25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

15 Hektare Hutan di Perbukitan Danau Toba Terbakar, Warga Dilarang Buka Lahan dengan Membakar

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di perbukitan kawasan Danau Toba, tepatnya di Desa Sianjur Mula Mula, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Kamis (7/10) sore. Sedikitnya, 15 hektare hutan lindung dan lahan masyarakat hangus terbakar.

TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba, tepatnya di Desa Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir, terbakar, Kamis (7/10) sore.istimewa/sumutpos.

“Saat ini api sudah padam. Sekarang sedang dilakukan pendinginan, atau istilahnya mop up untuk memastikan tidak ada lagi kebakaran,” kata Risky, Korwil Manggala Agni Sumatera Utara dan Aceh saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (8/10) siang.

Risky menjelaskan, untuk pemadaman lahan yang terbakar itu, pihaknya dibantu Kesatuan Pengelola Hutan (KPH), TNI/Polri dengan menyisir seluruh areal terbakar untuk memastikan api benar-benar padam. Selain itu, Risky juga mengimbau dan menyosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian Karhutla, agar tidak membuka maupun membersihkan lahan dengan cara membakar.

“Kita juga telah berkoordinasi dengan kepala desa setempat agar memonitor aktivitas pertanian masyarakat yg berpotensi melakukan pembakaran,” katanya.

Risky mengungkapkan, kawasan Danau Toba merupakan lahan dengan kondisi lalang dan semak belukar. Sehingga rawan jadi kebakaran lahan. “Terpentik panas saja bisa langsung terbakar. Untuk masyarakat sekitar Danau Toba untuk berhati-hatilah penggunaan lahannya. Secara aturan tidak boleh membuka lahan dan mengelola lahan dengan cara membakar. Karena satu terbakar, luas yang terbakar,” jelas Risky.

Apa lagi, menurut Risky, kawasan Danau Toba merupakan destinasi super prioritas. Sehingga terlihat tidak indah pemandangan di danau terbesar di Asian Tenggara itu. Karena, perbukitan gundul akibat terbakar. “Kita jaga bersama-sama, karena masyarakat duluan harus menjaganya. Mau unsur kesengajaan dan maupun tidak sengaja, unsur pemicunya kebakaran itu, adalah manusia. Jadi, kami minta tolong, bantu kami untuk sama-sama menjaganya,” pungkas Risky.

12 Hektare Hutan di Merek Juga Terbakar

Di hari yang sama, Karhutla juga terjadi di Desa Kodon-kodon, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Setelah kurang lebih selama 12 jam, tim Manggala Agni Sibolangit melakukan pemadaman. Akhirnya api berhasil padam pada Jumat (8/10) siang sekira pukul 11.30 WIB.

“Api sudah padam, sejak kemarin kita lakukan pemadaman dan akhirnya tadi api benar-benar bisa padam sekira pukul 11.30 WIB,” ujar Humas Manggala Agni Sibolangit Angfier Sinaga.

Ketika ditanya berapa luas lahan yang terdampak akibat Karhutla ini, dijelaskan Angfier, pihaknya mencatat kurang lebih seluas 12 hektar lahan yang terbakar. Luasnya lahan yang terbakar ini, disebabkan hembusan angin yang cukup kencang sehingga membuat api semakin cepat menjalar.

“Ada sekitar 12 hektar yang terbakar, karena kondisi yang kering dan angin kencang sehingga lahan yang terbakar cukup luas,” katanya.

Diketahui, beberapa hari terakhir sebagian besar wilayah Kabupaten Karo kondisi cuaca yang cukup panas. Untuk itu, Karhutla ini diduga kembali terjadi karena faktor alam yang kering sehingga membuat api mudah menyala.

Terlebih, ditambah hembusan angin yang kencang membuat api semakin cepat membesar dan luas areal lahan yang terbakar menjadi semakin besar. Di masa musim panas seperti saat ini, tim Manggala Agni Sibolangit mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi yang cukup kering agar tidak membuat aktivitas yang dapat menyebabkan Karhutla. Seperti membuang puntung rokok sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar, dan lainnya. (gus/trb)

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di perbukitan kawasan Danau Toba, tepatnya di Desa Sianjur Mula Mula, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Kamis (7/10) sore. Sedikitnya, 15 hektare hutan lindung dan lahan masyarakat hangus terbakar.

