28 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Pesawat Kecil Takut Terbang dari Kualanamu

Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).
Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Debu vulkanik dari hasil erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo hingga kini masih mengancam penerbangan di Kualanamu Internasional Aiport (KNIA). Setidaknya, pesawat kecil jenis Cessna C208B Grand Caravan yang mampu menampung penumpang maksimal 12 orang belum berani terbang pada Jumat (10/10) pagi.

Jasirin selaku Manager Airport Duty PT Angkasa Pura (AP) II kepada Sumut Pos mengungkapkan meski kemarin pagi debu vulkanik tak lagi menutupi KNIA, namun diakuinya beberapa pesawat kecil masih belum berani take-off. Ia juga mengatakan sekitar pukul 05.45 WIB pagi, Lion Air (JT 210) tujuan Jakarta berhasil terbang dari Bandara Kualanamu.

“Untuk hari ini (kemarin, Red) debu vulkanik sudah bersih. Tadi saja ada penerbangan pertama yang sudah berangkat. Sebenarnya debu vulkanik sudah tidak lagi menyebar,” ujar dia.

Lebih jauh, mantan Manager Security PT AP II itu mengatakan beberapa maskapai yang menggunakan pesawat kecil masih membatalkan penerbangannya. Dirincikannya, Susi Air yang memiliki 5 penerbangan itu menyatakan tidak ada penerbangan pada Jumat (10/10) pagi. “Mereka mungkin masih takut dari erupsi Gunung Sinabung. Kan mereka juga menghitung risiko, setiap maskapai berbeda-beda cara menghitung keamanannya,” kata dia sembari menambahkan jarak pandang di KNIA dapat dikatakan normal.

Pantauan Sumut Pos, sejak pukul 08.00 WIB pagi masih tampak partikel sisa-sisa debu vulkanik. Bahkan, sore harinya runway (landasan pacu) di depan Gedung Terminal Cargo lini 1 masih terlihat jelas debu abu vulkanik. Hal tersebut terlihat saat pesawat Boeing 777 (pesawat haji) mendarat di runway Bandara Kualanamu.

Desi, Staff Forecaster Bandara Kualanamu mengakui bahwa sisa-sisa partikel debu vulkanik masih berterbangan di kawasan bandara. Namun menurut dia, hal tersebut belum bisa dikatakan mengganggu penerbangan. Saat ini, arah angin masih sama seperti hari sebelumnya yakni bergerak dari arah Barat ke Timur yang lebih condong ke Bandara Kualanamu dengan kecepatan angin berada di angka 9 Knot atau setara dengan 18 Km/jam.

“Kalau untuk sekarang visibility (jarak pandang) itu normal yaitu mencapai 4.000 meter. Kalau untuk awan sekarang ini berkabut kering tidak basah dan debu vulkanik juga masih ada sisa dari kemaren juga,” jelasnya.

Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).
Penerbangan dari Bandara Kualanamu terganggu akibat erupsi Gunung Sinabung. Pesawat kecil takut terbang, Jumat (10/10/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Debu vulkanik dari hasil erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo hingga kini masih mengancam penerbangan di Kualanamu Internasional Aiport (KNIA). Setidaknya, pesawat kecil jenis Cessna C208B Grand Caravan yang mampu menampung penumpang maksimal 12 orang belum berani terbang pada Jumat (10/10) pagi.

Jasirin selaku Manager Airport Duty PT Angkasa Pura (AP) II kepada Sumut Pos mengungkapkan meski kemarin pagi debu vulkanik tak lagi menutupi KNIA, namun diakuinya beberapa pesawat kecil masih belum berani take-off. Ia juga mengatakan sekitar pukul 05.45 WIB pagi, Lion Air (JT 210) tujuan Jakarta berhasil terbang dari Bandara Kualanamu.

“Untuk hari ini (kemarin, Red) debu vulkanik sudah bersih. Tadi saja ada penerbangan pertama yang sudah berangkat. Sebenarnya debu vulkanik sudah tidak lagi menyebar,” ujar dia.

Lebih jauh, mantan Manager Security PT AP II itu mengatakan beberapa maskapai yang menggunakan pesawat kecil masih membatalkan penerbangannya. Dirincikannya, Susi Air yang memiliki 5 penerbangan itu menyatakan tidak ada penerbangan pada Jumat (10/10) pagi. “Mereka mungkin masih takut dari erupsi Gunung Sinabung. Kan mereka juga menghitung risiko, setiap maskapai berbeda-beda cara menghitung keamanannya,” kata dia sembari menambahkan jarak pandang di KNIA dapat dikatakan normal.

Pantauan Sumut Pos, sejak pukul 08.00 WIB pagi masih tampak partikel sisa-sisa debu vulkanik. Bahkan, sore harinya runway (landasan pacu) di depan Gedung Terminal Cargo lini 1 masih terlihat jelas debu abu vulkanik. Hal tersebut terlihat saat pesawat Boeing 777 (pesawat haji) mendarat di runway Bandara Kualanamu.

Desi, Staff Forecaster Bandara Kualanamu mengakui bahwa sisa-sisa partikel debu vulkanik masih berterbangan di kawasan bandara. Namun menurut dia, hal tersebut belum bisa dikatakan mengganggu penerbangan. Saat ini, arah angin masih sama seperti hari sebelumnya yakni bergerak dari arah Barat ke Timur yang lebih condong ke Bandara Kualanamu dengan kecepatan angin berada di angka 9 Knot atau setara dengan 18 Km/jam.

“Kalau untuk sekarang visibility (jarak pandang) itu normal yaitu mencapai 4.000 meter. Kalau untuk awan sekarang ini berkabut kering tidak basah dan debu vulkanik juga masih ada sisa dari kemaren juga,” jelasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/