25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Tangan Diikat, Mulut Dilakban, Mata Ditutup

Pelajar SMK Mengaku Diculik dari Rumah

TEBING TINGGI- Marisa (18) anak kedua pasangan Tukimin dan Wak Pon, Minggu (9/10) sekira pukul 20.00 WIB, diculik dua orang pemuda tak dikenal di rumahnya di Jalan Pulau Sumatera, Gang Swadaya, Lingkungan III, Kelurahan Tualang, Kota Tebing Tinggi.

Keterangan diperoleh wartawan Sumut Pos, Senin (10/10) menyebutkan, saat itu, korban dibawa pelaku dengan tangan diikat, mulut dilakban dan kedua mata ditutup.

Korban semula dibawa ke belakang Pabrik Pengolahan Sawit Rambutan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, dengan menggunakan sepeda motor.

Setelah sampai di belakang pabrik, ternyata sudah menunggu tiga pelaku lain. Disini, korban dipukuli, rambut dijambak dan ditendang pelaku.

Tak mampu menahan sakit, Marisa mencoba meminta tolong kepada temannya melalui telepon seluler, namun pelaku merebut telepon tersebut.

Saat terjadi aksi pemukulan, tiba-tiba melintas teman korban, Kiki Aririski (19) warga Desa Langau, Dusun 10, Paya Lombang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kiki yang dikenal sebagai gadis tomboi ini, datang dengan mengendarai sepeda motor. Anehnya, saat Kiki datang dan membawa Marisa, kelima pelaku penculikan hanya diam saja.

“Aku langsung dibonceng Kiki, nggak tahu dibawah kemana malam itu, terakhir ingat ku sudah berada di dalam kamar rumah si Kiki di Paya Lombang,” kata Marisa mengisahkan saat membuat pengaduan ke Mapolres Tebing Tinggi.
Ironisnya, setelah berhasil melepaskan diri dari kelima kawanan kawanan penculik, di rumah Kiki, korban malah disekap, tak boleh keluar dari kamarnya. Bahkan, Kiki sempat menampar korban karena terus menangis di kamar.
“Kau jangan menangis saja, pokoknya tidak boleh pulang,” kata Marisa menirukan ucapan Kiki yang selalu membentaknya malam itu.

Karena menghilang dari rumah, orangtua korban pun panik. Me reka menghubungi seluruh keluarga memberitahukan tentang peristiwa yang dialami anaknya.

Kerabat korban Hendra dan Darma yang mendapat informasi hilangnya Marisa dari rumah atas laporan kedua orangtuanya, langsung mencari ke rumah teman-teman korban.

“Saat itu kami terpikir, mungkin Marisa dibawa atau di rumah Kiki, karena selama ini mereka akrab berteman,” kata Hendra.

Tanpa pikir panjang, keduanya bergegas menuju rumah Kiki di Desa Paya Lombang, Senin (10/10) sekitar pukul 07.30 WIB dengan mengendarai sepeda motor. Begitu sampai di depan rumah, Kiki yang sedang makan di depan teras langsung kabur melihat kedatangan mereka.

“Begitu kami datang, dia langsung kabur, jadi kami masuk ke dalam rumah dan mendobrak pin tu kamar, ternyata Marisa memang ada di dalam kamar sedang menangis,” kata Hendra dan Darma.

Tak terima anaknya diperlakukan semena-mena, orangtua korban langsung membuat pengaduan ke Mapolres Tebing Tinggi. Keduanya meminta pihak kepolisian untuk menindak pelaku penculikan Marisa.

Kasat Reskrim Polres Tebing Tinggi AKP Lili Astono mengatakan, masih menyelidiki motif penculikan terhadap anak di bawah umur ini, sementara pelaku kawanan penculikan masih dalam pengejaran petugas Mapolres Tebing Tinggi.(mag-3)

Pelajar SMK Mengaku Diculik dari Rumah

TEBING TINGGI- Marisa (18) anak kedua pasangan Tukimin dan Wak Pon, Minggu (9/10) sekira pukul 20.00 WIB, diculik dua orang pemuda tak dikenal di rumahnya di Jalan Pulau Sumatera, Gang Swadaya, Lingkungan III, Kelurahan Tualang, Kota Tebing Tinggi.

Keterangan diperoleh wartawan Sumut Pos, Senin (10/10) menyebutkan, saat itu, korban dibawa pelaku dengan tangan diikat, mulut dilakban dan kedua mata ditutup.

Korban semula dibawa ke belakang Pabrik Pengolahan Sawit Rambutan, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, dengan menggunakan sepeda motor.

Setelah sampai di belakang pabrik, ternyata sudah menunggu tiga pelaku lain. Disini, korban dipukuli, rambut dijambak dan ditendang pelaku.

Tak mampu menahan sakit, Marisa mencoba meminta tolong kepada temannya melalui telepon seluler, namun pelaku merebut telepon tersebut.

Saat terjadi aksi pemukulan, tiba-tiba melintas teman korban, Kiki Aririski (19) warga Desa Langau, Dusun 10, Paya Lombang, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Kiki yang dikenal sebagai gadis tomboi ini, datang dengan mengendarai sepeda motor. Anehnya, saat Kiki datang dan membawa Marisa, kelima pelaku penculikan hanya diam saja.

“Aku langsung dibonceng Kiki, nggak tahu dibawah kemana malam itu, terakhir ingat ku sudah berada di dalam kamar rumah si Kiki di Paya Lombang,” kata Marisa mengisahkan saat membuat pengaduan ke Mapolres Tebing Tinggi.
Ironisnya, setelah berhasil melepaskan diri dari kelima kawanan kawanan penculik, di rumah Kiki, korban malah disekap, tak boleh keluar dari kamarnya. Bahkan, Kiki sempat menampar korban karena terus menangis di kamar.
“Kau jangan menangis saja, pokoknya tidak boleh pulang,” kata Marisa menirukan ucapan Kiki yang selalu membentaknya malam itu.

Karena menghilang dari rumah, orangtua korban pun panik. Me reka menghubungi seluruh keluarga memberitahukan tentang peristiwa yang dialami anaknya.

Kerabat korban Hendra dan Darma yang mendapat informasi hilangnya Marisa dari rumah atas laporan kedua orangtuanya, langsung mencari ke rumah teman-teman korban.

“Saat itu kami terpikir, mungkin Marisa dibawa atau di rumah Kiki, karena selama ini mereka akrab berteman,” kata Hendra.

Tanpa pikir panjang, keduanya bergegas menuju rumah Kiki di Desa Paya Lombang, Senin (10/10) sekitar pukul 07.30 WIB dengan mengendarai sepeda motor. Begitu sampai di depan rumah, Kiki yang sedang makan di depan teras langsung kabur melihat kedatangan mereka.

“Begitu kami datang, dia langsung kabur, jadi kami masuk ke dalam rumah dan mendobrak pin tu kamar, ternyata Marisa memang ada di dalam kamar sedang menangis,” kata Hendra dan Darma.

Tak terima anaknya diperlakukan semena-mena, orangtua korban langsung membuat pengaduan ke Mapolres Tebing Tinggi. Keduanya meminta pihak kepolisian untuk menindak pelaku penculikan Marisa.

Kasat Reskrim Polres Tebing Tinggi AKP Lili Astono mengatakan, masih menyelidiki motif penculikan terhadap anak di bawah umur ini, sementara pelaku kawanan penculikan masih dalam pengejaran petugas Mapolres Tebing Tinggi.(mag-3)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/