RAMPAH, SUMUTPOS.CO – Banjir yang terjadi di Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, memakan korban, Rabu (10/10/2018). Seorang balita bernama Salsabila Nadhifa (1,5) tewas setelah tenggelam di dalam air yang menggenangi rumahnya.
Kepala Desa Sei Rampah, Munajat, menuturkan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu, ibunya, Misrawati, sedang mengayun korban di dapur rumah. Setelah korban tertidur, sang ibu pergi mengantar anaknya yang lain naik becak.
Saat Misrawati pulang ke rumah, ia tidak menemukan korban di ayunan. Ia bertanya ke kakek korban, apakah ada mengangkat korban dari ayunan. Dijawab tidak ada. Lalu keduanya mencari-cari. Korban pun ditemukan tenggelam di ruang tengah rumah, yang memang tengah direndam banjir setinggi 80 cm.
“Korban ini belum bisa jalan dan baru bisa merangkak. Setelah ditemukan itu kami bawa langsung ke Puskesmas Pangkalan Budiman, dan kemudian kami bawa ke RS Sultan Sulaiman. Menurut aku sih sudah saat di dalam rumah itu sudah meninggal, cuma dokterlah yang memastikan baru kami tahu,” kata Munajat.
Salsabila merupakan anak kedua dari Irwan Efendi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak. “Tadi setelah shalat Ashar, korban langsung dikebumikan. Kalau banjir kawasan desa ini baru sejak Selasa malam mulainya. Ini kejadian pertamalah ada warga kami yang meninggal karena banjir,” kata Munajat. (kps)
RAMPAH, SUMUTPOS.CO – Banjir yang terjadi di Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, memakan korban, Rabu (10/10/2018). Seorang balita bernama Salsabila Nadhifa (1,5) tewas setelah tenggelam di dalam air yang menggenangi rumahnya.
Kepala Desa Sei Rampah, Munajat, menuturkan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 08.30 WIB. Saat itu, ibunya, Misrawati, sedang mengayun korban di dapur rumah. Setelah korban tertidur, sang ibu pergi mengantar anaknya yang lain naik becak.
Saat Misrawati pulang ke rumah, ia tidak menemukan korban di ayunan. Ia bertanya ke kakek korban, apakah ada mengangkat korban dari ayunan. Dijawab tidak ada. Lalu keduanya mencari-cari. Korban pun ditemukan tenggelam di ruang tengah rumah, yang memang tengah direndam banjir setinggi 80 cm.
“Korban ini belum bisa jalan dan baru bisa merangkak. Setelah ditemukan itu kami bawa langsung ke Puskesmas Pangkalan Budiman, dan kemudian kami bawa ke RS Sultan Sulaiman. Menurut aku sih sudah saat di dalam rumah itu sudah meninggal, cuma dokterlah yang memastikan baru kami tahu,” kata Munajat.
Salsabila merupakan anak kedua dari Irwan Efendi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak. “Tadi setelah shalat Ashar, korban langsung dikebumikan. Kalau banjir kawasan desa ini baru sejak Selasa malam mulainya. Ini kejadian pertamalah ada warga kami yang meninggal karena banjir,” kata Munajat. (kps)