27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Keluarga Melpa: Pemerintah Indonesia Jangan Diam Saja

TEBINGTINGGI- Sudah sepekan jasad Melpa Suriani br Simanjuntak dikebumikan, namun hingga kini belum juga ada tanda-tanda akan dilakukan otopsi.

Karenanya ibu korban, Bosledi Br Sianturi, sangat berharap agar jasad anaknya segera diotopsi untuk mengetahui apakah benar organ tubuh anaknya itu telah dicuri saat masih di Rumah Sakit (Hospital) Sultan Ismail, Johor Baru, Malaysia “Saya sangat bermohon sekali agar mayat anak saya (Melpa) diotopsi ulang, biar saya tahu pasti apakah organ tubuh anakku masih utuh atau sudah dicuri oleh pihak rumah sakit,” kata Bosledi Br Sianturi kepada wartawan Sumut Pos, di rumahnya di Jalan Pulau Sumatera Persiakan Kota Tebingtinggi, Rabu (10/4).

Boru Sianturi mengaku rela kalau kuburan anaknya dibongkar kembali untuk dilakukan otopsi ulang. Karena sebelum adanya otopsi ulang, Boru Sianturi mengaku tidak bisa hidup tenang dan selalu memikirkan mayat anaknya di dalam kubur itu.

“Karena kejadiaan ini, saya tidak enak makan. Mau keluar melakukan aktivitaspun jadi malas, saya hanya meminta otopsi ulang kepada mayat Melpa segera dilakukan. Lihat Pak, saya sekarang sakit-sakitan dan badan menjadi kurus,” keluhnya.

Jika otopsi ulang nanti dilakukan terhadap mayat Melpa dan hasilnya tidak terbukti adanya pencurian organ tubuh, dia mengaku rela dan mengiklaskan apa yang telah terjadi pada Melpa. Namun apabila hasinya benar telah terjadi pencurian organ tubuh, dia akan menuntut pihak Rumah Sakit Sultan Ismail secara hukum yang berlaku di Malaysia.

“Pemko Tebingtinggi sudah berniat membantu memfasilitasi untuk dilakukan otopsi ulang maupun dari segi biaya, tetapi kita tetap meminta secara cepat agar otopsi ulang segera dilaksanakan. Kita juga bersabar menunggu keputusan hasil kerja Pemko Tebingtinggi yang telah menyurati Konjen Malaysia di Medan, Konjen di Johor Bahru Malaysia, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan tembusan kepada pihak Poldasu, Gubernur Sumatera Utara,” jelas Br Sianturi.

Boru Sianturi juga mengaku kalau dirinya masih terbayang-bayang akan wajah Melpa, seolah-olah dalam benak ibu yang sudah janda itu, anaknya tidak tenang di alam kubur. Keyakinan Br Sianturi ini sangat jelas, karena begitu cantiknya badan Melpa hanya luka dibagian kaki dan dagu, kenapa harus dibelah-belah di bagian belakang kepala memanjang sekujur badan dan menembus pinggang bagian ginjal dengan jahitan kasar.

“Anak saya, Lina Br Simanjuntak baru-baru ini telah bermimpi bertemu kakaknya Melpa. Dalam mimpi itu Melpa mengatakan, di sini saja luka aku, dagu dan kaki. Kemungkinan mimpi itu membuat arwah Melpa di alam kubur tidak tenang,” cetusnya.
“Saya akan tenang jika Melpa diotopsi ulang. Kami berkeyakinan walaupun kami orang miskin tetapi Tuhan akan berpihak kepada kami dan apabila nantinya kami juga dipersulit oleh pihak-pihak Konjen, semoga Tuhan saja yang memberikan hukuman kepada mereka-mereka yang telah berbuat jahat kepada anak saya,” ungkapnya.

Liana Br Simanjuntak, adik korban, menyatakan bahwa perjuangan ini akan terus dilakukan untuk menuntut hak-hak keluarga. Tetapi tidak terlepas dari semua itu, masih banyak lagi warga Indonesia yang bekerja di Malaysia agar berhati-hati. “Cukup kakak kami saja yang mengalami ini, apabila ini kenyataan benar, kamilah yang pertama membuka tabir selama ini tak terungkap, dan sudah banyak warga Indonesia meninggal di Malaysia selalu dilakukan seperti yang menimpa Kak Melpa. Seharusnya kejadian menjadi perhatian publik internasional,” ujarnya.

Juru bicara keluarga, Marjuang Lumbangaol juga secara tegas meminta agar otopsi ulang jenazah mayat Melpa yang telah dimakamkan. “Pemerintah Indonesia dalam hal ini jangan diam saja, masih banyak lagi kemungkinan kasus-kasus yang menimpa warga Indonesia sebagai TKI di Malaysia kondisi sama dengan Melpa tidak terungkap,” katanya.

“Ini lembaran baru sebagai protes kepada pihak Hospital Sultan Ismail Johor Bahru Malaysia yang seenaknya melakukan otopsi mayat tanpa persetujuan keluarga. Keluarga korban memang orang miskin, tetapi jika Tuhan berpihak kepada yang benar, kasus ini akan terungkap secara jelas,” sambung Marjuang sembari mengatakan, pihak keluarga tetap menunggu petunjuk dari pihak Pemko Tebingtinggi yang telah mendukung dan memfasilitasi otopsi ulang terhadap mayat Melpa Suriani Br Simanjuntak. (ian)

TEBINGTINGGI- Sudah sepekan jasad Melpa Suriani br Simanjuntak dikebumikan, namun hingga kini belum juga ada tanda-tanda akan dilakukan otopsi.

