26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tim Pengabdian Masyarakat USM Indonesia, Ajari Istri-istri Nelayan Produksi Abon Kerang

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat DRTPM 2023, telah melakukan kegiatan pengembangan usaha kerangbulu di masyarakat Desa Pematang Cengal, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, 30 September 2023 lalu.

Adapun tim tersebut, diketuai Lia Rosa Veronika Sinaga, bersama 2 anggota lainnya, yakni Malemta Tarigan, dan Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi, dibantu 5 mahasiswa USM Indonesia.

“Kegiatan ini dilakukan terhadap istri-istri nelayan untuk mengisi waktu, dan mendapatkan inovasi baru dalam membuat produk dari kerang. Dengan melatih istri-istri nelayan untuk membuat abon dari kerangbulu, diharapkan dapat menambah UMKM yang ada di Indonesia. Sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Pematang Cengal,” ungkap Lia, baru-baru ini.

Selain diolah menjadi kerang rebus dengan bumbu kacang nenas yang biasa dijual oleh pedagang kerang, lanjut Lia, kerang dapat juga diolah menjadi abon kerang. Keuntungan abon kerang, mempunyai umur simpan yang lebih lama.

“Abon kerang biasanya memiliki umur simpan yang lebih lama daripada kerang segar ataupun beku. Ini membuatnya lebih praktis untuk disimpan dan dijual dalam jangka waktu yang lebih lama,” jelasnya lagi.

Lebih lanjut dia menuturkan, keuntungan lainnya adalah kemudahan dalam penyimpanan dan pengiriman.

“Abon kerang lebih mudah disimpan dan dikirim, daripada kerang segar yang memerlukan pendinginan. Ini membuatnya lebih sesuai untuk distribusi jarak jauh atau pengiriman. Selain itu, dapat ditambahkan varian rasa. Abon kerang dapat dibumbui dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah, sehingga memberikan varian rasa yang beragam. Ini dapat menarik lebih banyak konsumen yang mencari variasi dalam cita rasa,” kata Lia.

Lia juga mengatakan, proses pengolahan abon kerang melibatkan pemrosesan panas yang membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya. Sehingga, abon kerang cenderung lebih aman dari segi kebersihan, dibandingkan dengan kerang segar yang rentan terhadap kontaminasi.

Menurutnya, abon kerang juga tidak memerlukan banyak persiapan sebelum dikonsumsi. Ini membuatnya praktis untuk dinikmati sebagai camilan atau tambahan dalam berbagai hidangan.

“Abon kerang dapat digunakan dalam berbagai hidangan, termasuk nasi, mie, kudapan, atau sebagai tambahan dalam salad. Ini memberikan fleksibilitas dalam penggunaan produk ini dalam berbagai resep,” sebut Lia.

Lia menjelaskan, abon kerang cenderung lebih tahan lama di rak toko daripada kerang segar, yang memiliki umur simpan sangat pendek. Abon kerang pun memiliki potensi pasar yang lebih luas, karena dapat menjangkau konsumen yang mungkin tidak memiliki akses mudah ke kerang segar atau lebih suka produk kerang yang praktis dan tahan lama.

“Dengan mengolah kerang menjadi abon, kita dapat meningkatkan nilai tambah produk tersebut, yang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada menjual kerang segar,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi bagi dosen USM Indonesia.

“Dengan mewujudkan dosen mengajar di luar kampus, dan mahasiswa dapat belajar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan dapat menerapkan ilmunya dalam menyiapkan produk yang tahan lama, tapi tetap mempunyai nilai gizi dan tanpa pengawet,” pungkas Lia. (rel/saz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sari Mutiara (USM) Indonesia dengan skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat DRTPM 2023, telah melakukan kegiatan pengembangan usaha kerangbulu di masyarakat Desa Pematang Cengal, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, 30 September 2023 lalu.

Adapun tim tersebut, diketuai Lia Rosa Veronika Sinaga, bersama 2 anggota lainnya, yakni Malemta Tarigan, dan Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi, dibantu 5 mahasiswa USM Indonesia.

“Kegiatan ini dilakukan terhadap istri-istri nelayan untuk mengisi waktu, dan mendapatkan inovasi baru dalam membuat produk dari kerang. Dengan melatih istri-istri nelayan untuk membuat abon dari kerangbulu, diharapkan dapat menambah UMKM yang ada di Indonesia. Sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat Pematang Cengal,” ungkap Lia, baru-baru ini.

Selain diolah menjadi kerang rebus dengan bumbu kacang nenas yang biasa dijual oleh pedagang kerang, lanjut Lia, kerang dapat juga diolah menjadi abon kerang. Keuntungan abon kerang, mempunyai umur simpan yang lebih lama.

“Abon kerang biasanya memiliki umur simpan yang lebih lama daripada kerang segar ataupun beku. Ini membuatnya lebih praktis untuk disimpan dan dijual dalam jangka waktu yang lebih lama,” jelasnya lagi.

Lebih lanjut dia menuturkan, keuntungan lainnya adalah kemudahan dalam penyimpanan dan pengiriman.

“Abon kerang lebih mudah disimpan dan dikirim, daripada kerang segar yang memerlukan pendinginan. Ini membuatnya lebih sesuai untuk distribusi jarak jauh atau pengiriman. Selain itu, dapat ditambahkan varian rasa. Abon kerang dapat dibumbui dengan berbagai bumbu dan rempah-rempah, sehingga memberikan varian rasa yang beragam. Ini dapat menarik lebih banyak konsumen yang mencari variasi dalam cita rasa,” kata Lia.

Lia juga mengatakan, proses pengolahan abon kerang melibatkan pemrosesan panas yang membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya. Sehingga, abon kerang cenderung lebih aman dari segi kebersihan, dibandingkan dengan kerang segar yang rentan terhadap kontaminasi.

Menurutnya, abon kerang juga tidak memerlukan banyak persiapan sebelum dikonsumsi. Ini membuatnya praktis untuk dinikmati sebagai camilan atau tambahan dalam berbagai hidangan.

“Abon kerang dapat digunakan dalam berbagai hidangan, termasuk nasi, mie, kudapan, atau sebagai tambahan dalam salad. Ini memberikan fleksibilitas dalam penggunaan produk ini dalam berbagai resep,” sebut Lia.

Lia menjelaskan, abon kerang cenderung lebih tahan lama di rak toko daripada kerang segar, yang memiliki umur simpan sangat pendek. Abon kerang pun memiliki potensi pasar yang lebih luas, karena dapat menjangkau konsumen yang mungkin tidak memiliki akses mudah ke kerang segar atau lebih suka produk kerang yang praktis dan tahan lama.

“Dengan mengolah kerang menjadi abon, kita dapat meningkatkan nilai tambah produk tersebut, yang dapat menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada menjual kerang segar,” ujarnya.

Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi bagi dosen USM Indonesia.

“Dengan mewujudkan dosen mengajar di luar kampus, dan mahasiswa dapat belajar untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan dapat menerapkan ilmunya dalam menyiapkan produk yang tahan lama, tapi tetap mempunyai nilai gizi dan tanpa pengawet,” pungkas Lia. (rel/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/