30.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

6 Penambang Masih Tertimbun

Hari ke-6 Pascalongsor di Gunung Sarahan

MADINA-Pascalongsor,  enam penambang yang terdeteksi tertimbun di Gunung Sarahan belum berhasil dievakuasi di hari keenam. Menurut Basarnas, keseluruhan korban tertimbun di kedalaman 170 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Rispan Zulyardi, kepada Metro Tagabsel, Minggu (10/2) mengatakan, tim Basarnas sebanyak 10 orang itu dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina masih berada di lokasi kejadian. Mereka berusaha mengevakuasi korban dari reruntuhan tambang emas  yang longsor.
“Sampai sekarang Tim Basarnas dibantu petugas kita serta masyarakat masih berada di lokasi dan terus berupaya untuk mengevakuasi korban, kita tunggu dulu hasilnya,” kata Rispan.

Dikatakan Rispan, tim Basarnas sekarang berjumlah 10 orang dari sebelumnya hanya 6 orang, begitu juga dengan peralatan yang dimiliki sudah sesuai dan lengkap.

“Awalnya mereka enam orang, tetapi melihat kondisi lubang tambang yang runtuh dengan kedalaman mencapai 170 meter, akhirnya mereka memperoleh penambahan personel enam orang dan peralatan yang lengkap,” ucapnya.

Dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedural (SOP), Tim Basarnas akan mengevakuasi korban selama tujuh hari. Jika belum berhasil akan dilakukan koordinasi kembali apakah akan terus dilanjutkan proses evakuasi atau hal lain. “Sesuai SOP, Basarnas akan bekerja sampai besok (hari ini),” tambahnya.
Sebelumnya, Kabag Humas Pemkab Madina Arbiuddin S Harahap dihubungi melalui telepon selulernya, menyebutkan, laporan terakhir yang mereka terima dari tim Basarnas yang diterjunkan ke lokasi, terdapat enam korban yang terdeteksi masih berada di dalam tambang yang longsor.

Sementara Zulhan Rangkuti (30), adik dari salah satu korban yang tertimbun Zulhannan Rangkuti (33) yang ditemui di Gunung Sarahan, belum lama ini, menyebutkan,  keluarganya masih berharap bisa melihat wajah salah satu anggota keluarganya yang tertimbun longsor tersebut.

“Kami sekeluarga sudah berada di lokasi ini sejak Selasa pagi. Kami cuma berharap bisa melihat wajah korban untuk terakhir kalinya. Kami ingin memakamkan abang kami itu secara layak.  Ibu juga seperti itu, ibu masih ingin melihat wajah abangku yang tertimbun,” ujarnya.

Sebelumnya, lubang tambang emas tanpa izin di Gunung Sarahan, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing natal (Madina) longsor, Senin (4/2) sekitar pukul 23.58 WIB. Informasi sementara, satu orang tewas sedangkan penambang lainnya masih tertimbun dan belum berhasil dievakuasi.
Penambang yang tewas tersebut adalah Henra Lubis alias Landong. Pria berusia 35 tahun ini tercatat sebagai warga desa Hutapadang, Kecamatan Hutabargot, Madina. Landong berhasil dievakuasi dari dalam lubang oleh penambang  lain yang selamat.

Informasi dihimpun dari warga, Landong ditemukan tak lama setelah lubang longsor.  Saat menyelamatkan Landong, para penambang itu mengaku masih mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam.

Seorang penambang yang enggan namanya dipublikasi menyebutkan, saat itu, sekitar seratusan penambang  masuk ke dalam lubang yang kedalamannya mencapai 170 meter.  Lubang tersebut sudah lama ditinggalkan penambang. Karena masih banyak mengandung biji emas, para penambang masuk dari lubang yang lain. (wan/smg)

Hari ke-6 Pascalongsor di Gunung Sarahan

MADINA-Pascalongsor,  enam penambang yang terdeteksi tertimbun di Gunung Sarahan belum berhasil dievakuasi di hari keenam. Menurut Basarnas, keseluruhan korban tertimbun di kedalaman 170 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mandailingnatal (Madina), Rispan Zulyardi, kepada Metro Tagabsel, Minggu (10/2) mengatakan, tim Basarnas sebanyak 10 orang itu dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madina masih berada di lokasi kejadian. Mereka berusaha mengevakuasi korban dari reruntuhan tambang emas  yang longsor.
“Sampai sekarang Tim Basarnas dibantu petugas kita serta masyarakat masih berada di lokasi dan terus berupaya untuk mengevakuasi korban, kita tunggu dulu hasilnya,” kata Rispan.

Dikatakan Rispan, tim Basarnas sekarang berjumlah 10 orang dari sebelumnya hanya 6 orang, begitu juga dengan peralatan yang dimiliki sudah sesuai dan lengkap.

“Awalnya mereka enam orang, tetapi melihat kondisi lubang tambang yang runtuh dengan kedalaman mencapai 170 meter, akhirnya mereka memperoleh penambahan personel enam orang dan peralatan yang lengkap,” ucapnya.

Dan sesuai dengan Standar Operasional Prosedural (SOP), Tim Basarnas akan mengevakuasi korban selama tujuh hari. Jika belum berhasil akan dilakukan koordinasi kembali apakah akan terus dilanjutkan proses evakuasi atau hal lain. “Sesuai SOP, Basarnas akan bekerja sampai besok (hari ini),” tambahnya.
Sebelumnya, Kabag Humas Pemkab Madina Arbiuddin S Harahap dihubungi melalui telepon selulernya, menyebutkan, laporan terakhir yang mereka terima dari tim Basarnas yang diterjunkan ke lokasi, terdapat enam korban yang terdeteksi masih berada di dalam tambang yang longsor.

Sementara Zulhan Rangkuti (30), adik dari salah satu korban yang tertimbun Zulhannan Rangkuti (33) yang ditemui di Gunung Sarahan, belum lama ini, menyebutkan,  keluarganya masih berharap bisa melihat wajah salah satu anggota keluarganya yang tertimbun longsor tersebut.

“Kami sekeluarga sudah berada di lokasi ini sejak Selasa pagi. Kami cuma berharap bisa melihat wajah korban untuk terakhir kalinya. Kami ingin memakamkan abang kami itu secara layak.  Ibu juga seperti itu, ibu masih ingin melihat wajah abangku yang tertimbun,” ujarnya.

Sebelumnya, lubang tambang emas tanpa izin di Gunung Sarahan, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing natal (Madina) longsor, Senin (4/2) sekitar pukul 23.58 WIB. Informasi sementara, satu orang tewas sedangkan penambang lainnya masih tertimbun dan belum berhasil dievakuasi.
Penambang yang tewas tersebut adalah Henra Lubis alias Landong. Pria berusia 35 tahun ini tercatat sebagai warga desa Hutapadang, Kecamatan Hutabargot, Madina. Landong berhasil dievakuasi dari dalam lubang oleh penambang  lain yang selamat.

Informasi dihimpun dari warga, Landong ditemukan tak lama setelah lubang longsor.  Saat menyelamatkan Landong, para penambang itu mengaku masih mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam.

Seorang penambang yang enggan namanya dipublikasi menyebutkan, saat itu, sekitar seratusan penambang  masuk ke dalam lubang yang kedalamannya mencapai 170 meter.  Lubang tersebut sudah lama ditinggalkan penambang. Karena masih banyak mengandung biji emas, para penambang masuk dari lubang yang lain. (wan/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/