertahan. Sementara mutasi negatif yang justru menyebabkan virusnya menjadi lemah atau mati.

Tiga data hasil urutan genom virus (whole genom sequencing) dari Indonesia, telah dikirim Lembaga Eijkman ke GISAID, yang mengumpulkan data urutan genom virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di seluruh dunia. “Mungkin akan menjadi kelompok baru dari Asia Tenggara. Kalau itu masih butuh analisis lebih lanjut dengan lebih banyak sekuens lagi,” kata Amin.

Temuan karakteristik virus corona yang ada di Indonesia nantinya akan digunakan untuk menguji atau memvalidasi hasil diagnostik dan pembuatan vaksin dan obat yang efektif untuk penanganan COVID-19.

Terkait temuan karakteristik Corona Indonesia yang belum teridentifikasi, dr Aris kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah, sembari menunggu para peneliti dan para ahli menemukan vaksin yang cocok.

“Tidak bepergian adalah langkah yang tepat, jangan mudik, tetap tinggal di rumah yang harus kita lakukan. Karena kita harus melindungi siapapun terutama saudara-saudara kita yang sudah berusia lanjut, berpenyakit kronis karena ini menjadi ancaman untuk kita semua,” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/