BANDUNG, SUMUTPOS.CO –
– Setelah batuan bermineral ditambang dengan pengeboran, lalu bagaimana mengolahnya sampai jadi emas?
+ Pengeboran batuan bukan dilakukan untuk menambang. Pengeboran dilakukan untuk mengumpulkan informasi, sampel batuan itu kemudian diteliti dengan ilmu Geologi untuk dilihat mineral bernilai ekonomisnya.
– Lalu batuan ditambang dengan cara apa, Pak?
+ Ada banyak cara, misalnya metode penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah.
– Banyak tambang yang katanya merusak lingkungan, membuat hutan jadi gundul dan buang limbah yang merusak lingkungan sekitar.
+ Dalam mengoperasikan tambang, kita wajib melakukan pengelolaan lingkungan, misalnya pengelolaan limbah dan penghijauan kembali, serta reklamasi. Bahkan sebelum tambang beroperasi, kita sudah harus memiliki perencanaan reklamasi sampai ke masa tutup tambang. Kalau tidak punya perencanaan reklamasi penutupan tambang, kita tidak akan mendapatkan ijin produksi.
Itulah beberapa contoh interaksi tanya jawab seru antara mahasiswa dan pembimbing (coach) dalam E-Coaching Jam Tambang Emas Martabe pada momen penyelenggaraan Indonesian Students Mining Competition (ISMC) ke-9 dan Southeast Asian Student Mining Competition (SEAMC) ke-1 pada 7 Februari 2014 di Institut Teknologi Bandung.
Para mahasiswa yang sudah mendaftar sebagai peserta E-Coaching Jam dapat langsung berkomunikasi dengan tujuh orang pembimbing dari Tambang Emas Martabe untuk mendapatkan berbagai penjelasan mendalam mengenai topik-topik di sekitar dunia tambang yang ingin mereka ketahui.
Manajer Hubungan Kepemerintahan Septamto Inkiriwang, salah satu pembimbing dari Tambang Emas Martabe, “Keingintahuan para mahasiswa tentang praktek nyata pertambangan begitu besar, bisa dilihat dari banyaknya pertanyaan bagus dan kritis dari mahasiswa. Lewat bimbingan ini kita coba menjawab keingintahuan mereka mengenai praktek-praktek nyata pertambangan bertanggung jawab, yang selama ini sudah kita praktekkan di Tambang Emas Martabe. Sekaligus kita juga coba luruskan beberapa informasi salah yang didapat para mahasiswa selama ini.”
E-Coaching Jam sendiri dibentuk untuk menjadi wadah komunikasi yang mampu membimbing dan memberi kesempatan bagi para mahasiswa untuk melengkapi pengetahuan akademis di bangku kuliah dengan pengalaman dan keahlian praktis-aplikatif di dunia kerja, yang belum tentu mereka dapatkan di bangku kuliah.
Candra Nugraha, Manajer Pengelolaan Lingkungan Tambang Emas Martabe, menyatakan, “Banyak mahasiswa yang ingin mendapatkan penjelasan mengenai apa yang dilakukan perusahaan tambang untuk menjaga lingkungan, yang mereka tahu selama ini, tambang merusak lingkungan. Menurut salah satu mahasiswa Teknik Pertambangan yang konsultasi dengan saya, materi pengelolaan lingkungan di tambang baru diberikan di semester 7. Disini kami coba berikan pemahaman lebih dini tentang bagaimana pengelolaan lingkungan tambang dijalankan, dengan harapan mereka dapat berbagi informasi dengan kawan-kawan lainnya.”
Indah Suryani, salah satu peserta E-Coaching Jam yang juga mahasiswa Metalurgi ITB semester 6 berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut, karena banyak sekali hal-hal yang ingin ia gali lebih mendalam dari dunia pertambangan sebenarnya. “Program ini asyik dan bermanfaat sekali. Kita jadi lebih punya gambaran nyata tambang itu seperti apa, dan bagaimana ilmu Metalurgi dibutuhkan dalam tambang. Pasti banyak kawan-kawan mahasiswa tambang lain yang ingin tahu dunia tambang yang sebenarnya itu seperti apa.”
Program E-Coaching Jam diluncurkan pada 7 Februari 2014 pkl. 10.00-17.00 WIB di stan pameran Tambang Emas Martabe di Lapangan CC Barat ITB Bandung. Pada hari peluncuran, mahasiswa berkesempatan untuk bertemu muka dengan para ahli dari Tambang Emas Martabe yang akan membagikan ilmu dan keterampilannya sebagai pembimbing (coach), sebelum mereka akan melanjutkan komunikasi pembelajaran jarak jauh melalui dunia maya.
Program E-Coaching Jam selanjutnya akan berjalan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi internet dan telekomunikasi yang memberikan kemudahan untuk mengakses informasi melalui berbagai perangkat mobile seperti laptop dan smartphone di manapun dan kapanpun.
Puluhan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia, seperti UPN Veteran Yogyakarta, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Sriwijaya Palembang, ITB dan lain-lain telah terdaftar menjadi peserta E-Coaching Jam dan akan menjalani bimbingan dengan para pembimbing lewat dunia maya.
Secara berkala keefektifan metode komunikasi pembelajaran jarak jauh dan tingkat pemahaman peserta program ini akan dievaluasi. E-Coaching Jam akan kembali mempertemukan langsung pembimbing dan peserta dalam satu forum yang diselenggarakan setahun sekali untuk semakin mengintensifkan proses berbagi ilmu dan pengalaman. E-Coaching Jam diharapkan akan terus berkembang dan semakin luas menarik minat keikutsertaan para praktisi pertambangan dan mahasiswa lintas pulau maupun negara.
Senior Manajer Komunikasi Korporat G-Resources Tambang Emas Martabe, Katarina Hardono menyampaikan, “Dimulai dari E-Coaching Jam di kegiatan ISMC & SEAMC ini, Tambang Emas Martabe ingin mengajak para mahasiswa pertambangan di seluruh Indonesia untuk mengenali lebih jauh praktek nyata pengelolaan tambang yang bisa jadi belum diperoleh sepenuhnya di bangku kuliah. Lewat komunikasi intens dengan para ahli, diharapkan mereka bisa memperoleh pemahaman tentang kiat dan syarat operasional tambang yang bertanggung jawab, seperti pengelolaan lingkungan, kepatuhan pada Undang-undang dan peraturan negara, serta bagaimana tambang berkontribusi bagi pembangunan daerah dan negara.”
Dalam rangkaian kegiatan ini Tambang Emas Martabe juga berpartisipasi pada expo tanggal 7 – 9 Februari 2014 lewat stan yang menampilkan alur dan wujud tata kelola Tambang Emas Martabe yang bertanggung jawab. Para pengunjung yang berminat untuk bergabung dalam program E-Coaching Jam dapat melakukan pendaftaran langsung di stan Tambang Emas Martabe. Pendaftaran juga dapat dilakukan secara online dengan mengirimkan email ke e.coaching.jam@gmail.com.
“Tambang Emas Martabe berharap dapat menjadi tempat pembelajaran inspiratif yang dapat terus mendorong masyarakat luas untuk memahami operasional tambang dan memetik nilai-nilai penerapan profesionalitas dan daya saing pekerja di dunia kerja,” tandas Katarina. (rel)