29 C
Medan
Friday, December 5, 2025

Butuh Biaya Rp130 Juta untuk Pemulangan Jenazah Warga Langkat, Keluarga Buka Donasi

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Keluarga Almarhum Argo Prasetyo, akhirnya mendapat kabar baik dari Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Jenazah yang masih tertahan di luar negeri itu, akhirnya dapat dipulangkan ke Tanah Air. Namun, keluarga harus merogoh kocek yang cukup dalam.

“Sudah ada jawaban dari Pak Ichwan, dari pihak KBRI. Saya juga sudah menanyakan soal biaya, diperkirakan kurang lebih biayanya 8.500 Dollar, jika dirupiahkan sekitar Rp130 juta,” ungkap Adik Argo, Ega Prasetya, Jumat (10/10).

Uang 8.500 Dollar itu diketahui Ega usai berkomunikasi dengan petugas yang menyimpan atau mengawetkan jenazah Argo.

“Saya menanyakan langsung dari rumah duka tempat penyimpanan jenazah almarhum Bang Argo,” bebernya.
Mendengar uang sebesar itu, Ega menyebutkan, keluarga masih tengah berupaya mengumpulkan.

“Jujur, itu uang yang sangat banyak dan ini kami juga sudah membuka donasi. Semoga ada orang-orang baik di luar sana yang membantu kami, agar mempercepat proses pemulangan Almarhum Bang Argo,” harapnya.

Argo Prasetyo berangkat kerja ke Kamboja tanpa pamit kepada keluarga pada April 2024. Awal tiba menginjakkan kaki di Kamboja, lajang berusia 25 tahun itu, masih berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air. Sebelum bekerja di Kamboja, sulung dari empat bersaudara itu, bekerja pada satu retail modern.

Kondisi Argo kritis sebelum meninggal dunia, diketahui keluarga melalui postingan media sosial yang diunggah oleh warga negara Vietnam, Senin, 29 September 2025. Dalam postingan itu, almarhum yang berdomisili di Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, diduga dianiaya dan kemudian ditelantarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah.

Mengetahui kabar itu, Ega pun melakukan komunikasi intensif dengan warga negara Vietnam tersebut, meski terkendala bahasa yang harus dilakukan terjemahan. Dalam obrolan mereka, terungkap Almarhum Argo sudah mendapat perawatan medis selama empat hari di Rumah Sakit Syavrieng Provincial Hospital.

Artinya, postingan yang diunggah itu sudah beberapa hari berselang, dan Argo kemudian dilarikan ke rumah sakit. Tapi nasib berkata lain, Argo mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 30 September. (ted/saz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Keluarga Almarhum Argo Prasetyo, akhirnya mendapat kabar baik dari Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kamboja. Jenazah yang masih tertahan di luar negeri itu, akhirnya dapat dipulangkan ke Tanah Air. Namun, keluarga harus merogoh kocek yang cukup dalam.

“Sudah ada jawaban dari Pak Ichwan, dari pihak KBRI. Saya juga sudah menanyakan soal biaya, diperkirakan kurang lebih biayanya 8.500 Dollar, jika dirupiahkan sekitar Rp130 juta,” ungkap Adik Argo, Ega Prasetya, Jumat (10/10).

Uang 8.500 Dollar itu diketahui Ega usai berkomunikasi dengan petugas yang menyimpan atau mengawetkan jenazah Argo.

“Saya menanyakan langsung dari rumah duka tempat penyimpanan jenazah almarhum Bang Argo,” bebernya.
Mendengar uang sebesar itu, Ega menyebutkan, keluarga masih tengah berupaya mengumpulkan.

“Jujur, itu uang yang sangat banyak dan ini kami juga sudah membuka donasi. Semoga ada orang-orang baik di luar sana yang membantu kami, agar mempercepat proses pemulangan Almarhum Bang Argo,” harapnya.

Argo Prasetyo berangkat kerja ke Kamboja tanpa pamit kepada keluarga pada April 2024. Awal tiba menginjakkan kaki di Kamboja, lajang berusia 25 tahun itu, masih berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air. Sebelum bekerja di Kamboja, sulung dari empat bersaudara itu, bekerja pada satu retail modern.

Kondisi Argo kritis sebelum meninggal dunia, diketahui keluarga melalui postingan media sosial yang diunggah oleh warga negara Vietnam, Senin, 29 September 2025. Dalam postingan itu, almarhum yang berdomisili di Desa Karang Rejo, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, diduga dianiaya dan kemudian ditelantarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah.

Mengetahui kabar itu, Ega pun melakukan komunikasi intensif dengan warga negara Vietnam tersebut, meski terkendala bahasa yang harus dilakukan terjemahan. Dalam obrolan mereka, terungkap Almarhum Argo sudah mendapat perawatan medis selama empat hari di Rumah Sakit Syavrieng Provincial Hospital.

Artinya, postingan yang diunggah itu sudah beberapa hari berselang, dan Argo kemudian dilarikan ke rumah sakit. Tapi nasib berkata lain, Argo mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa, 30 September. (ted/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru