30 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Ketua DPRD: Itu tak Cukup Obati Hati Warga

BINJAI- Kerusuhan, pembakaran dan ketegangan antara polisi dan warga yang sempat membuat Kota Binjai mencekam, Sabtu (1/9) lalu, ‘makan korban’. Peristiwa yang disulut kemarahan warga setelah tersangka pencuri atas nama Junaidi (31) ditangkap dan ditembak petugas, diduga menjadi penyebab bergesernya posisi Kasat Reserse Kriminal (Reskrim) AKP Afis Afianto dan Kabag Operasional Kompol Hamonangan Hasibuan.

AKP Afis Afianto akan diganti AKP Revi Nurvelani SIK, lulusan PTIK. Sedangkan Kompol H Hasibuan diganti AKP Adenan, yang sebelumnya menjabat Kasat Reskrim Polres Simalunggun. Belum diketahui dimana dua perwira penting Polres Binjai itu akan ditempatkan. Namun serah terima jabatan direncanakan berlangsung hari ini, Minggu (9/9).

Perihal pergantian posisi vital di Mapolres Binjai tersebut dibenarkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Poldasu Kombes Pol Raden Heru Prakoso, Sabtu (8/9). Menurutnya, total ada 62 personel di jajaran Polda Sumut yang dimutasi. “Ya, ada 62 orang yang dimutasi kali ini. Tapi saya tidak hafal semua namanya, soalnya banyak sekali dan kebetulan kalau hari sabtu kan pada libur semua,” sebut Kombes Heru.

Namun Heru membantah ketika ditanya apakah pelengseran AKPArisfianto dan Kompol H Hasibuan terkait kerusuhan di Binjai, sepekan lalun
“Tidak, bukan karena itu, tetapi ini murni penyegaran dan promosi jabatan. Jadi jangan berpikir kalau mutasi ini karena adanya insiden penembakan itu. Tidak, jangan salah persepsi ya,” tegas Heru.

Dikatakannya, pergeseran itu melibatkan personel berpangkat Brigadir Polisi (Brigpol) sampai polisi yang berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Heru menuturkan, selain penyegaran dan promosi jabatan, mutasi ditubuh Polri kerap dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja personel. “Banyak hal yang bakal dicapai, termasuk meningkatkan efektifitas kerja serta termasuk reformasi birokrasi,” sebut Heru.

Hasil Penelusuran di Mapolres Binjai kemarin siang, kabar pergeseran itu menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Apalagi, peristiwa pencopotan dua perwira juga terjadi terjadi beberapa bulan lalu. Kasat Intelkam AKP Sofyan, Kasat Reskrim AKP Roni Bonic dan Kasat Lantas AKP Syahrizal tiba-tiba dimutasi.

Sementara itu, Ketua DPRD Binjai Zainuddin Purba SH, menyatakan kalau pencopotan kedua perwira itu belum cukup untuk mengobati hati masyarakat Binjai yang terluka. Ditegaskannya, cara penanganan Polisi menangani tersangka Junaidi sarat dengan berbagai pelanggaran. Demikian juga penangkapan dan perlakuan para tersangka yang diduga menjadi pemicu terjadinya perusakan di halaman Mapolres Binjai, penjarahan dan pembakaran isi dua ruko yang ditengarai sarat pelanggaran.

“Saya malah mendapat laporan bahwa anak anak yang ditangkap, saat ini mengalami trauma dan rasa takut yang akut. Dalam hal ini, siapa yang bertanggung jawab? Ya Kapolres lah. Jadi bukan Kasatnya,” ujar Zainuddin melalui pesan singkatnya.

Wakil Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sumatera Utara Mayjen Septana Sikumbang SH juga menyorori penembakan polisi yang dilakukan setelah tersangka Junaedi ditangkap.

“Pelaku telah diborgol dari rumahnya, namun kenapa lagi harus ditembak? Menurut keluarga tersangka, polisi yang menembak Junaidi diduga Ipda HLT,” ujar sumber mengatakan.

Kerusuhan di Binjai yang sempat membuat kondisi kota rambutan itu mencekam. Petugas polisi melakukan penyisiran ke rumah-rumah penduduk dan penangkapan terhadap sejumlah orang.

Hubungan antara Ketua DPRD Binjai dan Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, sempat memanas. Zainuddin bahkan melayangkan surat ke Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan mengusulkan agar Musa Tampubolon dicopot dari jabatannnya sebagai Kapolres. (hs/smg/mag-12).

