26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting Gunungsitoli 2022, Penuhi Gizi Ibu Hamil dan Balita

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, berharap seluruh stakeholder melakukan inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan stunting, seperti ibu hamil dan balita, dapat terpenuhi.

Hal itu disampaikan Lakhomizaro pada Rembuk Stunting 2022 yang dilaksanakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Gunungsitoli 2022 di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Wali Kota Gunungsitoli, Selasa (7/6) lalu.

“Pelaksanaan aksi konvergensi pencegahan stunting Gunungsitoli, sekaligus wujud komitmen daerah dalam pencegahan dan penurunan stunting. Karena itu, TPPS melaksanakan rembuk stunting,” ungkap Lakhomizaro.

“Maka saya harapkan kepada seluruh perangkat daerah, bersama stakeholder terkait, untuk dapat melakukan inovasi-inovasi. Hal ini dimaksudkan, agar upaya pemenuhan gizi ibu hamil dan balita bisa terpenuhi,” imbuhnya.

Dia juga mengatakan, Rembuk Stunting 2022 ini merupakan satu tahapan yang penting dan wajib dilaksanakan setiap kabupaten/kota dalam rangka konvergensi penanganan stunting.

“Hal ini telah menjadi agenda nasional, sebagaimana amanah Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting,” jelas Lakhomizaro.

Lakhomizaro mengatakan, tingkat keberhasilan program ini sangat mempengaruhi sektor non-kesehatan, terutama pada perubahan perilaku masyarakat. Adapun dukungan dalam program ini, di antaranya pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu masyarakat untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Gunungsitoli.

Dalam laporan Ketua TPPS Kota Gunungsitoli 2022, yang diwakili Kepala Dinas P5A Kota Gunungsitoli, Soginoto Dakhi berharap, rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor ini, dilaksanakan pada tahun berjalan sekaligus dimuat dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) untuk tahun berikutnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Gunungsitoli Yanto Ue, dalam sambutannya menyampaikan, upaya menekan angka kasus stunting sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.

“Kami sepakat dengan upaya yang dilakukan Wali Kota Gunungsitoli dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kota Gunungsitoli,” katanya.

Pelaksanaan kegiatan ini diselingi pemukulan gong oleh Wali Kota Gunungsitoli dan penandatanganan komitmen dan kesepakatan bersama oleh seluruh stakeholder terkait. Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting Kota Gunungsitoli ini, dihadiri Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli Oimonaha Waruwu, para kepala OPD, camat dan lurah se-Kota Gunungsitoli, 20 kepala desa yang daerahnya terindikasi kasus stunting, Ketua TP PKK Kota Gunungsitoli, Kepala UPTD Puskesmas se-Kota Gunungsitoli, TPPS Kota Gunungsitoli, serta undangan lainnya. (adl/saz)

GUNUNGSITOLI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Gunungsitoli Lakhomizaro Zebua, berharap seluruh stakeholder melakukan inovasi agar upaya pemenuhan gizi masyarakat, terutama bagi mereka yang rentan stunting, seperti ibu hamil dan balita, dapat terpenuhi.

Hal itu disampaikan Lakhomizaro pada Rembuk Stunting 2022 yang dilaksanakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Gunungsitoli 2022 di Ruang Rapat Lantai 2 Kantor Wali Kota Gunungsitoli, Selasa (7/6) lalu.

“Pelaksanaan aksi konvergensi pencegahan stunting Gunungsitoli, sekaligus wujud komitmen daerah dalam pencegahan dan penurunan stunting. Karena itu, TPPS melaksanakan rembuk stunting,” ungkap Lakhomizaro.

“Maka saya harapkan kepada seluruh perangkat daerah, bersama stakeholder terkait, untuk dapat melakukan inovasi-inovasi. Hal ini dimaksudkan, agar upaya pemenuhan gizi ibu hamil dan balita bisa terpenuhi,” imbuhnya.

Dia juga mengatakan, Rembuk Stunting 2022 ini merupakan satu tahapan yang penting dan wajib dilaksanakan setiap kabupaten/kota dalam rangka konvergensi penanganan stunting.

“Hal ini telah menjadi agenda nasional, sebagaimana amanah Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, tentang Percepatan Penurunan Stunting,” jelas Lakhomizaro.

Lakhomizaro mengatakan, tingkat keberhasilan program ini sangat mempengaruhi sektor non-kesehatan, terutama pada perubahan perilaku masyarakat. Adapun dukungan dalam program ini, di antaranya pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi, dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepedulian masing-masing individu masyarakat untuk mengoptimalkan perannya dalam upaya penanggulangan stunting di Kota Gunungsitoli.

Dalam laporan Ketua TPPS Kota Gunungsitoli 2022, yang diwakili Kepala Dinas P5A Kota Gunungsitoli, Soginoto Dakhi berharap, rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor ini, dilaksanakan pada tahun berjalan sekaligus dimuat dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) untuk tahun berikutnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Gunungsitoli Yanto Ue, dalam sambutannya menyampaikan, upaya menekan angka kasus stunting sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberantas kemiskinan dan keterbelakangan.

“Kami sepakat dengan upaya yang dilakukan Wali Kota Gunungsitoli dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting di Kota Gunungsitoli,” katanya.

Pelaksanaan kegiatan ini diselingi pemukulan gong oleh Wali Kota Gunungsitoli dan penandatanganan komitmen dan kesepakatan bersama oleh seluruh stakeholder terkait. Aksi Konvergensi Pencegahan Stunting Kota Gunungsitoli ini, dihadiri Sekretaris Daerah Kota Gunungsitoli Oimonaha Waruwu, para kepala OPD, camat dan lurah se-Kota Gunungsitoli, 20 kepala desa yang daerahnya terindikasi kasus stunting, Ketua TP PKK Kota Gunungsitoli, Kepala UPTD Puskesmas se-Kota Gunungsitoli, TPPS Kota Gunungsitoli, serta undangan lainnya. (adl/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/