32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Tambang Emas Martabe Fasilitasi Studi Banding 16 Koptan Tapsel ke Sumbar

Studi banding ke Sumbar
Tambang Emas Martabe memfasilitasi 16 kelompok tani di Kecamatan Batangtoru untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, selama 9 -11 Mei 2014.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe memfasilitasi 16 kelompok tani di Kecamatan Batangtoru untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, selama 9 -11 Mei 2014.

Ke-16 kelompok tani tersebut adalah Koptan Pardomuan (Wek I), KWT Cempaka (Wek I), Koptan Marsada Roha (Wek III),  Koptan Satahi 3 (Wek III), Koptan Tani Jaya (Wek IV), Koptan Harapan Jaya (Wek IV), Koptan Sepakat (Hapesong Baru), Koptan Ojo Dume (Hapesong Baru), Koptan Maju Bersama (Telo),  KWT Flamboyan (Telo), Koptan Dos Ni Roha (Telo), Koptan Mekar Sari (Napa), Koptan Aek Pahu (Napa), KWT Matahari (Napa), Koptan Marsada (Batuhula), dan KWT Maduma (Sumuran).

Para petani yang ikut dalam studi banding ini merupakan peserta aktif berbagai kegiatan seperti Sekolah Lapang Pertanian, Sekolah Lapang Perikanan, serta Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terlibat dalam pengelolaan program Markobun Mahita. Studi banding ini akan menambah cakrawala pemahaman para petani di sekitar praktik-praktik nyata budidaya tanaman padi, perikanan darat, peternakan, dan tanaman hortikultura.

Selain para petani, studi banding juga akan diikuti oleh 16 orang staf dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batangtoru, staf Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2K) Tapanuli Selatan, dan staf Divisi Pengembangan Masyarakat Tambang Emas Martabe. Total 37 orang petani dan pendamping ikut dalam studi banding ini.

Peserta studi banding berangkat menuju Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dari Tambang Martabe dan dilepas oleh Community and General Affairs Senior Manajer, Stevi Thomas.

Ini merupakan kali kedua Tambang Emas Martabe memfasilitasi kegiatan studi banding bagi kelompok tani dalam rangka mengoptimalkan potensi sumber daya lokal untuk memberdayakan peluang dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan aktivitas usaha mandiri dan berkelanjutan, ketahanan pangan serta peningkatan kualitas hidup.

Sektor pertanian menjadi fokus perhatian program pengembangan masyarakat Tambang Emas Martabe karena sebagian besar masyarakat sekitar tambang mengandalkan kehidupannya dari hasil pertanianmereka.

Kepala BPP Batangtoru, Azhar Nasution dalam kesempatan pembekalan kepada kelompok tani yang ikut dalam studi banding, menyatakan, ”Peserta studi banding ini adalah duta dari masing-masing kelompok tani. Mereka diharapkan menjadi penggerak terjadinya penyebaran pengetahuan dan informasi kepada anggota lain. Kesempatan untuk studi banding merupakan kesempatan sangat berharga. Oleh karena itu, para petani dapat memanfaatkan pengetahuan yang didapat guna meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian mereka.”
Studi banding yang pertama diadakan pada Agustus 2013. Sebanyak 26 orang petani dari 13 kelompok tani di Batangtoru dan Muara Batangtoru melakukan studi banding ke Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai.  Tujuan dari studi banding ini, selain meningkatkan hubungan baik antara Tambang Emas Martabe dan para petani, juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petani dalam menjalankan usaha tani mereka.

Kunjungan pertama dilakukan ke Kelompok Tani Sido Makmur di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelompok tani ini telah didirikan sejak empat tahun lalu beranggotakan 300 orang dan memiliki luas lahan 200 hektar. Produksi padi per tahun kelompok tani ini bisa mencapai 7 ton per hektar. Di tempat ini, para peserta studi banding mendapatkan pengetahuan tentang pemupukan, pemasaran, dan produksi bibit unggul.

Dalam kunjungan kala itu, Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, Legino, menyampaikan beberapa hal seperti bagaimana menjalankan usaha pertanian yang baik dan memotivasi para petani agar dalam menjalankan usahanya mereka memiliki jiwa kewirausahaan.

Kunjungan kedua, para peserta studi banding kemudian mengunjungi Kelompok Tani Suka Maju di Desa Bingkat, Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagang. Kelompok tani yang didirikan enam tahun lalu, beranggotakan 200 orang dengan luas sawah 200 hektar. Hasil panen kelompok tani ini mencapai 7 ton per tahun. Selain menanam padi, kelompok tani ini juga mengelola tanaman jagung dan pohon karet.  Toko yang menyediakan pupuk, insektisida dan peralatan pertanian juga didirikan oleh kelompok tani ini.

Selama kunjungan, para peserta studi banding mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjadi petani yang sukses.