BINJAI- Kerusuhan, pembakaran dan ketegangan antara polisi dan warga yang sempat membuat Kota Binjai mencekam, Sabtu (1/9) lalu, ‘makan korban’. Peristiwa yang disulut kemarahan warga setelah tersangka pencuri atas nama Junaidi (31) ditangkap dan ditembak petugas, diduga menjadi penyebab bergesernya posisi Kasat Reserse Kriminal (Reskrim) AKP Afis Afianto dan Kabag Operasional Kompol Hamonangan Hasibuan.

AKP Afis Afianto akan diganti AKP Revi Nurvelani SIK, lulusan PTIK. Sedangkan Kompol H Hasibuan diganti AKP Adenan, yang sebelumnya menjabat Kasat Reskrim Polres Simalunggun. Belum diketahui dimana dua perwira penting Polres Binjai itu akan ditempatkan. Namun serah terima jabatan direncanakan berlangsung hari ini, Minggu (9/9).

Perihal pergantian posisi vital di Mapolres Binjai tersebut dibenarkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Poldasu Kombes Pol Raden Heru Prakoso, Sabtu (8/9). Menurutnya, total ada 62 personel di jajaran Polda Sumut yang dimutasi. “Ya, ada 62 orang yang dimutasi kali ini. Tapi saya tidak hafal semua namanya, soalnya banyak sekali dan kebetulan kalau hari sabtu kan pada libur semua,” sebut Kombes Heru.

Namun Heru membantah ketika ditanya apakah pelengseran AKPArisfianto dan Kompol H Hasibuan terkait kerusuhan di Binjai, sepekan lalun
“Tidak, bukan karena itu, tetapi ini murni penyegaran dan promosi jabatan. Jadi jangan berpikir kalau mutasi ini karena adanya insiden penembakan itu. Tidak, jangan salah persepsi ya,” tegas Heru.

Dikatakannya, pergeseran itu melibatkan personel berpangkat Brigadir Polisi (Brigpol) sampai polisi yang berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). Heru menuturkan, selain penyegaran dan promosi jabatan, mutasi ditubuh Polri kerap dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja personel. “Banyak hal yang bakal dicapai, termasuk meningkatkan efektifitas kerja serta termasuk reformasi birokrasi,” sebut Heru.

Hasil Penelusuran di Mapolres Binjai kemarin siang, kabar pergeseran itu menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Apalagi, peristiwa pencopotan dua perwira juga terjadi terjadi beberapa bulan lalu. Kasat Intelkam AKP Sofyan, Kasat Reskrim AKP Roni Bonic dan Kasat Lantas AKP Syahrizal tiba-tiba dimutasi.

Sementara itu, Ketua DPRD Binjai Zainuddin Purba SH, menyatakan kalau pencopotan kedua perwira itu belum cukup untuk mengobati hati masyarakat Binjai yang terluka. Ditegaskannya, cara penanganan Polisi menangani tersangka Junaidi sarat dengan berbagai pelanggaran. Demikian juga penangkapan dan perlakuan para tersangka yang diduga menjadi pemicu terjadinya perusakan di halaman Mapolres Binjai, penjarahan dan pembakaran isi dua ruko yang ditengarai sarat pelanggaran.

“Saya malah mendapat laporan bahwa anak anak yang ditangkap, saat ini mengalami trauma dan rasa takut yang akut. Dalam hal ini, siapa yang bertanggung jawab? Ya Kapolres lah. Jadi bukan Kasatnya,” ujar Zainuddin melalui pesan singkatnya.

Wakil Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sumatera Utara Mayjen Septana Sikumbang SH juga menyorori penembakan polisi yang dilakukan setelah tersangka Junaedi ditangkap.

“Pelaku telah diborgol dari rumahnya, namun kenapa lagi harus ditembak? Menurut keluarga tersangka, polisi yang menembak Junaidi diduga Ipda HLT,” ujar sumber mengatakan.

Kerusuhan di Binjai yang sempat membuat kondisi kota rambutan itu mencekam. Petugas polisi melakukan penyisiran ke rumah-rumah penduduk dan penangkapan terhadap sejumlah orang.

Hubungan antara Ketua DPRD Binjai dan Kapolres Binjai AKBP Musa Tampubolon, sempat memanas. Zainuddin bahkan melayangkan surat ke Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan mengusulkan agar Musa Tampubolon dicopot dari jabatannnya sebagai Kapolres. (hs/smg/mag-12).

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/