25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Sergai Dukung Penuh Peningkatan Aspek Agraria

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Darma Wijaya hadir dalam persiapan rapat koordinasi untuk memaparkan hasil inventarisasi yang dilakukan tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) dan tim harian GTRA Kabupaten Sergai Tahun 2021, yang digelar oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kantor BPN Sergai, Sei Rampah, Jumat(6/8)sore.

Darma Wijaya menyampaikan apresiasi terhadap Kepala Kantor BPN, Joko Sutari beserta jajaran, yang ia nilai sudah bersemangat dalam menjalankan tugasnya menyelamatkan aset milik negara sekaligus mengembangkan aspek agraria di Kabupaten Sergai.

“Saya mengapresiasi BPN atas semangat kerjanya. Ini memacu adrenalin kami untuk ikut maksimal menuntaskan tantangan pertanahan di Sergai ini,” kata Darma Wijaya.

Darma menyebut, eksisnya GTRA merupakan bentuk upaya mengurangi ketimpangan penguasaan dan menciptakan kepemilikan tanah yang berkeadilan. Selain itu, lanjutnya, GTRA juga berfungsi untuk menangani sengketa dan konflik agraria, kemudian juga berusaha menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis agraria lewat pengaturan, penguasaan dan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

“GTRA juga bertugas menciptakan lapangan kerja untuk menekan angka kemiskinan, memperbaiki akses masyarakat pada sumber ekonomi dan juga meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan. Tak hanya itu saja, GTRA juga berupaya menjaga kualitas lingkungan hidup yang ditunjukkan melalui Sistem Penataan Agraria Berkelanjutan (SPAB),” terangnya.

Masih kata Darma, dengan adanya Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di wilayah yang sudah ditentukan, diharapkan dapat berdampak pada penguatan ekonomi, salah satunya dengan rencana pembuatan lahan cetak sawah di Kecamatan Tanjung Beringin dan Bandar Khalipah.

“Di daerah pesisir ekonominya sudah bagus karena masyarakat bisa memanfaatkan hasil laut. Tapi begitu pun masih banyak lahan yang luas dan tidak terpakai. Ini bisa jadi potensi kita untuk mencetak sawah. Saya berharap OPD yang tergabung dalam tim ini harus mampu hadir dalam implementasi program tersebut,” ucap Darma.

Kepala BPN Sergai Joko Sutari menerangkan jika rakor yang dilaksanakan ini mengusung beberapa TORA di Kabupaten Sergai yang tersebar di Desa Nagur dan Desa Bagan Kuala di Kecamatan Tanjung Beringin, Desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu dan PT Deli Mina Tirta Karya.

“Rinciannya, objek TORA di Desa Nagur seluas 212,44 Hektar, Desa Bagan Kuala seluas 94,09 Hektar, Desa Pematang Kuala seluas 800,99 Hektare dan PT Deli Mina Tirta Karya (DMK) selasa 466,0977 Hektare. Berdasarkan inventarisasi di lapangan, di tanah bekas HGU PT DMK telah dikuasai masyarakat sekitar 167,60 Hektar dan sebagian masuk dalam kawasan hutan lebih kurang 126,87 Hektar. Sedangkan di Desa Nagur, objek TORA sebagian masuk area air laut sehingga menjadi kendala dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah oleh masyarakat,” tuturnya.

Joko melanjutkan, di Desa Bagan Kuala ada kawasan hutan lindung, 23,43 Hektar dan direncanakan akan dilaksanakan pembangunan dermaga di Dusun I Desa Bagan Kuala di mana akan diadakan juga relokasi masyarakat.

“Di Desa Pematang Kuala Teluk Mengkudu, permasalahan utama adalah masuknya air laut ke wilayah desa karena bendungan tidak ada. Selain itu wilayah tersebut juga masuk dalam kawasan hutan seluas 214,81 Hektar,” bebernya. (ian)

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Darma Wijaya hadir dalam persiapan rapat koordinasi untuk memaparkan hasil inventarisasi yang dilakukan tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) dan tim harian GTRA Kabupaten Sergai Tahun 2021, yang digelar oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kantor BPN Sergai, Sei Rampah, Jumat(6/8)sore.

