29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Air Danau Toba Tercemar

Panorama alam Danau Toba di Desa Silalahi-Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO -Populasi ikan yang oleh warga setempat dinamai ‘ikan sapu kaca’ di perairan Danau Toba cenderung menurun. Khususnya di wilayah Desa Silalahi-Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

Ikan itu bermatian tanpa diketahui sebab musababnya. Akibatnya, air pada  destinasi wisata tersebut berubah menjadi kotor dan menebar bau.

Itu diungkapkan Kepala Desa Silalahi-Paropo Bongga Erwinson Situngkir kepada wartawan,  melalui hubungan telepon, Rabu (7/3). Menurut Bongga, kejadian tersebut tidak terlalu berdampak pada perekonomian warga yang berprofesi sebagai nelayan dan penggiat budidaya ikan

“Karena ikan jenis itu jarang dikonsumsi dan tidak laku dijual, karena tubuh ikan tersebut  lebih banyak tulang. Kerugian lebih berdampak  pada aspek pencemaran lingkungan,” sebut Bongga.

Substansi tersebut merupakan bagian pembicaraan,  ketika anggota DPRD Sumut, Tonni Togatorop melakukan kunjungan reses di daerah tersebut. Seorang warga, Juhari Silalahi menyebut, air menjadi bau.

Padahal, banyak warga yang menggantungkan nafkah dari menjala ikan. Kondisi tersebut mirip peristiwa beberapa tahun lalu. Kala itu ikan jenis nila mati dan mengapung  di keramba budi daya.

Kejadian luar biasa itu terjadi sekitar 3 tahun silam, kala itu jutaan ikan nila mengapung dan membusuk di Danau Toba perairan Silalahi-Paropo hingga Haranggaol Kabupaten Simalungun. Masalah itu disebabkan  populasi berlebihan  dalam keramba mengakibatkan piaraan kekurangan oksigen.(bbs/ala)

 

Panorama alam Danau Toba di Desa Silalahi-Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO -Populasi ikan yang oleh warga setempat dinamai ‘ikan sapu kaca’ di perairan Danau Toba cenderung menurun. Khususnya di wilayah Desa Silalahi-Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi.

Ikan itu bermatian tanpa diketahui sebab musababnya. Akibatnya, air pada  destinasi wisata tersebut berubah menjadi kotor dan menebar bau.

Itu diungkapkan Kepala Desa Silalahi-Paropo Bongga Erwinson Situngkir kepada wartawan,  melalui hubungan telepon, Rabu (7/3). Menurut Bongga, kejadian tersebut tidak terlalu berdampak pada perekonomian warga yang berprofesi sebagai nelayan dan penggiat budidaya ikan

“Karena ikan jenis itu jarang dikonsumsi dan tidak laku dijual, karena tubuh ikan tersebut  lebih banyak tulang. Kerugian lebih berdampak  pada aspek pencemaran lingkungan,” sebut Bongga.

Substansi tersebut merupakan bagian pembicaraan,  ketika anggota DPRD Sumut, Tonni Togatorop melakukan kunjungan reses di daerah tersebut. Seorang warga, Juhari Silalahi menyebut, air menjadi bau.

Padahal, banyak warga yang menggantungkan nafkah dari menjala ikan. Kondisi tersebut mirip peristiwa beberapa tahun lalu. Kala itu ikan jenis nila mati dan mengapung  di keramba budi daya.

Kejadian luar biasa itu terjadi sekitar 3 tahun silam, kala itu jutaan ikan nila mengapung dan membusuk di Danau Toba perairan Silalahi-Paropo hingga Haranggaol Kabupaten Simalungun. Masalah itu disebabkan  populasi berlebihan  dalam keramba mengakibatkan piaraan kekurangan oksigen.(bbs/ala)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/