STABAT, SUMUTPOS.CO – Warga Dusun Sidorejo Desa Stabat Lama, Kec. Wampu, kaget saat mendapati Ngadiran (58) terkapar dengan sekujur tubuh bengkak memerah. Padahal, paginya saat keluar rumah menuju ladangnya, Senin (9/12) pagi, ia masih baik-baik saja. Namun, menjelang siang, Ngadiran justru tewas.
Hampir di sekujur tubuhnya ditemukan benjolan merah seperti bekas sengatan binatang berbisa. Usut punya usut ternyata Ngadiran tewas disengat ribuan lebah. Diduga, sengatan lebah tadilah yang menghabisi nyawa pria paruh baya lebih ini.
Oleh warga yang pertama kali menemukan jasat Ngadiran, kabar duka tersebut langsung disampaikan kepada keluarga dan warga lainya. Selanjutnya secara bersama-sama warga mengangkat tubuh korban yang kaku tersebut ke rumah duka. Polsek Stabat yang juga dikabari langsung turun ke lokasi guna melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Hasil penyelidikan petugas tak ditemukan tanda-tanda kekerasan ataupun penganiayaan hingga disimpulkan kalau kejadian ini murni musibah. Disebabkan itu juga keluarga menyatakan tidak mencurigai atau keberatan atas kematian Ngadiran dan tidak bersedia membawanya ke rumah sakit untuk diotopsi. Keterangan yang didapat kru koran ini, dari Susek (54) salah seorang warga sekitar, peristiwa itu berawal saat korban membersihkan lahan ladangnya tak jauh dari pemukiman warga.
“Waktu itu dia (korban) lagi bangket dengan membersihkan lahan berair miliknya untuk ditanami,” ujar Susek seraya menambahkan korban rencananya hendak menanam pohon sawit ditempat itu. “Kalau saya dengar dia mau menanam sawit di lahan yang baru dibangketnya,” timpalnya.
Waktu fokus dengan pekerjaannya tadi, tanpa disangka oleh korban, secara tiba-tiba korban diserang ribuan ekor lebah. Diduga, sarang lebah yang tergantung besar di sebatang pohon karet tak jauh dari korban bekerja, diganggu burung atau binatang lain hingga menyebabkan binatang tersebut marah dan menyerang korban. Tanpa dapat berbuat banyak, korban hanya bisa mengelupur dikeroyok lebah-lebah tadi. Tak berapa lama, korban pun terdiam di tanah.
Pini (23) salah seorang warga sekitar yang hendak menjemur pakaian di belakang rumahnya sontak kaget melihat korban yang terbujur kaku di perladangan tersebut. Takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Pini lalu menghubungi polisi. “Yang pertama menemukan korban warga yang namanya Pini,” bilang Susek lagi.
Tambah Susek, korban diketahui memiliki empat orang anak yang kesemuanya perempuan dan tinggal di daerah kepulauan Riau. “Anaknya ada 4 orang, sedangkan cucu 1 orang,” tambahnya, mengaku korban akan dikebumikan besok menunggu anak-anaknya datang dari Riau.
Terpisah, Kapolsek Stabat, Akp M Nasir MK saat dikonfirmasi melalui telpon membenarkan kejadian tersebut. “Ada empat orang anggota sudah saya perintahkan turun ke lokasi untuk mengecek, tadi keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi, makanya mereka kita suruh membuat peryataan tidak keberatan,hal ini agar polisi tidak disalahkan nanti,” jelasnya.(dw/joe/deo)