Darma Wijaya menyampaikan apresiasi terhadap Kepala Kantor BPN, Joko Sutari beserta jajaran, yang ia nilai sudah bersemangat dalam menjalankan tugasnya menyelamatkan aset milik negara sekaligus mengembangkan aspek agraria di Kabupaten Sergai.

“Saya mengapresiasi BPN atas semangat kerjanya. Ini memacu adrenalin kami untuk ikut maksimal menuntaskan tantangan pertanahan di Sergai ini,” kata Darma Wijaya.

Darma menyebut, eksisnya GTRA merupakan bentuk upaya mengurangi ketimpangan penguasaan dan menciptakan kepemilikan tanah yang berkeadilan. Selain itu, lanjutnya, GTRA juga berfungsi untuk menangani sengketa dan konflik agraria, kemudian juga berusaha menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis agraria lewat pengaturan, penguasaan dan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.

“GTRA juga bertugas menciptakan lapangan kerja untuk menekan angka kemiskinan, memperbaiki akses masyarakat pada sumber ekonomi dan juga meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan. Tak hanya itu saja, GTRA juga berupaya menjaga kualitas lingkungan hidup yang ditunjukkan melalui Sistem Penataan Agraria Berkelanjutan (SPAB),” terangnya.

Masih kata Darma, dengan adanya Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) di wilayah yang sudah ditentukan, diharapkan dapat berdampak pada penguatan ekonomi, salah satunya dengan rencana pembuatan lahan cetak sawah di Kecamatan Tanjung Beringin dan Bandar Khalipah.

“Di daerah pesisir ekonominya sudah bagus karena masyarakat bisa memanfaatkan hasil laut. Tapi begitu pun masih banyak lahan yang luas dan tidak terpakai. Ini bisa jadi potensi kita untuk mencetak sawah. Saya berharap OPD yang tergabung dalam tim ini harus mampu hadir dalam implementasi program tersebut,” ucap Darma.

Kepala BPN Sergai Joko Sutari menerangkan jika rakor yang dilaksanakan ini mengusung beberapa TORA di Kabupaten Sergai yang tersebar di Desa Nagur dan Desa Bagan Kuala di Kecamatan Tanjung Beringin, Desa Pematang Kuala Kecamatan Teluk Mengkudu dan PT Deli Mina Tirta Karya.

“Rinciannya, objek TORA di Desa Nagur seluas 212,44 Hektar, Desa Bagan Kuala seluas 94,09 Hektar, Desa Pematang Kuala seluas 800,99 Hektare dan PT Deli Mina Tirta Karya (DMK) selasa 466,0977 Hektare. Berdasarkan inventarisasi di lapangan, di tanah bekas HGU PT DMK telah dikuasai masyarakat sekitar 167,60 Hektar dan sebagian masuk dalam kawasan hutan lebih kurang 126,87 Hektar. Sedangkan di Desa Nagur, objek TORA sebagian masuk area air laut sehingga menjadi kendala dalam pemanfaatan dan penggunaan tanah oleh masyarakat,” tuturnya.

Joko melanjutkan, di Desa Bagan Kuala ada kawasan hutan lindung, 23,43 Hektar dan direncanakan akan dilaksanakan pembangunan dermaga di Dusun I Desa Bagan Kuala di mana akan diadakan juga relokasi masyarakat.

“Di Desa Pematang Kuala Teluk Mengkudu, permasalahan utama adalah masuknya air laut ke wilayah desa karena bendungan tidak ada. Selain itu wilayah tersebut juga masuk dalam kawasan hutan seluas 214,81 Hektar,” bebernya. (ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/