Di akhir rangkaian studi banding, para peserta juga berkesempatan mengunjungi fasilitas usaha pertanian yang dikelola oleh PT Sang Hyang Seri (SHS),  BUMN sektor pertanian yang terletak di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Selain studi banding, berbagai jenis bantuan dan program kerja bagi peningkatan pengetahuan dan kapasitas para petani dan petugas pertanian telah dijalankan. Salah satunya, sejak Februari 2014, Tambang Emas Martabe telah menginisiasi penyelenggaraan Sekolah lapang Pertanian yang diberi nama “Selaras Padi” dengan bekerjasama dengan BPP Batangtoru. Sekolah lapang diadakan di Saung Parsadaan Martabe berukuran 8×6 meter yang terletak di Pulo Godang, Kecamatan Batangtoru dan  diikuti oleh 11 kelompok tani di Pulo Godang, Pulo Lobang, dan Sipente.

Beranggotakan 120 orang, kegiatan sekolah lapang dilaksanakan 4 kali seminggu setiap Rabu dan Kamis selama 10 minggu. Materi yang diberikan meliputi analisis ekosistem, persemaian dan pemupukan, budidaya tanaman sehat, pengendalian hama terpadu, dan pengelolaan sawah yang baik. Sekolah lapang ini bertujuan menyatukan semangat para petani untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi penggunaan pestisida dalam pengendalian hama. Untuk praktik lapangan, para petani telah menyediakan demplot persawahan ramah lingkungan sebagai lahan uji coba.

Saat ini, Sekolah Lapang Pertanian sudah memasuki minggu ke-9 dengan diikuti rata-rata sebanyak 40 petani setiap minggunya. Direncanakan jadwal sekolah lapang yang semula hanya diadakan selama 10 minggu, akan ditambah menjadi 12 minggu atas permintaan para petani.

Pramana Triwahyudi, Community Development Manager Tambang Martabe mengatakan, ”Menambah pengetahuan dan meningkatkan kapasitas para petani merupakan salah satu program utama yang tengah giat-giatnya dijalankan oleh Tambang Emas Martabe. Kali ini Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dipilih sebagai lokasi studi banding memperhitungkan majunya tata kelola sektor pertanian di wilayah tersebut.

Melalui studi banding ini, para petani dan petugas pertanian dapat memperoleh pengetahuan yang baru sesuai dengan peran masing-masing, sehingga nantinya dapat diterapkan di lahan pertanian mereka dan dapat menaikkan produksi padi mereka hingga mendekati rata-rata produksi nasional, yaitu 8–9 ton per hektar. Jalan menuju ke arah ini sudah sangat terbuka. Diharapkan studi banding ini akan semakin mendorong para petani untuk sebesar-besarnya mau dan mampu memanfaatkan peluang itu bagi mereka sendiri dan kelompok taninya”. (rel/mea)

Studi banding ke Sumbar
Tambang Emas Martabe memfasilitasi 16 kelompok tani di Kecamatan Batangtoru untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, selama 9 -11 Mei 2014.

BATANGTORU, SUMUTPOS.CO – Tambang Emas Martabe memfasilitasi 16 kelompok tani di Kecamatan Batangtoru untuk melakukan studi banding ke Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, selama 9 -11 Mei 2014.

Ke-16 kelompok tani tersebut adalah Koptan Pardomuan (Wek I), KWT Cempaka (Wek I), Koptan Marsada Roha (Wek III),  Koptan Satahi 3 (Wek III), Koptan Tani Jaya (Wek IV), Koptan Harapan Jaya (Wek IV), Koptan Sepakat (Hapesong Baru), Koptan Ojo Dume (Hapesong Baru), Koptan Maju Bersama (Telo),  KWT Flamboyan (Telo), Koptan Dos Ni Roha (Telo), Koptan Mekar Sari (Napa), Koptan Aek Pahu (Napa), KWT Matahari (Napa), Koptan Marsada (Batuhula), dan KWT Maduma (Sumuran).

Para petani yang ikut dalam studi banding ini merupakan peserta aktif berbagai kegiatan seperti Sekolah Lapang Pertanian, Sekolah Lapang Perikanan, serta Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terlibat dalam pengelolaan program Markobun Mahita. Studi banding ini akan menambah cakrawala pemahaman para petani di sekitar praktik-praktik nyata budidaya tanaman padi, perikanan darat, peternakan, dan tanaman hortikultura.

Selain para petani, studi banding juga akan diikuti oleh 16 orang staf dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batangtoru, staf Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2K) Tapanuli Selatan, dan staf Divisi Pengembangan Masyarakat Tambang Emas Martabe. Total 37 orang petani dan pendamping ikut dalam studi banding ini.

Peserta studi banding berangkat menuju Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dari Tambang Martabe dan dilepas oleh Community and General Affairs Senior Manajer, Stevi Thomas.

Ini merupakan kali kedua Tambang Emas Martabe memfasilitasi kegiatan studi banding bagi kelompok tani dalam rangka mengoptimalkan potensi sumber daya lokal untuk memberdayakan peluang dan merangsang pertumbuhan ekonomi yang dapat menciptakan aktivitas usaha mandiri dan berkelanjutan, ketahanan pangan serta peningkatan kualitas hidup.

Sektor pertanian menjadi fokus perhatian program pengembangan masyarakat Tambang Emas Martabe karena sebagian besar masyarakat sekitar tambang mengandalkan kehidupannya dari hasil pertanianmereka.

