26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

‘Dia Hula-hulaku, Tapi Tak Pernah Menghargaiku’

Juni Ansen Marpaung, tersangka kasus pembunuh abang ipar.
Juni Ansen Marpaung, tersangka kasus pembunuh abang ipar.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Ibarat nasi sudah jadi bubur, begitulah yang dialami Juni Ansen Marpaung (26), tersangka kasus pembunuhan abang ipar sendiri Sarwo Sagala (34) pada Sabtu (08/2) pukul 09.00 WIB di Desa Barisan Nauli, Kec. Sumbul,Dairi.

“Saya sangat menyesal membunuh kakak iparku sendiri. Saya sebetulnya tak berniat mau menghabisinya. Cuma tidak bisa mengontrol emosiku. Sayapun tidak mau seperti ini, iblis sudah merasuki pikiran saya makanya ada niat membunuhnya,” ujar Juni Ansen sambil menangis.

Tambah Juni, selama ini abang iparnya itu selalu sepele padanya. Dari adat Batak, seharusnya korban harus hormat pada tersangka. “Dia hula-hulaku, tapi tak pernah menghargaiku. Ia pun sering menghina istriku,” tambahnya.

Sebelum kejadian, tersangka dan istrinya dihina korban. Hal itu yang membuat tersangka emosi. “Kebetulan saya mau ke ladang dan tidak ada niat menghabisinya,” terangnya di Mapolsek Sumbul.

Juni menjelaskan selama dua tahun lebih ia merawat istrinya yang sedang sakit. Walau bersusah payah, korban tak peduli malah menghina mereka.

Sementara keterangan dari tetangganya, selama ini hubungan tersangka dan korban kurang harmonis. Sarwo tidak suka sama adek iparnya sendiri.

“Mereka selama ini kurang harmonis. Dan Juni selama ini menumpang di rumah keluarga Sagala. Mungkin ada kecemburuan selama ini atau iri sama-sama ipar,” ujar warga bermarga Sihombing itu.

Kapolsek Sumbul, AKP Isdipriyo mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pihaknya membatasi kerabat yang menjenguk tersangka. “Kami membatasi kunjungan kerabat untuk menjenguk tersangka,” ujar AKP. Isdipriyo.

Sarwo Sagala tewas dengan enam luka tikaman di paha, dada dan perut. (pan/sor)

Juni Ansen Marpaung, tersangka kasus pembunuh abang ipar.
Juni Ansen Marpaung, tersangka kasus pembunuh abang ipar.

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Ibarat nasi sudah jadi bubur, begitulah yang dialami Juni Ansen Marpaung (26), tersangka kasus pembunuhan abang ipar sendiri Sarwo Sagala (34) pada Sabtu (08/2) pukul 09.00 WIB di Desa Barisan Nauli, Kec. Sumbul,Dairi.

“Saya sangat menyesal membunuh kakak iparku sendiri. Saya sebetulnya tak berniat mau menghabisinya. Cuma tidak bisa mengontrol emosiku. Sayapun tidak mau seperti ini, iblis sudah merasuki pikiran saya makanya ada niat membunuhnya,” ujar Juni Ansen sambil menangis.

Tambah Juni, selama ini abang iparnya itu selalu sepele padanya. Dari adat Batak, seharusnya korban harus hormat pada tersangka. “Dia hula-hulaku, tapi tak pernah menghargaiku. Ia pun sering menghina istriku,” tambahnya.

Sebelum kejadian, tersangka dan istrinya dihina korban. Hal itu yang membuat tersangka emosi. “Kebetulan saya mau ke ladang dan tidak ada niat menghabisinya,” terangnya di Mapolsek Sumbul.

Juni menjelaskan selama dua tahun lebih ia merawat istrinya yang sedang sakit. Walau bersusah payah, korban tak peduli malah menghina mereka.

Sementara keterangan dari tetangganya, selama ini hubungan tersangka dan korban kurang harmonis. Sarwo tidak suka sama adek iparnya sendiri.

“Mereka selama ini kurang harmonis. Dan Juni selama ini menumpang di rumah keluarga Sagala. Mungkin ada kecemburuan selama ini atau iri sama-sama ipar,” ujar warga bermarga Sihombing itu.

Kapolsek Sumbul, AKP Isdipriyo mengatakan untuk mengantisipasi hal-hal tak diinginkan, pihaknya membatasi kerabat yang menjenguk tersangka. “Kami membatasi kunjungan kerabat untuk menjenguk tersangka,” ujar AKP. Isdipriyo.

Sarwo Sagala tewas dengan enam luka tikaman di paha, dada dan perut. (pan/sor)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/