29 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Kodam Siaga, Tamu Wajib Lapor 1×24 Jam

Pengantin bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara pengamat teroris Khairul Gozali mengatakan, informasi soal tujuh calon ‘pengantin’ asal Aceh masuk ke Sumut itu bisa saja benar adanya dan patut diwaspadai. Namun dia menegaskan, di Sumut sendiri khususnya Kota Medan, merupakan lumbung dari para jihadis.

“Pastinya saya tidak tahu benar soal informasi itu. Tapi sebenarnya, sel-sel para jihadis di Medan ini cukup banyak, melalui ormas-ormas Islam yang mulai berafilisasi dengan ISIS,” ujar Khairul kepada Sumut Pos, Senin (10/7).

Memang, katanya, Aceh selama 35 tahun menjadi Daerah Operasi Militer (DOM). Perang antara pemerintah dan kelompok yang menginginkan Aceh merdeka dari pangkuan NKRI terjadi cukup alot. Artinya, meskipun sekarang ini Aceh sudah berdamai, mereka yang dulunya tergabung dalam kelompok gerakan Aceh yang ingin merdeka banyak yang mengubah arah perjuangannya.

“Jadi kalau ada yang bilang Sumut, khususnya Kota Medan ini aman dari sel-sel terorisme, itu saya rasa omong kosong belaka. Mungkin ada tujuan lain sehingga menyatakan hal demikian, mungkin untuk menjaga stabilits perekonomian, bisa jadi ya,” terang Khairul.

Namun, yang dia harapkan pemerintah, polri dan masyarakat agar tetap mewaspadai. Medan belum cukup aman dari aksi-aksi radikal katanya. “Jadi saya berharap kita waspada. Kepolisian jangan sampai kecolongan lagi, harapannya mereka bisa mendeteksi lebih dini aksi-aksi terorisme ini,” kata Khairul yang merupakan mantan narapidana kasus penyerangan CIMB Niaga di tahun 2010 ini.

Sementara itu, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan alias belum tentu benar. Namun Eldin berharap, apabila ada kejanggalan yang diketahui di lingkungannya agar tidak sungkan menyampaikan kepada aparatur setempat.

Hal ini dikatakan Eldin menyikapi isu sedikitnya tujuh orang diduga ‘pengantin’ (pelaku bom bunuh diri, Red) masuk ke Sumatera Utara. “Semua warga harus berhati-hati terhadap isu seperti itu. Karena kita semua ingin kota kita ini aman, nyaman dan tenang,” katanya kepada Sumut Pos, usai menghadiri paripurna di DPRD Medan, Senin (10/7).

Eldin menginstruksikan kepada aparaturnya, mulai dari kepala lingkungan, lurah dan camat untuk proaktif terhadap wilayah kerjanya. Juga bersinergi dengan Babinsa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan ulama agar hal-hal yang bersifat negatif dapat ditangkal dengan cepat. “Kepada warga, bila ada keluhan-keluhan yang dirasa, agar segera menyampaikan langsung kepada aparat pemerintah dan aparat penegak hukum,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, kalau semua elemen masyarakat bersinergi dan tidak mudah terpancing isu menyesatkan serta provokasi, Medan akan jauh lebih aman ke depan.

Pengantin bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sementara pengamat teroris Khairul Gozali mengatakan, informasi soal tujuh calon ‘pengantin’ asal Aceh masuk ke Sumut itu bisa saja benar adanya dan patut diwaspadai. Namun dia menegaskan, di Sumut sendiri khususnya Kota Medan, merupakan lumbung dari para jihadis.

“Pastinya saya tidak tahu benar soal informasi itu. Tapi sebenarnya, sel-sel para jihadis di Medan ini cukup banyak, melalui ormas-ormas Islam yang mulai berafilisasi dengan ISIS,” ujar Khairul kepada Sumut Pos, Senin (10/7).

Memang, katanya, Aceh selama 35 tahun menjadi Daerah Operasi Militer (DOM). Perang antara pemerintah dan kelompok yang menginginkan Aceh merdeka dari pangkuan NKRI terjadi cukup alot. Artinya, meskipun sekarang ini Aceh sudah berdamai, mereka yang dulunya tergabung dalam kelompok gerakan Aceh yang ingin merdeka banyak yang mengubah arah perjuangannya.

“Jadi kalau ada yang bilang Sumut, khususnya Kota Medan ini aman dari sel-sel terorisme, itu saya rasa omong kosong belaka. Mungkin ada tujuan lain sehingga menyatakan hal demikian, mungkin untuk menjaga stabilits perekonomian, bisa jadi ya,” terang Khairul.

Namun, yang dia harapkan pemerintah, polri dan masyarakat agar tetap mewaspadai. Medan belum cukup aman dari aksi-aksi radikal katanya. “Jadi saya berharap kita waspada. Kepolisian jangan sampai kecolongan lagi, harapannya mereka bisa mendeteksi lebih dini aksi-aksi terorisme ini,” kata Khairul yang merupakan mantan narapidana kasus penyerangan CIMB Niaga di tahun 2010 ini.

Sementara itu, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu menyesatkan alias belum tentu benar. Namun Eldin berharap, apabila ada kejanggalan yang diketahui di lingkungannya agar tidak sungkan menyampaikan kepada aparatur setempat.

Hal ini dikatakan Eldin menyikapi isu sedikitnya tujuh orang diduga ‘pengantin’ (pelaku bom bunuh diri, Red) masuk ke Sumatera Utara. “Semua warga harus berhati-hati terhadap isu seperti itu. Karena kita semua ingin kota kita ini aman, nyaman dan tenang,” katanya kepada Sumut Pos, usai menghadiri paripurna di DPRD Medan, Senin (10/7).

Eldin menginstruksikan kepada aparaturnya, mulai dari kepala lingkungan, lurah dan camat untuk proaktif terhadap wilayah kerjanya. Juga bersinergi dengan Babinsa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan ulama agar hal-hal yang bersifat negatif dapat ditangkal dengan cepat. “Kepada warga, bila ada keluhan-keluhan yang dirasa, agar segera menyampaikan langsung kepada aparat pemerintah dan aparat penegak hukum,” katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, kalau semua elemen masyarakat bersinergi dan tidak mudah terpancing isu menyesatkan serta provokasi, Medan akan jauh lebih aman ke depan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/