Kepala BPP Batangtoru, Azhar Nasution dalam kesempatan pembekalan kepada kelompok tani yang ikut dalam studi banding, menyatakan, ”Peserta studi banding ini adalah duta dari masing-masing kelompok tani. Mereka diharapkan menjadi penggerak terjadinya penyebaran pengetahuan dan informasi kepada anggota lain. Kesempatan untuk studi banding merupakan kesempatan sangat berharga. Oleh karena itu, para petani dapat memanfaatkan pengetahuan yang didapat guna meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian mereka.”
Studi banding yang pertama diadakan pada Agustus 2013. Sebanyak 26 orang petani dari 13 kelompok tani di Batangtoru dan Muara Batangtoru melakukan studi banding ke Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai.  Tujuan dari studi banding ini, selain meningkatkan hubungan baik antara Tambang Emas Martabe dan para petani, juga untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petani dalam menjalankan usaha tani mereka.

Kunjungan pertama dilakukan ke Kelompok Tani Sido Makmur di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelompok tani ini telah didirikan sejak empat tahun lalu beranggotakan 300 orang dan memiliki luas lahan 200 hektar. Produksi padi per tahun kelompok tani ini bisa mencapai 7 ton per hektar. Di tempat ini, para peserta studi banding mendapatkan pengetahuan tentang pemupukan, pemasaran, dan produksi bibit unggul.

Dalam kunjungan kala itu, Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, Legino, menyampaikan beberapa hal seperti bagaimana menjalankan usaha pertanian yang baik dan memotivasi para petani agar dalam menjalankan usahanya mereka memiliki jiwa kewirausahaan.

Kunjungan kedua, para peserta studi banding kemudian mengunjungi Kelompok Tani Suka Maju di Desa Bingkat, Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagang. Kelompok tani yang didirikan enam tahun lalu, beranggotakan 200 orang dengan luas sawah 200 hektar. Hasil panen kelompok tani ini mencapai 7 ton per tahun. Selain menanam padi, kelompok tani ini juga mengelola tanaman jagung dan pohon karet.  Toko yang menyediakan pupuk, insektisida dan peralatan pertanian juga didirikan oleh kelompok tani ini.

Selama kunjungan, para peserta studi banding mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjadi petani yang sukses.

Di akhir rangkaian studi banding, para peserta juga berkesempatan mengunjungi fasilitas usaha pertanian yang dikelola oleh PT Sang Hyang Seri (SHS),  BUMN sektor pertanian yang terletak di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Selain studi banding, berbagai jenis bantuan dan program kerja bagi peningkatan pengetahuan dan kapasitas para petani dan petugas pertanian telah dijalankan. Salah satunya, sejak Februari 2014, Tambang Emas Martabe telah menginisiasi penyelenggaraan Sekolah lapang Pertanian yang diberi nama “Selaras Padi” dengan bekerjasama dengan BPP Batangtoru. Sekolah lapang diadakan di Saung Parsadaan Martabe berukuran 8×6 meter yang terletak di Pulo Godang, Kecamatan Batangtoru dan  diikuti oleh 11 kelompok tani di Pulo Godang, Pulo Lobang, dan Sipente.

Beranggotakan 120 orang, kegiatan sekolah lapang dilaksanakan 4 kali seminggu setiap Rabu dan Kamis selama 10 minggu. Materi yang diberikan meliputi analisis ekosistem, persemaian dan pemupukan, budidaya tanaman sehat, pengendalian hama terpadu, dan pengelolaan sawah yang baik. Sekolah lapang ini bertujuan menyatukan semangat para petani untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi penggunaan pestisida dalam pengendalian hama. Untuk praktik lapangan, para petani telah menyediakan demplot persawahan ramah lingkungan sebagai lahan uji coba.

Saat ini, Sekolah Lapang Pertanian sudah memasuki minggu ke-9 dengan diikuti rata-rata sebanyak 40 petani setiap minggunya. Direncanakan jadwal sekolah lapang yang semula hanya diadakan selama 10 minggu, akan ditambah menjadi 12 minggu atas permintaan para petani.

Pramana Triwahyudi, Community Development Manager Tambang Martabe mengatakan, ”Menambah pengetahuan dan meningkatkan kapasitas para petani merupakan salah satu program utama yang tengah giat-giatnya dijalankan oleh Tambang Emas Martabe. Kali ini Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat dipilih sebagai lokasi studi banding memperhitungkan majunya tata kelola sektor pertanian di wilayah tersebut.

Melalui studi banding ini, para petani dan petugas pertanian dapat memperoleh pengetahuan yang baru sesuai dengan peran masing-masing, sehingga nantinya dapat diterapkan di lahan pertanian mereka dan dapat menaikkan produksi padi mereka hingga mendekati rata-rata produksi nasional, yaitu 8–9 ton per hektar. Jalan menuju ke arah ini sudah sangat terbuka. Diharapkan studi banding ini akan semakin mendorong para petani untuk sebesar-besarnya mau dan mampu memanfaatkan peluang itu bagi mereka sendiri dan kelompok taninya”. (rel/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/