Terpisah, Ketua DPC Parti PPP Kota Tebingtinggi Syahbudin Abduh Hasibuan SAg mengatakan, pengurusan DPC dan PAC se-Kota Tebingtinggi tidak mendukung pencalonan Djarot dan Sihar Sitorus. “Sampai saat ini kami belum bisa mendukung pasangan Djarot dan Sihar Sitorus oleh PPP,” jelas Syahbudin Abduh kepada Sumut Pos, Rabu (10/1). Tentang perihal lainnya, DPC PPP Kota Tebingtinggi belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut dan masih menunggu perkembangan dan arahan selanjutnya.
DPC PPP Kota Binjai juga menolak pasangan Djarot-Sihar. “Kami meminta agar DPP mendukung pasangan yang muslim-muslim. Bukan pasangan pelangi,” kata Ketua DPC PPP Kota Binjai, Irhamsyah Putra Pohan didampingi pengurus lainnya kepada wartawan di Sekretariat DPC PPP, Jalan Mongonsidi Nomor 21 A, kemarin (9/1).
Bahkan, Irhamsyah menegaskan akan menyerukan kepada kader PPP Kota Binjai untuk tidak ikut memilih jika memang DPP tetap memaksakan dukungan kepada pasangan pelangi. “Lebih baik tidak ikut memilih jika nantinya tetap mendukung pasangan pelangi. Karena sama saja menciderai umat Islam Sumut,” kata politisi yang akrab disapa I’am ini.
Gejolak yang terjadi di Sumut ini, diakui Sekretaris Jenderal DPP PPP Arsul Sani. Arsul mengatakan, kader PPP Sumut keberatan dengan nama-nama calon yang sedianya akan diusung. Yaitu, Djarot-Sihar yang diusung PDIP. “Ketika yang diajukan adalah nama Pak Djarot dan Pak Sihar, tentu kami komunikasikan ke bawah dan memang harus kami akui, jajaran PPP di Sumatera Utara berkeberatan dengan pasangan calon ini,” ujarnya di Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/1).
Bahkan Arsul menuturkan, sempat terjadi unjuk rasa di depan kantor DPW PPP Sumut di Kota Medan menolak jika PPP usung Djarot-Sihar. Namun demikian, jelas Arsul, keputusan PPP mendukung pasangan yang diajukan oleh PDIP kerena mempertimbangkan prinsip saling menerima dukungan, maka PPP ingin saling melengkapi.
Arsul mengatakan, partainya sudah menyampaikan kepada PDIP jika mereka memberikan dukungan tersebut saat kadernya berkeberatan menerima keputusan. “Kami sampaikan kepada teman-teman PDIP bahwa dukungan ini kami sampaikan saat kondisi teman-teman partai di sana berkeberatan atau menolak,” pungkasnya.
Asrul juga mengakui kalau DPP PPP mengajukan kontrak politik ke pasangan Djarot-Sihar. Kontrak politik itu berisikan 6 poin. Di antaranya, pasangan Djarot-Sihar diminta mengintensifkan gerakan Wakaf Al quran. Arsul mengatakan, gerakan itu sebelumnya telah berhasil mendistribusikan lebih dari 50.000 Alquran ke provinsi minoritas muslim. Selain itu, Arsul menyebut partainya meminta Djarot-Sihar menjalin komunikasi yang baik dengan kalangan muslim.
Sementara, Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy menceritakan konsolidasi partainya dengan PDIP hingga akhirnya menemukan kata sepakat. Menurut Romi, pembahasan antara PPP dengan PDIP untuk mengusung Djarot-Sihar memang cukup panjang. PPP awalnya meminta agar pendamping Djarot diberikan kepada kadernya, dan bukan Sihar, bila ingin partai tersebut bergabung dengan koalisi PDIP di Pilgub Sumut.