TERBAKAR: Hutan di perbukitan kawasan Danau Toba, tepatnya di Desa Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir, terbakar, Kamis (7/10) sore.istimewa/sumutpos.

“Saat ini api sudah padam. Sekarang sedang dilakukan pendinginan, atau istilahnya mop up untuk memastikan tidak ada lagi kebakaran,” kata Risky, Korwil Manggala Agni Sumatera Utara dan Aceh saat dikonfirmasi Sumut Pos, Jumat (8/10) siang.

Risky menjelaskan, untuk pemadaman lahan yang terbakar itu, pihaknya dibantu Kesatuan Pengelola Hutan (KPH), TNI/Polri dengan menyisir seluruh areal terbakar untuk memastikan api benar-benar padam. Selain itu, Risky juga mengimbau dan menyosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian Karhutla, agar tidak membuka maupun membersihkan lahan dengan cara membakar.

“Kita juga telah berkoordinasi dengan kepala desa setempat agar memonitor aktivitas pertanian masyarakat yg berpotensi melakukan pembakaran,” katanya.

Risky mengungkapkan, kawasan Danau Toba merupakan lahan dengan kondisi lalang dan semak belukar. Sehingga rawan jadi kebakaran lahan. “Terpentik panas saja bisa langsung terbakar. Untuk masyarakat sekitar Danau Toba untuk berhati-hatilah penggunaan lahannya. Secara aturan tidak boleh membuka lahan dan mengelola lahan dengan cara membakar. Karena satu terbakar, luas yang terbakar,” jelas Risky.

Apa lagi, menurut Risky, kawasan Danau Toba merupakan destinasi super prioritas. Sehingga terlihat tidak indah pemandangan di danau terbesar di Asian Tenggara itu. Karena, perbukitan gundul akibat terbakar. “Kita jaga bersama-sama, karena masyarakat duluan harus menjaganya. Mau unsur kesengajaan dan maupun tidak sengaja, unsur pemicunya kebakaran itu, adalah manusia. Jadi, kami minta tolong, bantu kami untuk sama-sama menjaganya,” pungkas Risky.

12 Hektare Hutan di Merek Juga Terbakar

Di hari yang sama, Karhutla juga terjadi di Desa Kodon-kodon, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Setelah kurang lebih selama 12 jam, tim Manggala Agni Sibolangit melakukan pemadaman. Akhirnya api berhasil padam pada Jumat (8/10) siang sekira pukul 11.30 WIB.

“Api sudah padam, sejak kemarin kita lakukan pemadaman dan akhirnya tadi api benar-benar bisa padam sekira pukul 11.30 WIB,” ujar Humas Manggala Agni Sibolangit Angfier Sinaga.

Ketika ditanya berapa luas lahan yang terdampak akibat Karhutla ini, dijelaskan Angfier, pihaknya mencatat kurang lebih seluas 12 hektar lahan yang terbakar. Luasnya lahan yang terbakar ini, disebabkan hembusan angin yang cukup kencang sehingga membuat api semakin cepat menjalar.

“Ada sekitar 12 hektar yang terbakar, karena kondisi yang kering dan angin kencang sehingga lahan yang terbakar cukup luas,” katanya.

Diketahui, beberapa hari terakhir sebagian besar wilayah Kabupaten Karo kondisi cuaca yang cukup panas. Untuk itu, Karhutla ini diduga kembali terjadi karena faktor alam yang kering sehingga membuat api mudah menyala.

Terlebih, ditambah hembusan angin yang kencang membuat api semakin cepat membesar dan luas areal lahan yang terbakar menjadi semakin besar. Di masa musim panas seperti saat ini, tim Manggala Agni Sibolangit mengimbau kepada masyarakat di sekitar lokasi yang cukup kering agar tidak membuat aktivitas yang dapat menyebabkan Karhutla. Seperti membuang puntung rokok sembarangan, membuka lahan dengan cara membakar, dan lainnya. (gus/trb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/