Karenanya ibu korban, Bosledi Br Sianturi, sangat berharap agar jasad anaknya segera diotopsi untuk mengetahui apakah benar organ tubuh anaknya itu telah dicuri saat masih di Rumah Sakit (Hospital) Sultan Ismail, Johor Baru, Malaysia “Saya sangat bermohon sekali agar mayat anak saya (Melpa) diotopsi ulang, biar saya tahu pasti apakah organ tubuh anakku masih utuh atau sudah dicuri oleh pihak rumah sakit,” kata Bosledi Br Sianturi kepada wartawan Sumut Pos, di rumahnya di Jalan Pulau Sumatera Persiakan Kota Tebingtinggi, Rabu (10/4).

Boru Sianturi mengaku rela kalau kuburan anaknya dibongkar kembali untuk dilakukan otopsi ulang. Karena sebelum adanya otopsi ulang, Boru Sianturi mengaku tidak bisa hidup tenang dan selalu memikirkan mayat anaknya di dalam kubur itu.

“Karena kejadiaan ini, saya tidak enak makan. Mau keluar melakukan aktivitaspun jadi malas, saya hanya meminta otopsi ulang kepada mayat Melpa segera dilakukan. Lihat Pak, saya sekarang sakit-sakitan dan badan menjadi kurus,” keluhnya.

Jika otopsi ulang nanti dilakukan terhadap mayat Melpa dan hasilnya tidak terbukti adanya pencurian organ tubuh, dia mengaku rela dan mengiklaskan apa yang telah terjadi pada Melpa. Namun apabila hasinya benar telah terjadi pencurian organ tubuh, dia akan menuntut pihak Rumah Sakit Sultan Ismail secara hukum yang berlaku di Malaysia.

“Pemko Tebingtinggi sudah berniat membantu memfasilitasi untuk dilakukan otopsi ulang maupun dari segi biaya, tetapi kita tetap meminta secara cepat agar otopsi ulang segera dilaksanakan. Kita juga bersabar menunggu keputusan hasil kerja Pemko Tebingtinggi yang telah menyurati Konjen Malaysia di Medan, Konjen di Johor Bahru Malaysia, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan tembusan kepada pihak Poldasu, Gubernur Sumatera Utara,” jelas Br Sianturi.

Boru Sianturi juga mengaku kalau dirinya masih terbayang-bayang akan wajah Melpa, seolah-olah dalam benak ibu yang sudah janda itu, anaknya tidak tenang di alam kubur. Keyakinan Br Sianturi ini sangat jelas, karena begitu cantiknya badan Melpa hanya luka dibagian kaki dan dagu, kenapa harus dibelah-belah di bagian belakang kepala memanjang sekujur badan dan menembus pinggang bagian ginjal dengan jahitan kasar.

“Anak saya, Lina Br Simanjuntak baru-baru ini telah bermimpi bertemu kakaknya Melpa. Dalam mimpi itu Melpa mengatakan, di sini saja luka aku, dagu dan kaki. Kemungkinan mimpi itu membuat arwah Melpa di alam kubur tidak tenang,” cetusnya.
“Saya akan tenang jika Melpa diotopsi ulang. Kami berkeyakinan walaupun kami orang miskin tetapi Tuhan akan berpihak kepada kami dan apabila nantinya kami juga dipersulit oleh pihak-pihak Konjen, semoga Tuhan saja yang memberikan hukuman kepada mereka-mereka yang telah berbuat jahat kepada anak saya,” ungkapnya.

Liana Br Simanjuntak, adik korban, menyatakan bahwa perjuangan ini akan terus dilakukan untuk menuntut hak-hak keluarga. Tetapi tidak terlepas dari semua itu, masih banyak lagi warga Indonesia yang bekerja di Malaysia agar berhati-hati. “Cukup kakak kami saja yang mengalami ini, apabila ini kenyataan benar, kamilah yang pertama membuka tabir selama ini tak terungkap, dan sudah banyak warga Indonesia meninggal di Malaysia selalu dilakukan seperti yang menimpa Kak Melpa. Seharusnya kejadian menjadi perhatian publik internasional,” ujarnya.

Juru bicara keluarga, Marjuang Lumbangaol juga secara tegas meminta agar otopsi ulang jenazah mayat Melpa yang telah dimakamkan. “Pemerintah Indonesia dalam hal ini jangan diam saja, masih banyak lagi kemungkinan kasus-kasus yang menimpa warga Indonesia sebagai TKI di Malaysia kondisi sama dengan Melpa tidak terungkap,” katanya.

“Ini lembaran baru sebagai protes kepada pihak Hospital Sultan Ismail Johor Bahru Malaysia yang seenaknya melakukan otopsi mayat tanpa persetujuan keluarga. Keluarga korban memang orang miskin, tetapi jika Tuhan berpihak kepada yang benar, kasus ini akan terungkap secara jelas,” sambung Marjuang sembari mengatakan, pihak keluarga tetap menunggu petunjuk dari pihak Pemko Tebingtinggi yang telah mendukung dan memfasilitasi otopsi ulang terhadap mayat Melpa Suriani Br Simanjuntak. (ian)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/